Pemuda berbaju hitam itu adalah penguasa Banko. Ayahnya, Hiroshi Takaeda, dan kakaknya, Hanzo Takaeda, keduanya telah tewas di tangan Braydon Neal.
Kedua pemimpin sebelumnya dari Banko dibunuh oleh Braydon.
Bisa dibayangkan, akan menjadi sebuah keajaiban jika Jisho Takaeda bisa merasa senang melihat Braydon.
Pada saat yang sama, pemuda di altar sepenuhnya fokus menyambut nasib nasional yang turun. Dia bahkan tidak peduli bahwa Braydon telah turun di Pulau Fura.
Nasib nasional yang tak terlihat yang meliputi 50 kilometer perlahan turun.
Dia berjarak kurang dari 300 meter dari altar.
Sebuah tekanan tak terlihat dengan tenang menyebar ke seluruh area.
Setiap orang merasakan tekanan yang jelas. Hanya pemuda yang berdiri di altar memiliki semangat juang di matanya.
Dia dianugerahi gelar Raja Garnisun.
Sungguh sebuah kehormatan.
Untuk seorang pemuda, ia mendambakan untuk menjadi terkenal dan melampaui semua teman sebayanya.
Sekarang, semua ini bukan sebuah mimpi.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者