webnovel

3. Pertemuan Klise dengan Seorang Gadis

Misi—seperti namanya, itu ada fitur Grup Chat untuk memberikan misi kepada para anggotanya.

Misi dibagi menjadi dua bagian; misi dunia dan misi personal.

Misi dunia umumnya akan dilakukan oleh sebagian atau seluruh anggota Grup Chat di dunia berbeda. Dunia yang dimaksudkan bisa saja dunia salah satu anggota atau dunia yang benar-benar tidak mereka ketahui.

Sementara misi personal lebih bebas. Ini adalah misi pribadi yang bisa dilakukan oleh masing-masing anggota untuk mendapatkan poin tambahan.

Misi personal khususnya lebih mudah untuk dilakukan, dan umumnya berhubungan dengan kehidupan setiap anggota.

[Shuuka]: Aku sudah membaca haris besarnya, tapi aku lebih tertarin dengan misi dunia.

[Ryuu]: Ke dunia lain ya ..., lalu bagaimana dengan dunia asal kita? Bukankah akan aneh jika kita menghilang dari dunia asal untuk beberapa waktu?

Ryuu khawatir dengan hal ini. Tentu saja, jika misi yang dilakukan di dunia lain hanya beberapa hari, hal itu tidak akan menjadi masalah.

Tapi, baginya yang sering melalukan misi untuk menjaga perdamaian serta mencari anggota Evilis, Ryuu tahu ada beberapa misi yang tidak bisa diselesaikan dalan waktu singkat.

Mungkin saja butuh waktu berbulan-bulan atau mungkin beberapa tahun?

Jika anggota Familia serta orang-orang di dunianya tahu dia menghilang begitu saja untuk waktu yang lama, bukanlah itu sebuah masalah?

[Izumi]: Sepertinya kau tidak perlu khawatir tentang itu. Lagipula ada penjelasan lain jika waktu di dunia asal akan berhenti saat kita pergi menjalankan misi.

[Ryuu]: Begitukah? Syukurlah ....

Di dunianya, Ryuu menghela nafas lega. Itu artinya dia tidak perlu mengkhawatirkan hal ini lagi sekarang.

[Rias]: Tapi aku penasaran, kapan kita bisa pergi menjalankan misi?

Rias merasa sangat bersemangat untuk menjalankan misi. Bagaimanapun, dia membutuhkan kekuatan, dan kekuatan bisa ia dapatkan jika dia membelinya dari toko, atau mendapatkan hadiah dari menyelesaikan misi dunia.

Hanya saja, hadiah dari misi dunia relativ acak, dan dia tidak tahu apakah dia akan mendapatkan kekuatan yang bagus dan kuat atau malah sebaliknya.

Jadi, kemungkinan paling aman adalah mengumpulkan cukup poin untuk membeli kekuatan dari toko sistem. Dengan begitu, dia tidak perlu khawatir dengan kekuatan hasil gacha yang didapatkan dati menyelesaikan misi dunia.

Hanya saja, harga kekuatan di toko sistem sangat malah.

'Beberapa ribu poin sepertinya tidak akan terkumpul dalam waktu lama ....'

Ada beberapa tipe "kekuatan" yang dimaksud di sini; Energi sihir—Mana, Chakra, Ki, atau yang lainnya. Lalu Psikis, Sihir, Skill dan banyak lainnya.

Rias bahkan pernah melihat ada sesuatu seperti sihir milik Kakak laki-lakinya. Jika dia bisa membeli itu, bukankah dia bisa menjadi sekuat Kakak laki-lakinya?!

Hanya saja, harganya bukan hanya beberapa juta poin, tapi miliaran poin .....

******

"Ugh ..., ini pasti tidak akan mudah ...."

Rias hanya bisa menghela nafas saat dia memikirkan hal itu.

******

[Ikki]: Kurasa tidak akan terjadi dalam waktu dekat, 'kan? Lagipula, kita baru saja bergabung dengan Grup Chat. Seharusnya mungkin 1-2 bulan lagi?

[Izumi]: Ikki benar. Lagipula, meski kalian memiliki kekuatan untuk bisa menjalankan misi dengan mudah, bagaimana denganku? Hei, aku hanya manusia normal di sini!

