webnovel

Wanita Murahan

Tidak jauh dari kamar Grizelle terdengar suara samar-samar seorang pria dan wanita sedang bicara. Grizelle yang tadi hendak tidur, kini dia tidak dapat memejamkan matanya kembali. Karena dia sedikit mengenal suara wanita yang barusan dia dengar.

"Sepertinya aku mengenal suara itu, siapa ya?" Grizelle berpikir keras mengenai suara wanita yang sedang bicara dengan Verrell di ruang tamu. Grizelle ingin tahu siapa sebenarnya yang sudah datang, namun dia merasa tidak enak untuk keluar. Alhasil, dia turut mendengarkan percakapan Verrel dan wanita itu saja dari dalam kamarnya.

"Verrell ganteng, kita 'kan temenan sudah lama. Aku boleh tidak bicara sesuatu dengan kamu."

"Bicara saja?" Jawab Verrell dengan tenang.

"Aku lagi butuh uang, kamu 'kan banyak uangnya. Boleh tidak aku pinjam."

"Untuk apa?"

"Untuk shopping, ke salon, kebutuhan kuliah aku, dan lainnya."

"Oh, berapa yang kamu butuhkan?" Jawaban enteng seorang sultan, tentu buat siapa saja yang mendengar akan bahagia karena dengan mudahnya mendapatkan uang dari pria tampan yang dermawan.

"Jadi beneran kamu mau pinjamkan aku uang?" Tanyanya kembali dengan senyum sumringah. Tidak lupa merayu sejak tadi dengan bergelantung di bahu Verrell. Namun Verrell tetap bersikap tenang.

"Sebut saja!"

"100 juta, Rell. Boleh 'kan?"

Ekspresi Verrell sedikit terkejut dengan nominal yang disebut temannya itu. Begitu juga dengan Grizelle, dia syok mendengar nominal yang katanya untuk shopping dan keperluan lainnya itu. Semakin lama, Grizelle semakin penasaran dengan wanita yang samar-samar suaranya sedikit dikenali itu. Akhirnya, Grizelle sedikit membuka pintu kamar untuk melihat siapa di luar. Namun posisi wanita itu tepat membelakangi kamar Grizelle, sehingga Griz tidak dapat melihat jelas siapa wanita itu.

"Hah, siapa sih? Buat penasaran saja. Aku kok lupa sih, siapa ya? Kayak tidak asing lagi suaranya." Grizelle masih berusaha keras untuk mengingatnya.

Beralih ke Verrell dan wanita itu yang masih berbincang di luar.

"Kamu yakin untuk pinjam uang sebesar itu?"

"Yakin Verrell, boleh ya sayang!" Wanita itu sesekali memainkan tangannya di dagu Verrell bermaksud untuk merayu. Grizelle yang melihat itu bergidik jijik.

"Memangnya kamu mau bayar dengan apa? Setahu aku, kamu tidak kerja. Lalu bagaimana kamu bisa bayar hutang kamu?"

"Oh, kalau soal itu nyicil boleh ya? Janji deh nanti aku cicil." Jelasnya lirih sembari merayu.

"Cicil?" Verrell mengerutkan keningnya.

"Em, kalau tidak aku mau kok tidur sama kamu. Mau berapa kali, sampai kamu puas."

Lagi-lagi Verrell mengerutkan keningnya melihat sosok temannya yang genit terus berusaha merayu dirinya. Hanya demi uang, dia rela memberikan tubuhnya. Hal itu sangat tidak di sukai Verrell. Meski Verrell terbilang anak yang nakal, namun jika melihat perihal ini dia sangat tidak menyukai.

"Tunggu-tunggu! Kamu bilang, kita teman 'kan? Lalu kamu kenapa berani lakukan itu hanya demi uang?"

"Karena aku butuh, aku juga tahu kamu suka main wanita. Jadi tidak masalah bukan jika aku menawarkan hal itu."

"Sebentar, duduk lah." Verrell menawarkan duduk untuk wanita itu. Ketika duduk di sebuah kursi, Grizelle sontak kaget melihat wajah wanita itu yang kini tampak lebih jelas.

"Astaga! Bukannya itu Novia!" Ya, Novia adalah teman kampusnya. Yang di mana, Novia yang selalu tampil modis, seperti orang kaya, juga sering menghina Grizelle sewaktu di kampus. Ternyata dia lebih hina dari Grizelle.

