webnovel

XXIV. Chronicles of God's Land – IV

"Hey lihat! Prasastinya punya gambar yang lucu diatasnya! Kubus, tanda sama dengan, ikan, kapak…" Kiana menunjuk ke arah prasasti.

"Bronya akan menjalankan analisis pixel-to-pixel dengan databasenya." Bronya membuka suaranya saat mendekati prasasti.

Sementara Bronya menjalankan tugas analisisnya, Himeko meminta Fu Hua untuk menerjemahkan setiap bentuk di prasasti. "Fu Hua, bisakah kamu menerjemahkannya untuk kita?"

[Ya, Mayor Himeko. Ini adalah naskah Cina kuno. Aku sudah melihat beberapa di perpustakaan pribadi keluargaku.] Fu Hua menjelaskan.

"Bisa kamu membacanya?"

[Aku akan coba, 'Takdir sudah membawamu kesini, aku Shennong, pemimpin suku di China. Temanku Jixuanyuan mengorbankan hidupnya untuk menyegel Chiyou sang monster disini. Hal yang bisa kulakukan hanyalah mengenang prestasinya di prasasti ini'.]

"Shennong? Dia adalah pahlawan yang hidup di zaman yang sama dengan Ji Xuanyuan, kan?" Mei mengeluarkan pendapatnya saat dia mendengar penjelasan dari Fu Hua.

"Ini sudah pasti adalah Nine Realms. Lalu apa selanjutnya?"

[Prasastinya cuma menuliskan sebanyak ini, kuyakin sisanya ada di sebelahnya.]

"Lihat! Elias sudah ada disana!" Kiana berseru saat dia melihat satu-satunya laki-laki disana memandang prasasti dengan tenang.

Elias memperhatikan dengan seksama selama beberapa saat, sebelum dia menutup matanya dan membukanya lalu menghela nafas.

"Apakah kamu bisa membacanya?" Himeko terlihat terkejut saat bertanya kepada laki-laki muda itu.

"Sedikit." Elias menjawab dengan tenang. Dia melirik ke arah rekan-rekannya, sebelum memotret prasasti itu dan mengirimkannya kepada Fu Hua.

Elias membuka komunikasinya dan berkata kepada gadis itu. "Aku sudah mengirimkan gambar prasasti, silahkan diterjemahkan."

[Baik, akan ku periksa. '1 tahun yang lalu, Ji Xuanyuan pergi ke Nine Realms dengan pedangnya dan menyegel Chiyou. Aku ingin menemukan tubuhnya, tetapi tidak mampu menemukan Nine Realms di lautan luas. Jingwei memekik dan berputar diatas sebuah lokasi. Itu adalah nama hewan peliharaannya, yang dinamai setelah nama teman baiknya. Jingwei menunjukkan jalannya tetapi segera meninggal karena kelelahan'.]

"Kisah ini membuatku teringat dengan Sora dirumah…" Kiana berpikir dengan sedih. Sementara Elias berpikir kebingungan. 'Sora? Siapa Sora?'

"Sora? Siapa Sora?" Mei juga penasaran dan menggantikan Elias untuk bertanya.

"Itu adalah kucingku di rumah! Dia punya bulu putih dan ekor emas." Kiana menjelaskan dengan senang saat dia mengingat-ingat masa lalunya.

"Cukup pembicaraan kucingnya anak-anak. Fu Hua, apakah ada lagi?"

[Ada satu… itu tentang Shennong yang menyinggung nama seseorang… ini dia, 'Master Huanglong datang kepadaku beberapa hari kemudian setelah melakukan beberapa pekerjaan, lalu menjelaskan bahwa Master telah memberikan tempat peristirahatan terakhir yang diinginkan oleh Jixuanyuan sendiri'.]

"Huanglong? Namanya sangat agung. Apakah cuma itu?"

[Itu adalah nama dari Naga Emas Surgawi. Dan ya, itu sudah semuanya.]

"Baiklah anak-anak, ayo kita cari prasasti yang lainnya lagi."

"Ketemu, yang terakhir." Himeko segera memotret prasasti dan mengirimkannya ke Fu Hua.