[Rias]: Fufufu~ Tenang saja, Izumi-kun, aku pasti akan melindungi jika terjadi sesuatu padamu.

[Shuuka]: Mn, aku juga akan melakukan hal yang sama!

[Ryuu]: Aku tidak yakin, tapi aku juga tidak akan membiarkan teman-temanku terluka.

Meski Ryuu bukanlah tipe gadis yang menyukai lawan jenis, tapi tak bisa dipungkiri jika dia sangat peduli dengan teman-temannya.

Meski dia belum pernah bertemu dengan anggota lain Grup Chat, tapi dia sudah menganggap mereka sebagai temannya hanya dengan beberapa interaksi singkat diantara mereka.

[Ikki]: Yah, meskipun aku mungkin tidak kuat, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin!

Meskipun Ikki mungkin Blazer paling lemah dari yang terlemah, tapi kekuatanya lebih kuat daripada manusia normal seperti Izumi.

Jadi, Ikki cukup percaya diri jika itu hanya melindungi Izumi dari bahaya.

[Izumi]: Hentikan ..., kalian malah membuatku semakin depresi ....

Mereka tertawa setelah mendengar pesan yang dikirim Izumi.

Menatap layar ponselnya, Izumi tidak sadar jika waktu berlalu begitu cepat, dan dia hampir terlambat untuk pergi ke sekolah hari ini.

[Izumi]: Aku akan offline, aku harus pergi sekolah.

[Rias]: Oh, benar juga. Aku juga harus pergi sekolah.

[Ryuu]: Tunggu! Bukankah kau Iblis? Apa Iblis memang pergi pergi ke sekolah?

Ryuu terlihat bingung setelah membaca pesan Rias.

Apakah memang Iblis harus pergi ke sekolah? Dia mungkin tidak tahu seperti apa Iblis itu, tapi yang dia tahu, Iblis tidak perlu pergi ke sekolah seperti manusia, 'kan?

[Rias]: Tentu saja tidak. Tapi sekolah adalah basis utamaku di wilayahku. Nah, anggap saja ini sebagai formalitas.

Rias tidak pernah benar-benar belajar saat di sekolah. Lagipula, semua materi yang diajarkan padanya di sekolah sudah ia pelajari sejak kecil, jadi itu tidak ada gunanya padanya.

Dia pergi ke sekolah hanyalah sebuah fasad untuk menunda pertunangannya hingga ia lulus. Selain itu, dia bersama dengan Sona, adalah pengawas Kota Kuoh, sementara Sona bertugas mengawasi saat siang hari, dia bertugas pada malam hari bersama anggota peeragenya.

[Ikki]: Kalau begitu aku juga akan pergi. Aku juga harus pergi ke sekolah.

[Shuuka]: Apa semua anggota di Grup ini masih sekolah?

Shuuka terlihat terkejut, meski dia masih muda dan berusia 16 tahun, tapi dia putus sekolah. Jadi, melihat semua orang pergi ke sekolah entah kenapa membuatnya merasa iri.

Bagaimanapun, keputusannya untuk putus sekolah juga bukan tanpa hal yang mendasar.

Meskipun, ini akan diungkapkan di lain waktu.

[Ryuu]: Mn, sebenarnya aku juga tidak bersekolah. Lagipula aku seorang petualang.

Ryuu mungkin adalah satu-satunya anggota di Grup ini yang merupakan Non-Manusia.

Dirinya adalah seorang Elf, dan juga dia seorang petualang dari dunia fantasy. Jadi, dia tidak terlalu paham dengan kebiasaan orang lain di Grup yang dunia mereka cukup mirip satu sama lain.

Hal ini membuatnya sedikit iri. Lagipula, ada beberapa percakapan dimana dia sama sekali tidak mengerti dan hanya bisa diam saja.

******

Mengabaikan percakapan lain diantara mereka, Izumi menaruh ponselnya saat dia pergi mandi.

Dari ingatan Izumi, dia seharusnya seorang siswa menengah kelas 2 saat ini. Yang mana itu berarti butuh waktu satu tahun sebelum dia bertemu dengan sang Heroin.

Meski begitu, Izumi masih merasa aneh sejak dia tidak bisa mengingat apa-apa selain dia adalah seorang reinkarnator dan Anime Horimiya, yanh saat ini menjadi dunia keduanya.

