webnovel

Chapter 6. latihan pertama !!!

Semua anggota baru klub senshado yang berasal dari kelas 1 sudah berbaris di lapangan depan gedung klub Senshado, semuanya sudah tidak sabar menunggu kedatangan kakak kelas mereka yang akan membimbing mereka dalam latihan pertama mereka. Ajeng dan Rani berbaris di barisan paling depan dekat dengan Susi yang menjadi komandan regu di sisi kanan, disaat yang lain sibuk mengobrol dengan teman di sebelahnya Susi hanya diam dengan posisi istirahat di tempat, Ajeng sangat ingin mengobrol dengannya tapi ia merasa sungkan, Ajeng mencuri pandangan berkali kali ke arah Susi dan setiap kali Susi menoleh ia langsung mengalihkan pandangannya, Susi lama kelamaan merasa tidak nyaman di perhatikan terus oleh teman di sebelahnya memutuskan untuk menyapanya lebih dulu.

"kamu, dari tadi lihat kesini terus" ucap Susi menyadari pandangan Ajeng ke arahnya.

"eehhh, m…maaf" ucap Ajeng terkejut.

"mau ngomong sesuatu kah ?" tanya Susi penasaran.

"ehhh ya, banyak sih sebenarnya" ucap Ajeng mengakui banyak hal yang mau di tanyakan kepada Susi namun ia tidak tahu harus memulai dari mana.

"kalau mau ada yang di tanyakan jangan sungkan sungkan untuk bertanya, kita kan teman se tim, jadi akan lebih baik kalo kita bisa saling akrab dan saling mengenal" ucap Susi dengan tersenyum kecil.

"baik !" Ajeng mengangguk. ia lega, tadinya ia pikir Susi akan bersikap dingin seperti kakaknya namun ternyata ia lebih ramah dan lebih bersahabat daripada kakaknya.

Di tengah obrolan mereka Husodo datang bersama satu orang kakak kelas yang belum mereka kenal. Kakak kelas itu sedikit lebih pendek dari Husodo, dengan rambut hitam yang di ikat dengan ikat rambut dan menggantung ke dada kiri depan.

"selamat siang semua" ucap Husodo menyapa adik adiknya.

"siang kak !" jawab semuanya dengan bersemangat.

"hari ini kakak di temani salah satu anggota lain karena kak Yuliana sedang ada acara pribadi, silahkan perkenalkan diri" ucap Husodo menjelaskan mengapa ia tidak datang dengan Yuliana hari itu.

"selamat siang, nama saya Euis Mulyaningsih, panggil saja saya Euis, saya berasal dari kelas 2A jurusan kuliner dan Sajian tradisional, pangkat saya adalah sebagai Humas dalam klub, posisi saya dalam tank adalah sebagai komandan dan loader" ucap Euis memperkenalkan dirinya.

"Ndoro, apakah anggota hari ini lengkap ?" tanya Husodo ke Susi.

"siap lengkap kak, total ada 25 orang yang datang hari ini" jawab Susi melaporkan jumlah anggota yang datang.

"baiklah karena semua sudah lengkap kita bisa mulai latihan pertama kita" ucap Husodo dengan nada ceria seakan ia sedang mengajar murid sekolah dasar.

"apa kita akan latihan mengendarai tank, atau mengisi peluru, atau latihan membidik ?" ucap Citra dengan menggebu gebu menebak latihan yang akan mereka lakukan.

"tidak, kita akan latihan....baris berbaris" ucap Husodo menyebutkan latihan pertama mereka.

"Susi silahkan pimpin anggotamu lakukan 12 gerakan dasar" ucap Husodo menyerahkan pimpinan kepada Susi.

"pimpinan saya ambil alih !" perintah Susi dengan lantang.

Semua anggota baru itu melakukan 12 gerakan dasar dalam baris berbaris, gerakan gerakan itu antara lain sikap sempurna, istirahat di tempat, hadap kanan dan kiri, hadap serong kanan dan kiri, hormat, lencang depan dan kanan, jalan di tempat, dan berhitung. Beberapa anggota ada yang masih baru dengan hal itu dan cukup kesulitan untuk mengikuti namun Husodo dengan pembawaan cerianya membantu mereka, setelah dilakukan berulang ulang secara konsisten setiap anggota mulai mengingatnya dan dapat mengikuti yang lainnya, setelah 30 menit latihan baris berbaris itupun selesai.

"baiklah sepertinya semua sudah lancar baris berbaris, ini adalah hal dasar yang harus kalian kuasai sebelum kalian dapat menaiki tank" ucap kak Husodo.

"kak, apakah ini ada hubungannya dengan Senshado ?" tanya anggota yang cukup kesulitan mengikuti di tahap awal latihan.