"Griz," panggil Verrell memanggil Grizelle. Grizelle kebingungan apa yang harus dia lakukan. Jika dia keluar, tentu akan bertemu dengan Novia. Jelas nanti dia akan menjadi bahan olokan lagi. Namun, panggilan Verrell adalah perintah dari majikan. Lagi-lagi, Grizelle di buat berpikir keras untuk melakukan setiap kegiatannya. Berkali-kali Verrell memanggil Grizelle namun tidak ada jawaban. Sedangkan Novia di luar, juga mengerutkan keningnya ketika mendengar nama Griz di sebut. Namun dia tidak peduli perihal nama, mungkin saja itu nama orang lain. Wajar saja 'kan jika nama banyak yang sama.

Tak tak tak...

Suara sendal yang di pakai Verrell terdengar berjalan untuk menghampiri Griz.

"Duh, mampus aku!"

Grizelle langsung lari kekasur dan menutup tubuhnya dengan selimut. Dia pura-pura tidur sewaktu Verrell memanggil. Ketika Verrell masuk ke dalam kamar, Grizelle sudah berada di kasur dengan berselimutkan selimut tebal.

"Hei, Grizelle. Kamu kenapa? Di panggil kok tidak menyahut. Harusnya sekali saja kamu di panggil sudah berada di depanku." Ucapnya sedikit kesal. Grizelle pun perlahan membuka mata dan mengucek matanya.

"Tidak lihat apa aku sedang tidur begini,"

Dengan cepat pula, Verrell membuka selimut yang di kenakan Grizelle. Sehingga membuat dia teriak.

"Hei, kamu! Jangan lancang." Ucapnya keras.

"Apa ini? Tidur jam segini dan menggunakan sendal di atas kasur?" Verrell menunjukkan jam masih jam 10 pagi, dan kaki Grizelle masih menggunakan sendal. Dia ketahuan kalau sedang berbohong.

"Hehe, Maaf!" Ucap Grizelle merasa tidak enak.

Beralih ke Novia yang semakin penasaran ketika mendengar suara Griz, akhirnya dia ikut masuk ke dalam kamar Grizelle.

"Grizelle?" Novia menyebut nama Griz sembari senyum tipis dan mengerutkan keningnya.

Grizelle hanya diam, sedangkan Verrell terheran melihat mereka ternyata sudah saling kenal.

"Kalian kenal?" Tanya Verrell.

"Kenapa tidak! Dia teman aku sekampus. Sejurusan malahan." Ucap Novia. Griz semakin diam, dan tahu pasti Novia akan mengejeknya kembali.

"Haha, dasar murahan ya! Aku baru tahu, kalau kamu juga ada di sini. Ternyata jual diri lagi ya? Sama Om yang kemarin belum cukup? Sekarang malah dengan teman aku. Haha! Dasar murahan?"

"Apa maksud kamu, Novia?" Tanya Verrell semakin penasaran tentang Grizelle yang baru di ungkapkan langsung oleh Novia.

"Verrell, asal kamu tahu ya? Dia ini kerjaannya jual diri. Kemarin sama Om-om, sekarang sama kamu. Bahkan nanti dia setelah lulus mau menikah dengan Om-om itu kabarnya. Kok kamu mau sih bayar wanita murahan kayak dia?"

"Cukup, Novia. Dia bukan jual diri di sini. Dia hanya pelayanku. Tadi aku panggil dia untuk ambilkan uang yang akan kamu pinjam. Tapi kamu malah menghina dia. Justru di sini yang murahan itu kamu. Barusan kamu sendiri juga menawarkan diri kamu untuk aku tidurin bukan?"

Novia sejenak terdiam menahan malu, karena memang kenyataannya dia sudah menawarkan diri tadi pada Verrell. Grizelle sedikit mendapatkan pembelaan di sini. Dia merasa puas, karena tidak perlu menjawab ucapan Novia, justru Verrell sendiri lah yang menolongnya.

"Ini bukan pertama kali kamu pinjam uang denganku, ini sudah beberapa kali. Dan kali ini, aku tidak menginginkan diri kamu untuk membayar hutang kamu. Justru aku ingin memberikan kamu pekerjaan untuk membayarnya. Meski aku pria nakal, aku juga pilih-pilih soal pasangan. Lagi pula, Grizelle terlihat lebih baik daripada kamu."

"Memangnya kamu ingin berikan aku pekerjaan apa?"