"Yah, aku juga tidak terlalu peduli."

Izumi mengangkat bahunya dan berkata acuh tak acuh.

Sejak dia menjadi Izumi, dia tidak lagi peduli dengan hal-hal yang dikhawatirkan Izumi di animenya.

Lagipula, kenapa kau malah berpenampilan seperti Otaku dan mengasingkan diri? Padahal, kau memiliki wajah yang tampan dan kenapa kau malah menyembunyikannya?

Karena itulah, Izumi tidak berniat menjadi Izumi yang dulu. Dia akan merubah dirinya mulai saat ini.

Selesai mandi, Izumi langsung pergi mengganti pakaiannya. Seragam sekolahnya secara alami tidak jauh berbeda dari sekolah lain pada umumnya; ini perpaduan antara kemeja putih dan celana panjang.

Di beberapa kondisi, dia bisa saja memakai sweater sekolah berwarna kecoklatan. Dan yah, dia memang akan memakainya, apalagi ketika tato di tubuhnya bisa dilihat begitu jelas saat dia hanya memakai kemeja.

Sementara penampilannya tidak jauh berbeda, Izumi alih-alih membuat rambutnya menutupi sebagain wajah dan telinganya, dia mengikatnya menjadi ekor kuda kecil, sementara beberapa helai dia biarkan menggantung di wajahnya.

Dia tidak mengenalan kacamata dan hanya melepas tindikannya agar tidak terlalu mencolok.

Lagipula, dia bisa terkenal masalah jika ada yang sadar dia memakai tindikan dan tato di tubuhnya.

*****

"Oh, Izumi. Kau sudah ..., bangun?"

Miyamura Iori, Ibu Izumi, bingung saat dia melihat penampilan anaknya di pagi hari.

Izumi yang biasanya akan menggenakan serangan musim dingin untuk pergi ke sekolah, tidak peduli meskipun saat itu adalah musim panas.

Penampilannya sangat tertutup dan dia memancarkan aura "jangan dekati aku" di sekelilingnya.

Tapi, apa yang dilihatnya saat ini membuatnya sedikit terkejut dan merasa bingung.

Alih-alih menggenakan pakaian yang lebih tertutup, Izumi tampil normal seperti dirinya yang sehari-hari.

Dia mengikat rambutnya alih-alih membiarkannya tergerai begitu saja, sementara dia tidak menggunakan tindikannya, lubang bekas tindikannya bisa dilihat dengan jelas.

Lagipula, Izumi memiliki masing-masing 4 tindikan di telinganya, dan satu di bibir serta di lidahnya. Jadi akan sangat mencolok tidak peduli Izumi melepasnya atau tidak.

"Ada apa?"

Izumi menatap Iori dengan bingung. Apakah Iori sudah sadar jika dia bukan Izumi yang asli? Seharusnya tidak, 'kan?

"Tidak ..., tidak apa-apa ...."

Iori menggelengkan kepalanya, dia tidak berpikir banyak dan hanya mengira anaknya mungkin sudah menemukan sesuatu yang penting baginya, dan ingin berubah.

Nah, jika begitu maka itu hal yang bagus dan harus dirayakan.

"Cepat sarapan, dan jangan lupa untuk pergi ke Toko setelah sekolah." Iori mengingatkan.

Dia membuka toko kue, dimana biasanya Izumi akan membantu di saat-saat tertentu, seperti saat dia sedang luang sepulang sekolah atau saat akhir pekan.

Ior sudah terbiasa dengan itu, lagipula dia berniat membiarkan Izumi mewarisi bisnisnya, dan akan sangat bagus jika Izumi bisa terbiasa sejak awal. Jadi, dia tidak akan kerepotan di masa depan nanti.

"Mn, aku mengerti."

Izumi mengangguk dan mulai memakan makanannnya.

*******

"Aku pergi."

Begitu Izumi menyelesaikan sarapannya, dia bergegas untuk pergi ke sekolahnya.

Meskipun ini adalah pertama kalinya dia di dunia ini, tapi anehnya dia bisa mengingat setiap detail dan bahkan apa yang seharusnya ia lakukan.

'Ini berkat ingatan Izumi yang asli.'