"tentu saja, latihan ini adalah cara untuk melatih kekompakan kalian, bagaimana kalian bergerak sebagai sebuah kesatuan dan berusahan untuk menyamai anggota kalian yang lain, tidak ada yang tertinggal tidak ada yang meninggalkan anggota timnya" ucap Euis menjelaskan tujuan dari latihan pertama mereka, semuanya terkejut mendengar itu, mereka tidak mengira alasannya dapat se penting itu.

"bergerak lambat dalam sebuah kelompok lebih baik daripada bergerak cepat namun tercecer satu sama lain tanpa koordinasi, itu yang pernah di katakan mbak Kartika padaku" ucap Susi membagikan pengetahuan yang ia dapatkan dari kakaknya.

"betul sekali" ucap Euis yang setuju dengan ucapan Susi.

"baiklah, kegiatan outdoor hari ini selesai, sekarang kita masuk kedalam ruangan untuk materi pertama" ucap kak Husodo mengajak adik adiknya untuk melanjutkan kegiatan mereka di dalam gedung klub.

Semua anak kelas satu merasa lega karena kini mereka bisa mendinginkan tubuh mereka di dalam ruang klub yang di lengkapi dengan pendingin udara, mereka mengikuti Husodo dan sampai di ruangan besar yang menjadi museum untuk klub Senshado Nusantara.

"selamat datang di ruang Museum klub Senshado Nusantara" ucap Husodo menyambut adik adiknya ke dalam ruangan khusus itu.

Semua anak kelas satu terkagum melihat banyaknya koleksi yang ada di museum itu, ruang museum itu terlihat tetap bersih dan rapi meski tidak banyak pengunjung yang datang ke tempat itu, Husodo berjalan menuju sebuah kotak kaca yang ada di tengah ruang museum itu, kotak kaca itu terlihat gelap dan terlihat ada sebuah benda di dalamnya.

"semuanya dari benda inilah sejarah Senshado di sekolah ini di mulai" ucap Husodo yang kemudian menyalakan empat lampu yang menerangi kotak kaca itu.

"ini adalah plaktat pendirian klub Senshado Nusantara yang menjadi bagian dari pendirian sekolah Nusantara Girl Highschool" ucap Husodo menjelaskan sejarah dari plaktat itu, plaktat itu terbuat dari perunggu, di atasnya tertulis pernyataan yang dituliskan dengan tinta emas menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia.

"sekolah kapal ini sendiri adalah bekas kapal sekolah dari sekolah rival kita, Van Oranje Academy yang telah mendapatkan kapal sekolah baru dari St Gloriana Middle School, dan mereka memberikan sekolah kapal ini sebagai bentuk reparasi dan bentuk dimulainya persahabatan antar kedua negara kita" lanjut Husodo menjelaskan sejarah dari sekolah kapal mereka, ia menunjukkan foto dari penyerahan kapal itu kepada pemerintah Indonesia dan peresmian kapal itu dengan penggantian nama dan perombakan bagian lingkungan hidup di bagian atasnya.

"pada awalnya Sensado kita menggunakan tank yang tertinggal oleh Van Oranje di gudang Senshado mereka, tank tank itu antara lain Renault FT-17, tank ringan Vickers Carden Lloyd, dan Marmon Herrington, total tank yang tertinggal adalah 12 tank" Husodo berpindah menjelaskan jenis jenis tank yang digunakan pada masa masa awal pembentukan klub Senshado Nusantara, foto foto itu terpajang di beberapa bingkai yang tergantung di dinding.

"meskipun terbatas namun kita berhasil menang dalam pertandingan pertama kita melawan Chi Ha Tan, berkat kemenangan itu Chi Ha Tan akhirnya memberikan beberapa tank nya seperti tipe 94 Te-Ke, tipe 95 Ha-Go, dan tipe 97 Chi-Ha, dengan kekuatan tambahan itu sekolah kitapun mampu bersaing dengan sekolah sekolah lain dalam skala kecil" lanjut Husodo menjelaskan. Husodo kemudian berjalan menuju salah satu tank yang terpajang di dalam museum itu.

"ini adalah tipe 97 Chi-Ha yang menjadi tank komandan di banyak pertempuran di awal masa kedatangannya" ucap Husodo menjelaskan sejarah dari tank pemberian Chi Ha Tan yang sudah purna tugas itu.

"kak Husodo, apa tank itu masih bisa di gunakan ?" tanya Sulis yang berasal dari kelas 1 jurusan kuliner dan sajian tradisional.

"masih, dan setiap tahun kita mengeluarkan tank ini untuk di pajang dalam kegiatan pertukaran budaya dengan Chi Ha Tan Academy, tapi kita sudah tidak menggunakannya untuk Senshado" jawab Husodo.

"ehhh sayang sekali" ucap Sulis.

"padahal Chi Ha Tan sendiri masih menggunakannya" ucap temannya, Nur yang ada di sebelahnya.

