Kerajaan Rubanah Lantai Pertama. 497 A.H.
Kota di bawah tanah. Sebuah kota impian para petualang! Kerajaan Rubanah! Tempat dimana Succubus, Iblis, Manusia, dan segala ras di Tetis berkumpul untuk menjadi yang terdepan dalam balapan menyelesaikan penjara bawah tanah yang dikuasai oleh raja iblis di masa lalu.
Sebanyak Klein ingin mencoba setiap jenis makanan di kerajaan Adela, Klein tidak bisa membuang-buang waktu yang berharga hanya untuk makanan yang bisa dibuat kapanpun. Apalagi, ini menyangkut masa depan hidupnya sendiri.
Walaupun berada di dalam bawah tanah. Kerajaan Rubanah itu sendiri bukanlah tempat yang gelap seperti namanya– "Kerajaan Penjara Bawah Tanah."
Ketika Klein melangkahkan kakinya memasuki penjara bawah tanah itu. Suasana kota yang ramai dapat dilihat secara gamblang. Langit-langit gua berwarna hitam dan gelap, bersamaan dengan banyaknya lampu di setiap bangunan yang ada disana memberikan pemandangan seperti sebuah kota di malam hari.
Klein tidak bisa menahan decakan kagum melihat arsitektur unik dan panorama gua penuh stalakmit dan stalaktit yang menjadi perpaduan tidak biasa.
Sekarang, Klein mencapai negara yang tidak biasa ini. Dia bisa menjalankan rencana selanjutnya sekarang, tapi tugas kali ini akan menjadi sesulit mencari penginapan Loraine di tengah hutan, mengingat negara ini tidaklah kecil dan juga cukup padat dengan petualang.
Apalagi, Klein menyadari jika hari ini dan tahun ini adalah waktu dimana sang Iblis Agung akan kembali bangkit. Untuk itu, acara setiap lima tahun sekali akan dilakukan, yaitu perlombaan untuk menjadi pahlawan yang membunuh Iblis Agung.
Klein melihat setiap brosur dan poster yang ditampilkan di luar setiap toko dan bangunan komersial disana. Mereka menggunakan popularitas dari acara itu untuk menarik pelanggan. Itu cerdas, tapi terlalu banyak yang melakukannya.
Akan sangat bagus jika mereka melakukan inovasi baru untuk membuat acara ini. Tapi mengesampingkan bisnis orang, Klein butuh penginapan untuk beristirahat.
Kebetulan, acara itu akan dimulai lusa, Klein masih punya waktu satu hari untuk beristirahat dan mendaftarkan dirinya dalam perlombaan itu.
"Tuan, apakah kau sedang mencari penginapan?" Suara ceria seperti cicitan dari seorang gadis misterius terdengar di sisi Klein.
Dia melihat ke sisinya dan menemukan seorang gadis Teatan yang mungil, melihat dari postur tubuhnya yang mungil dan hanya setinggi anak-anak.
Ras Teatan hampir mirip seperti manusia, kecuali mereka lebih mungil, rata-rata tinggi Mereka sekitar 130 cm dengan telinga berbulu yang terkulai di sisi kepala mereka. Kebanyakan dari mereka adalah mekanik yang ahli.
Mengingat akan sulit mencari penginapan di hari padat seperti ini, Klein memutuskan membenarkan pertanyaan perempuan Teatan itu. "Benar, aku ingin penginapan yang masih tersisa dan harganya juga masih terjangkau."
"Kalau begitu, kau dengan orang yang tepat! Mohon ikuti aku." Gadis Teatan itu berjalan dengan langkah yang mantap, dengan Klein mengikuti di belakangnya.
Tidak lama keduanya berjalan di jalanan utama, dan sedikit berbelok di gang, mereka akhirnya mencapai di sebuah bangunan yang memiliki arsitektur seperti era-era mesin bergerigi mendominasi. Sebuah arsitektur yang hanya bisa kau temukan di kerajaan Teatan yang juga merupakan tetangga Kanterbury.
"Tuan, aku membawa pelanggan!" Gadis itu berseru ketika dia memasuki bangunan penginapan itu.
Klein memperhatikan sekeliling penginapan. Di konter terdapat seorang laki-laki paruh baya dari ras Teatan sebagai resepsionis.
"Selamat datang di penginapan Gear Ratio. Namaku Ratio, pemilik tempat ini, senang bertemu denganmu, anak muda dari Kanterbury," katanya.
Mata Klein melebar untuk sesaat mendengar ucapannya, tapi menenangkan dirinya dengan cepat. "Bagaimana anda tahu aku dari Kanterbury?"
Mendengar pertanyaan Klein, Ratio, pemilik penginapan itu mendengus dengan bibir yang membentuk senyuman. "Sangat mudah membedakan orang dari Kanterbury dan daerah lainnya, dari pakaian hingga pandangan matamu… ku yakin ini adalah pertama kalinya kau melihat Teatan di kerajaan ini 'kan?"
Klein menggaruk kepalanya dengan malu-malu saat niatnya diketahui. Dia mengangguk. Memang benar, Klein penasaran mengapa Teatan tinggal disini dan bekerja disini. Padahal, Teatan adalah tempat yang lebih cocok untuk seorang insinyur.
"Yah… duduklah dulu." Pria Teatan itu menunjuk pada sebuah kursi kosong di depan konter dan meminta pemuda di hadapannya untuk duduk.