Dia cukup beruntung ingatan Izumi yang asli tidak hilang dari ingatannya, jadi dia tidak kesulitan untuk masalah seperti letak sekolah, kelas atau hal lainnya.

Sesaat setelah Izumi membuka pintu, dia langsung berlari tanpa menoleh untuk memastikan ada seseorang di sekitarnya atau tidak.

Alhasil, karena terlalu terburu-buru, dia menabrak seseorang sesaat dia keluar dari Apartemennya.

"—aduh!"

Orang yang ditabrak Izumi terjatuh, saat dia memegangi kepaalnya yang sebelumnya saling berbenturan dengan kepala Izumi.

"Ah, maaf, aku tidak melihat tadi."

"Ti-Tidak ..., aku juga yang harus disalahkan."

Mendengar permintaan maaf Izumi, gadis itu segera menggelengkan kepalanya.

"Kau bisa berdiri?" Izumi bertanya sambil mengulurkan tangannya, mencoba membantu gadis itu bangun.

"Terima kasih."

Gadis itu tidak menolak, menerima tangan Izumi saat dia bangkit.

Setelah berdiri dengan benar, dia akhirnya bisa melihat penampilan Izumi dengan jelas.

Matanya berkedip beberapa kali saat dia menatap Izumi.

Apakah dia pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya?

"Ah, maafkan aku. Biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Miyamura Izumi. Dan aku tinggal di sini." Katanya sambil menujuk ke kamar Apartemen 704 miliknya.

Gadis itu berkedip beberapa kali, menatap kamar Apartemen Izumi sebelum akhirnya memperkenalkan dirinya, "Namaku Shiina Mahiru. Sekali lagi maaf atas sebelumnya."

"Tidak perlu! Lagipula aku sebelumnya yang salah." Izumi segela menggerakkan tangannya, merasa tidak enak dengan permintaan maaf Mahiru.

"Ngomong-ngomong, Shiina-san? Seragam itu ..., kau juga dari SMA Katagiri?"

Izumi baru menyadarinya, tapi dia sekilas ingat jika seragam yang dikenakan Mahiru mirip dengan seragam sekolah putri SMA Katagiri miliknya.

"Ah, ya." Mahiru mengangguk, tapi dia akhirnya menyarari sesuatu, "tunggu, juga?"

Tatapannya mengarah ke Izumi untuk konfirmasi.

Izumi mengangguk, "Ya, aku juga sekolah di SMA Katagiri. Kelas 1-1 tepatnya."

"Begitu, aku tidak menyangka akan ada orang yang satu sekolah denganku di apartemen ini dan aku tidak menyadarinya. Aku dari kelas 1-5."

Mahiru menghembuskan nafas. Sudah satu tahun sejak dia tinggal di apartemen ini, tapi dia tidak menyadari akan ada tetangganya merupakan murid dari sekolah yang sama seperti dirinya.

"Yah, tidak heran. Lagipula aku jarang keluar, dan lebih sering berada di toko Ibuku untuk membantu di sana."

Karena kebiasaannya dulu, dia jarang bersosialisasi dan lebih sering menghabiskan waktu di kamar atau di toko kue Ibunya. Jadi tidak aneh jika Mahiru tidak mengenalnya.

Di sekolah juga dia seperti seorang kutu buku yang tertutup, dan hampir tidak ada yang mengenalnya, bahkan teman satu kelasnya sendiri.

"Begitu, kurasa itu masuk akal." Mahiru mengangguk kepalanya diam-diam, meski begitu dia tidak terlalu terganggu dengan hal ini.

"Mau berjalan bersama ke sekolah? Atau mungkin kau akan pergi dengan orang lain?"

"Ah, tidak. Aku sedang tidak menunggu siapa-siapa. Tentu, kita bisa berjalan bersama."

Mahiru merasa tidak enak menolak ajakannya, alhasil dia menerimanya. Lagipula, ini hanya berjalan bersama, dan tidak akan terjadi apa-apa padanya saa yang di tengah jalan, 'kan?

Lagipula, sekolah mereka cukup dekat dan hanya butuh beberapa menit berjalan kaki untuk bisa sampai. Dan dia akan merasa tidak enak pada Izumi yang sudah mengajaknya, apalagi keduanya sama-sama akan pergi ke sekolah pada waktu yang sama.

下一章