Tepat saat itu, pintu ruang gawat darurat terbuka.
Mo Rao dan Lin Wen segera maju ke depan.
"Bagaimana keadaan Lin Qun?"
"Bagaimana dengan kakak saya?"
Keduanya bertanya bersamaan.
Dokter itu menghela napas. "Cederanya di kepala sangat serius. Meskipun dia menjalani operasi tepat waktu, semuanya masih tergantung pada tindak lanjut. Alangkah baiknya jika dia bangun dalam tiga hari. Jika tidak, sulit untuk dikatakan. Lin Wen, kamu sendiri seorang perawat. Kamu harus mengerti apa yang saya maksud."
Wajah Lin Wen memucat. "Saya mengerti. Terima kasih, Dokter Dong."
Dokter Dong menghiburnya, "Sama-sama. Jangan khawatir, Lin Wen. Rumah sakit kami akan berusaha sebaik mungkin untuk mengobati saudaramu."
"Ya, terima kasih." Lin Wen mengangguk dengan kuat.
Ketika mendengar kata-kata ini, mata Mo Rao yang semerah darah perlahan-lahan terbakar dengan kemarahan. Dia menggenggam tinjunya dan diam-diam berpaling untuk pergi.
Lin Wen berteriak, "Mo Rao, kamu mau kemana?"
Tetapi Mo Rao tidak menjawab. Hatinya dipenuhi dengan kebencian.
Dia masuk ke dalam lift dengan tubuhnya yang penuh darah. Ekspresinya sangat gelap. Banyak orang terkejut olehnya dan tidak berani mendekatinya.
Setelah sampai di bagian rawat inap, Mo Rao langsung menuju ke sebuah kamar.
Dia mengambil napas dalam-dalam dan mendorong pintunya terbuka!
Ketika melihat Mo Rao muncul di pintu, Fu Ying terkejut. "Mo Rao?"
Dia bagaikan binatang kecil yang marah dan dipenuhi darah, dan wajahnya dipenuhi dengan kebencian.
Fu Ying berjalan mendekat dan mengerutkan dahi. Dia ingin bertanya apa yang terjadi.
"Pergi!" Mo Rao mendorong Fu Ying dengan gila-gilaan. "Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!"
Ekspresi Fu Ying menjadi gelap. "Mo Rao, apa lagi yang ingin kamu lakukan?"
Qu Ru terbaring lemah dan kelihatan menyedihkan di atas tempat tidur rumah sakit. "Mo Rao, saya tahu kamu tidak ingin bercerai dengan Fu Ying. Kamu tidak rela, tapi Fu Ying sudah berjanji akan memberimu kompensasi yang banyak. Jangan terlalu tamak."
Alangkah munafiknya!
Mo Rao berjalan ke tempat tidur, meraih pisau buah, dan menempatkannya di leher Qu Ru.
Tindakan ini sangat menakuti Qu Ru sehingga dia tidak berani bergerak.
Fu Ying menjadi gugup. "Mo Rao, apa yang kamu lakukan?!"
"Jika kamu mendekat, aku akan membuatmu merasakan bagaimana rasanya terpisah dari kekasihmu!" Mo Rao menggertakkan giginya.
Fu Ying langsung berhenti. Dia tidak tahu apa yang salah dengannya. "Letakkan pisau itu!"
"Kenapa aku harus melepaskannya? Hak apa yang kamu miliki untuk memerintahku?" Mo Rao sudah dibutakan oleh kebencian. "Sekarang, Lin Qun koma karena aku. Semua ini karena dia!"
"Fu Ying, aku sudah setuju dengan perceraian. Tidak ada alasan bagimu untuk mencari seseorang agar membungkamku. Selain Qu Ru, siapa lagi yang akan membenciku sebanyak itu? Jika bukan karena Lin Qun menahan pipa baja itu untukku, aku yang sekarang mati. Kenapa aku harus meletakkan pisau ini? Aku berharap aku bisa membunuhnya!"
Mo Rao mengeluh histeris, membuat wajah Qu Ru memucat. "Apa omong kosong yang kamu bicarakan? Apa gunanya melakukan ini? Kamu sudah setuju untuk bercerai dengan Fu Ying. Aku tidak perlu melakukan ini!"
"Tapi kita belum bercerai. Kamu takut akan ada yang tidak terduga jika kita memperlambat ini, tapi kamu juga takut walaupun kita bercerai, aku masih akan menjadi ancaman. Hanya dengan menghilangkan aku sepenuhnya kamu akan bisa menjadi Nyonya Muda Fu dengan tenang, bukan begitu?" Mo Rao mencibir.
"Kamu punya bukti? Tidak ada musuh lain yang kamu punya selain aku?" Qu Ru memaksa dirinya untuk tetap tenang.
Mo Rao tertawa kecil dan matanya dipenuhi sinisme. "Qu Ru, taukah kamu bahwa selama bertahun-tahun ini, aku dirawat di rumah seperti burung kecil oleh Fu Ying? Dia terlalu melindungiku. Hubungan antarmanusia ku begitu sederhana sehingga hanya ada dia dan beberapa orang dari Keluarga Fu. Bisakah kamu katakan dari mana aku mendapatkan musuh?"
Ketika mendengar ini, pandangan Qu Ru menjadi ganas. Fu Ying sebenarnya melindungi Mo Rao dengan baik?
"Mungkin para pesaing bisnis Fu Ying yang menargetkanmu!" Qu Ru mencari alasan lain.
"Oh, begitu? Tidak banyak mitra bisnis Fu Ying yang tahu tentang keberadaanku. Namun, semua orang tahu bahwa kamu, Qu Ru, adalah cinta tak berbalasnya dan telah kembali ke negeri ini. Bahkan jika mereka ingin balas dendam, mereka harusnya mencarimu." Mo Rao menekan pisau buah di tangannya. "Hanya kamu, Qu Ru, yang menganggap keberadaan ku sebagai penghalang."
Analisis Mo Rao begitu logis sehingga tak ada yang bisa membantahnya.
Qu Ru takut jika Fu Ying akan mempercayai Mo Rao. Dia berteriak ketakutan, "Tidak, itu bukan aku! Fu Ying, tolong aku! Mo Rao gila!"
Fu Ying memiliki ekspresi yang rumit. Setelah mendengar teriakan minta tolong Qu Ru, dia memilih untuk menyelamatkan Qu Ru terlebih dahulu. "Mo Rao, letakkan pisau itu!"
"Oke, aku akan meletakkannya!" Mo Rao benar-benar meletakkan pisau itu. Kemarahan di matanya berubah menjadi keputusasaan yang dalam. "Fu Ying, mari kita selesaikan prosedur perceraian dengan cepat. Aku tidak ingin ada orang di sekitarku yang mendapat masalah gara-gara aku!"