[Ini dia. 'Aku Huanglong, guru sang pahlawan yang telah mengorbankan dirinya. Aku telah menempatkan tubuhnya di tempat yang layak dan senjatanya di suatu tempat disini. Sebagai pengingat untuk peliharaannya, aku menciptakan patung Jingwei untuknya. Dia sangat menyayangi burung itu, bahkan pernah menjadikannya sebagai guling yang membuatku harus menyembuhkan burung itu secara fisik dan mental. Siapapun yang menemukan tempat ini dan ingin mencari pedang dan kekuatannya. Milikilah hati dan pikiran yang kuat pada masa kini, jangan terombang-ambing pada masa lalu dan lihatlah semuanya dengan bangga. Aku yakin, kalian yang memiliki hati yang kuat akan mampu melaluinya bahkan jika bukan orang yang terpilih'.]

Himeko meletakkan tangannya di dagunya membuat pose berpikir, "Ini kisah yang menarik. Huanglong ini… apakah dia benar-benar naga asli? Menurut sejarah yang kutahu, Naga Emas memberikan kekuatan kepada sang Kaisar Kuning… dan disini, rupanya dia adalah muridnya, pantas saja kalau sekarang bilang itu diberi kekuatan[1]. Apakah hanya itu?"

[.... Ya, Mayor Himeko.] Fu Hua membalas setelah jeda beberapa detik.

Himeko agak khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi padanya, tetapi gadis itu tidak lemah sama sekali, jadi Himeko fokus pada misi lagi.

"Pedang dan kekuatannya… kuharap kekuatan itu adalah Stigmata dari Jixuanyuan. Sial… kita tidak bisa memastikannya dengan benar! Bagaimana caranya Huanglong ini melepaskan 'kekuatan Stigmata' dari tubuh manusia yang dirasuki?" Himeko frustasi. Lokasi tubuhnya tidak dijelaskan sementara kata-kata "kekuatan" ini sangat mungkin adalah Stigmata milik Jixuanyuan. Tanpa tubuh yang pastinya memiliki Stigmata, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa selain pedang sekarang. Kesempatan untuk menyembuhkan Himeko juga berkurang.

"Ini adalah pertama kalinya aku melihat Himeko frustasi sampai seperti ini." Kiana berkomentar sekali lagi, sebelum matanya melirik ke arah Mei yang berada dalam pose berpikir kebiasaannya.

Mei berbicara, "Mayor Himeko, dari tulisan yang ada, Huanglong ini mengatakan bahwa siapapun bisa mendapatkannya selama dia punya tekad yang kuat…"

"Benar, aku juga ingin tahu maksudnya."

[Sebenarnya, maksud Huanglong mungkin lebih dalam daripada sekadar tekad yang kuat,] kata Fu Hua sambil berpikir keras. [Dalam tradisi mitologi Shenzhou, naga sering kali melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan yang luar biasa. Mungkin Huanglong ingin menyampaikan pesan bahwa hanya mereka yang memiliki kekuatan dan kebijaksanaan yang sejati yang dapat mengatasi rintangan ini dan memperoleh pedang serta kekuatannya.]

Himeko mendengarkan dengan seksama dan mengangguk. "Jadi, untuk mengatasi ujian ini, kita perlu memiliki hati dan pikiran yang kuat, serta kekuatan sejati yang ada di dalam diri kita. Ini bukan hanya tentang fisik, tetapi juga tentang mental dan spiritual."

"Elias, apa pendapatmu tentang ini?" tanya Himeko pada Elias yang masih memeriksa gambar prasasti.

Elias mengangkat kepalanya dan berpikir sejenak sebelum menjawab, "Menurutku, pesan Huanglong mengandung makna mendalam. Mungkin dia ingin mengatakan bahwa kekuatan sejati tidak hanya berasal dari pedang atau benda fisik lainnya, tetapi juga dari tekad yang kuat, semangat yang tak tergoyahkan, dan tekad untuk melampaui diri sendiri."

Kiana menyentuh dagunya dengan penuh pemikiran. "Jadi, Huanglong ingin mengajarkan kita tentang arti sejati dari kekuatan dan bagaimana menggunakannya dengan bijaksana. Mungkin dia ingin memastikan bahwa hanya mereka yang layak dan memahami makna sejati kekuatan yang dapat memperoleh pedang dan kekuatannya."

"Tapi itu bukanlah sesuatu yang kita butuhkan sekarang." Himeko menggigit kuku ibu jarinya dengan frustasi.

Mei mengangguk setuju. "Sepertinya kita harus mencari tahu lebih lanjut tentang Jingwei dan peran burung itu dalam kisah ini. Mungkin ada petunjuk penting yang dapat membantu kita."

Himeko menghela nafas. "Baiklah, mari kita lanjutkan penelusuran kita dan cari prasasti lainnya. Aku yakin ada lebih banyak petunjuk yang dapat kita temukan."