"selain itu Meriam nya juga lumayan kuat untuk melawan tank tank Saunders" ucap Citra yang mengakui kehebatan tank itu.

"memang tank ini bagus tapi penggunaannya jadi kurang efisien karena beberapa tank lama yang masih kita gunakan, tank tank lama jadi tidak bisa mengikuti mobilitas tank baru yang kita dapatkan" ucap Euis menjelaskan kekurangan yang di timbulkan akibat kedatangan tank baru asal Chi Ha Tan.

"oleh karena itu beberapa tahun kemudian, ketua senshado saat itu, Dewi Ayu memutuskan untuk merubah hal itu dan beralih menggunakan satu jenis tank, yaitu Stuart" ucap Husodo menjelaskan perubahan yang terjadi pada klub Senshado saat itu.

"Dewi Ayu, mungkin kah?" ucap Rani yang langsung menduga jika nama itu berhubungan dengan keluarga Ayu yang menjadi pemimpin klub Senshado Nusantara selama beberapa tahun.

"ya betul, dia adalah ibu dari tiga bersaudari, Kartika Ayu, Susan Ayu, dan Susi Ayu, semuanya mengikuti jejak ibu mereka dan menorehkan prestasi melalui Senshado" ucap Euis membenarkan dugaan Rani.

"Kanjeng dewi menjual tank tank lama atau mengembalikannya ke Van Oranje, iapun membuat sebuah keputusan dengan Saunders dan St Gloriana yang membuat mereka mau meminjamkan beberapa tank tipe M3 Stuart, M3A1, dan M5A1, juga beberapa M2 untuk tank latih, total saat itu klub Senshado Nusantara memiliki 20 tank yang dapat di operasikan untuk pertandingan" lanjut Husodo menjelaskan bagaimana klub Senshado Nusantara mendapatkan tank tank nya yang terus di gunakan hingga saat ini.

"hasil dari perombakan itu kita berhasil menang dalam beberapa pertandingan persahabatan melawan Saunders dan Pravda, kita juga menang selama 3 tahun berturut-turut atas Chi Ha Tan dan Van Oranje" ucap Euis menyebutkan prestasi yang di raih klubnya berkat perombakan itu.

"hebat, mereka bisa menang melawan Pravda ?" ucap Retno dari kelas 1 jurusan matematika, ia terkejut mendengar sekolahnya bisa menang melawan sekolah besar seperti Pravda yang terkenal dengan tank tank nya yang sulit untuk di kalahkan.

"ya, waktu itu Pravda mengirim anggota cadangan mereka dengan tank tank yang sudah tidak sesuai dengan doktrin baru mereka, tank yang mereka gunakan waktu itu adalah BT-7, T-28, dan T-80, tank terkuat yang mereka gunakan menurut saya adalah T-50" ucap Euis menjelaskan komposisi dari tim Pravda yang berhasil di kalahkan Nusantara.

"berarti dalam hal tank ringan, Stuart lebih baik daripada tank tank Pravda" ucap Nur menarik kesimpulan dari hasil pertandingan itu.

"menurutku masalah nya bukan di jenis tank nya sih, lebih ke bagaimana cara tank itu di gunakan" ucap citra memberikan pendapatnya yang bertentangan dengan kesimpulan Nur.

"betul sekali, meskipun tank ringan tapi jika di jalankan dengan strategi yang baik kita bisa menang melawan siapa saja" ucap Husodo.

"mungkin kedepannya kita akan bisa menang melawan Kuromorimine" ucap Retno dengan percaya diri.

"ehhh kalau itu mungkin mustahil" ucap Susi terlihat heran dengan kepercayaan diri temannya itu.

"benar juga, kita belum pernah mengadakan pertandingan persahabatan dengan Kuromorimine" ucap Husodo menyadari jika sekolahnya belum pernah bertanding dengan sekolah terkenal dengan tema Jerman itu.

"kita tidak punya uang untuk mengundang sekolah sebesar itu" ucap Euis menyadari kemampuan finansial sekolahnya.

"tapi mudah mudahan, suatu saat kita memiliki cukup dana untuk mengundang mereka dalam pertandingan, dan kita akan melihat sejauh mana Senshado Nusantara bisa menghadapi Kuromorimine" ucap Husodo dengan semangat mengharapkan hal itu dapat terjadi.

"kalian harus latihan lebih giat lagi jika ingin bisa menang melawan Kuromorimine, aliran Nishizumi itu sangat kuat loh" ucap Euis memotivasi adik adiknya.

"jangan khawatir kak, kita punya penerus dari aliran Kartika yang terkenal itu , iya kan ?" ucap Rani menjagokan aliran Senshado yang sudah melekat pada nama Nusantara Girl Highschool, aliran Kartika yang di rintis oleh Dewi Ayu dan di turunkan kepada anak anaknya saat ini.