Klein mengangguk dan duduk seperti yang dia katakan. Ratio mulai membuka mulutnya dan berbicara. "Yah… Teatan adalah tempat yang paling ideal bagi seorang insinyur dan itu adalah pengetahuan yang umum. Tapi di saat yang sama, itu juga merupakan kelemahannya. Terlalu banyak saingan disana dan dengan bakat yang biasa-biasa saja, tidak mungkin aku bisa mengalahkan para pemuda yang lebih jenius. Jadi aku memutuskan untuk pergi ke sini, walaupun pada akhirnya aku baru saja menyadari bahwa aku lebih suka menjadi seorang pemilik penginapan daripada seorang mekanik, tapi bukan berarti aku tidak suka."
Klein mengangguk. Sepertinya tidak semua Teatan itu menyukai mekanik sebagai pekerja utama mereka. Ini adalah cerita yang bagus.
'Kalau segalanya sudah selesai, mungkin aku akan menulis buku tentang petualangan dan cerita-cerita di bumi…'
Tapi itu akan tergantung pada masa depan. Perjalanan masih sangat panjang dan ini hanyalah langkah kedua dari keseluruhan proses untuk mendapatkan happy ending.
"Jadi apakah kau hanya akan mendengar cerita atau mau menginap disini?"
"Tentu saja aku akan menginap. Aku akan menginap untuk hari ini dan besok. Dan aku akan membayar sekarang."
"Baiklah."
Klein segera menyelesaikan semua urusan yang dibutuhkan dan pergi ke kamar yang disewa untuk menyimpan barang-barangnya. Kecuali Melusine dan beberapa uang, dia menyimpan semuanya di kamar.
Klein kembali ke meja resepsionis dan bertanya kepada Ratio si pemilik penginapan. "Apakah anda tahu tempat yang cocok untuk dikunjungi turis dan pengunjung yang tidak terlalu jauh dari penginapan ini?"
"Ada beberapa. Biar kucari dulu catatan yang pernah aku buat tentang kerajaan ini." Ratio turun dari kursinya, pergi melalui sebuah pintu sebelum kembali lagi dengan membawa sebuah kertas kecil dengan beberapa tulisan.
"Ini dia." Dia memberikan kertas itu kepada Klein. "Semoga itu cukup jelas untukmu. Aku membuatnya ketika aku baru saja datang kesini. Aku ingat aku mengelilingi setiap wilayah di kerajaan ini saat itu."
Klein membacanya untuk sesaat, itu cukup jelas walaupun memang tidak bisa dibandingkan dengan brosur resmi dari tempat yang ditulis disana.
"Terima kasih."
"Senang membantumu, anak muda."
Klein melangkah keluar dari penginapan Gear Ratio dan berniat untuk mengunjungi tempat pertama yang tertulis di sana.
***
"Ini benar-benar luar biasa." Klein menghela nafas saat dia melihat pemandangan di sekelilingnya.
"… Aku tersesat."
Sebelumnya Klein berniat untuk mencari jalan alternatif yang lebih dekat ke arah penginapan Gear Ratio karena destinasi terakhir yang dia kunjungi sedikit lebih jauh dari yang lain. Namun dia malah tersesat disini.
Namun bukannya menemukan jalan keluar, tempat itu malah membuatnya semakin tersesat entah bagaimana caranya.
"… Apakah ini terhubung dengan jebakan di penjara bawah tanah?" Klein bergumam. Dia menatap ke arah langit, tapi tidak ada sesuatu yang aneh dari itu.
"Benar, aku bisa naik ke atap." Klein menciptakan pijakan dari angin dan mulai melompat dari satu pijakan ke pijakan lain hingga mencapai atas sebuah bangunan.
"…" Dia terdiam.
Seperti dugaannya, dia berada di sebuah labirin. Untungnya, labirin itu tidak punya jebakan di bagian atasnya. Atau jika tidak, akan merepotkan.
Matanya menyapu setiap sisi labirin dengan cermat, mencari pintu yang mungkin untuk menjadi jalan keluar.
"Ketemu." Klein melompat dan menciptakan dorongan dari bawah kakinya, melempar tubuhnya hingga mencapai salah satu dari dua pintu gerbang di labirin itu.
Ketika melewati pintu gerbang itu, Klein menemukan pemandangan jalanan utama dari Kerajaan Rubanah.
Jalanan sudah sepi dan tidak banyak orang terlihat. Tanpa diduga, Klein menemukan sosok orang yang menggunakan sebuah armor yang familiar baginya.
"Craig…? Bukan, itu orang yang lain." Klein bergumam melihat sosok yang mengenakan armor bersama kelompoknya. Dilihat dari perspektif orang luar saja, sudah jelas bahwa orang yang menggunakan armor itu sangat angkuh.
Jika Klein mengingat-ingat sekali lagi, orang itu adalah seorang penipu yang memanfaatkan orang lain sebagai pijakannya menuju ketebaran. Bisa dibilang, pencari perhatian.
"… Entah kenapa aku malah mengingat nama orang tidak penting ini daripada dewi yang terkurung di Heavenhold…" Klein merasa ironis.
Dia ingin melakukan sesuatu, tapi tidak sekarang. Masih ada balapan yang bisa menjadi kesempatan untuk mengungkapkan identitas asli mereka semua.
Tidak sekarang.