Tim mereka melanjutkan perjalanan mereka di sekitar area prasasti, mencari tanda-tanda prasasti lain yang mungkin tersembunyi di antara reruntuhan. Mereka berjalan dengan hati-hati, memeriksa setiap batu dan puing-puing dengan seksama.

Setelah beberapa waktu, mereka menemukan prasasti lain yang tertutup oleh semak-semak dan lumut. Himeko segera membersihkan prasasti itu dan memotretnya untuk dikirimkan ke Fu Hua.

"Fu Hua, apa yang tertulis di sini?" tanya Himeko dengan harapan ada petunjuk yang lebih jelas.

Fu Hua membuka pesan dan memperhatikan gambar prasasti tersebut. Setelah beberapa saat, dia menjawab, [Ini cukup pendek. Ada hanya beberapa kata, 'Temukan air tersembunyi'.]

"Air tersembunyi?" tanya Mei bingung. "Apakah itu berarti ada sumber air yang tersembunyi di sekitar sini?"

Himeko berpikir sejenak. "Mungkin itu adalah petunjuk untuk menemukan tempat dimana tubuh Jixuanyuan dan kekuatannya disembunyikan. Kita harus mencari sumber air tersembunyi dan melihat apakah ada sesuatu yang terkait dengan penemuan itu."

Tim mereka melanjutkan pencarian mereka dengan semangat baru, mencari tanda-tanda air tersembunyi di sekitar area prasasti. Mereka menjelajahi setiap sudut, memeriksa sungai, dan mengikuti suara gemericik air.

Setelah beberapa waktu, mereka akhirnya menemukan sebuah gua kecil di dekat tebing. Ketika mereka mendekat, suara gemericik air semakin jelas.

"Ini mungkin sumber air tersembunyi yang dimaksud," kata Kiana sambil menunjuk ke gua itu.

Tanpa ragu, tim mereka memasuki gua dengan hati-hati. Mereka berjalan melalui lorong sempit dan akhirnya mencapai ruang yang lebih luas di dalamnya.

Di tengah ruangan itu, mereka menemukan sebuah kolam kecil dengan air yang jernih dan memancarkan cahaya biru.

"Himeko, inilah sumber air tersembunyi yang dimaksud," kata Mei dengan penuh kekaguman.

Himeko mendekati kolam itu dan merasakan kehadiran yang kuat. "Aku yakin inilah tempat yang dimaksud dalam prasasti. Kita harus melanjutkan penelusuran kita di sekitar sini dan mencari petunjuk selanjutnya."

Tim mereka memeriksa setiap sudut gua dengan seksama, mencari petunjuk apa pun yang dapat membantu mereka melanjutkan perjalanan. Setelah beberapa saat, Kiana menemukan sebuah batu yang terlihat berbeda di salah satu sisi gua.

"Ini mungkin ada hubungannya!" seru Kiana sambil menunjuk ke batu tersebut.

Himeko mendekati batu itu dan memeriksa dengan seksama. Ternyata, di permukaan batu itu ada gambar burung Jingwei.

"Jingwei lagi?" kata Himeko dengan keheranan. "Burung ini terus muncul dalam petunjuk kita. Mungkin ini adalah petunjuk penting yang harus kita ikuti."

Mereka mempelajari batu itu lebih lanjut dan menemukan bahwa ada simbol-simbol tambahan di sekitar gambar burung Jingwei. Setelah menganalisis dan membandingkannya dengan prasasti sebelumnya, mereka menyimpulkan bahwa ini adalah petunjuk tentang arah yang harus mereka ambil selanjutnya.

"Sepertinya kita harus mengikuti jalur yang ditunjukkan oleh simbol-simbol ini," kata Elias sambil menunjuk ke arah tertentu.

Tim mereka melanjutkan perjalanan mereka, mengikuti petunjuk yang mereka temukan di batu tersebut. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke misteri yang tersembunyi di Nine Realms.

Akhirnya! Maafkan aku karena membutuhkan lebih dari tiga minggu untuk menyelesaikannya, aku perlu memikirkan soal ujian yang akan datang dan hari terakhir magangku. Ngomong-ngomong, aku mencoba memakai ChatGPT untuk membantu, apakah kelihatan bagus atau sebaiknya jangan?

[1]: Ini cuma karanganku, jadi jangan jadikan ini sebagai patokan untuk legenda di dunia nyata.

Skarthacreators' thoughts
下一章