"kenapa jadi membandingkan aliran Senshado yang satu dengan yang lain sih?" ucap Susi bingung.

"ehh tp pasti akan mengagumkan jika aliran Kartika bisa menang melawan aliran Nishizumi yang terkenal itu" ucap Rani yang sangat ingin melihat aliran asal sekolahnya itu menang.

"dalam senshado bukanlah kemenangan yang penting, tapi apa yang kita pelajari dari proses kita meraih kemenangan itu" ucap Susi mengutarakan pendapatnya.

"Senshado bukanlah perang, dan kemenangan bukanlah harga mati yang harus di kejar, tapi kita harus berusaha se maksimal mungkin untuk meraihnya" sahut Husodo menyambung ucapan Susi. Semua anak kelas satu mengangguk mendengar hal itu, mereka akhirnya memahami jika ada yang lebih penting dari sekedar kemenangan.

Mereka melanjutkan materi mereka dan mempelajari dasar dasar dari Senshado dan peraturan yang berlaku di dalamnya, mereka mencatat materi itu di dalam buku catatan mereka yang sudah mereka siapkan. kegiatan berlangsung sampai sore hari dan akhirnya bel sekolah berbunyi menandakan aktivitas di sekolah harus segera selesai dan lingkungan sekolah harus di kosongkan dari para murid.

"Kak, kayaknya sudah waktunya" ucap Euis saat mendengar bunyi bel sekolah.

"ahh benar juga, semuanya waktu kegiatan klub sudah berakhir, silahkan pulang ke rumah masing masing" ucap Husodo memutuskan untuk mengakhiri kegiatan hari itu dan memulangkan adik adiknya.

"baik kak !" jawab semuanya dengan ceria, semua terlihat sangat puas dengan kegiatan pertama mereka hari itu, mereka mendapat banyak pengetahuan tentang klub yang mereka jalani.

Semua anak kelas satu mengucapkan terimakasih kepada Husodo dan Euis untuk pelatihan yang mereka dapat hari itu, mereka juga membungkukkan tubuh mereka sebagai bentuk penghormatan kepada kakak kelasnya, Citra si penggila tank dan sejarah memiliki caranya sendiri untuk memberi penghormatan yaitu dengan gerakan hormat seperti yang ada di kemiliteran, Husodo dan Euis yang melihat itu tersenyum melihat adik kelasnya yang begitu lugu namun sangat bersemangat.

"matur nuwun kanggo dina iki (terimakasih untuk hari), kak Husodo, kak Euis" ucap Euis sambil membungkuk.

"Sami-Sami Ndoro, ati ati ing dalan (hati hati di jalan)" jawab Husodo yang juga ikut membungkuk, setelah Susi meninggalkannya barulah mereka berdua menegakkan tubuhnya kembali.

Ajeng dan Rani menjadi yang terakhir, mereka membungkuk dan mengucapkan terimakasih kepada kedua kakak kelasnya itu.

"terimakasih untuk hari ini" ucap keduanya bersamaan.

"bagaimana Ajeng, kamu bisa mengikuti latihan yang ada di klub ini ?" tanya Husodo memastikan adik kelasnya dapat menyesuaikan diri.

"bisa kak, meskipun cukup sulit awalnya tapi lama kelamaan saya mulai terbiasa !" Jawab Ajeng dengan bersemangat.

"itu baru semangat !" ucap Husodo mengapresiasi semangat adik kelasnya itu.

"kak Husodo, berapa lama lagi sampai kita bisa mencoba menaiki tank ?" tanya Rani yang sudah tidak sabar untuk bisa merasakan berada di dalam tank dalam latihan.

"mungkin 3 bulan dari sekarang, kalau latihan kita bisa berjalan lancar mungkin bisa lebih cepat" jawab Husodo.

"eehhh masih lama banget ternyata" ucap Rani agak kecewa mendengarnya.

"3 bulan itu waktu yang sebentar loh, apalagi kedepannya akan banyak latihan latihan yang menarik" ucap Husodo berusaha menghibur kembali adik kelasnya.

"yang terpenting adalah lakukan latihan dengan serius dan sepenuh hati, kalian tidak akan merasakan berapa waktu yang sudah terlewat" ucap Euis memberikan saran.

"dan juga, jangan lupa bersenang senang, kalian tidak akan merasakan waktu yang terlewat jika kalian bersenang senang dalam melakukan sesuatu" ucap Husodo memberikan saran lain yang lebih ringan.

"baik kak, akan kami coba, terimakasih untuk sarannya" ucap Rani dan Ajeng.

Keduanya meninggalkan gedung klub dan bergegas untuk segera keluar dari komplek sekolah sebelum gerbang sekolah di tutup.

下一章