webnovel

Mysterious Button

奇幻
連載 · 4.6K 流覽
  • 9 章
    內容
  • 評分
  • N/A
    鼎力相助
摘要

Tombol kehancuran dunia berada di depanku dengan janji bahwa aku akan hidup, di sisi lain tombol untuk menyelamatkan dunia berada di sampingnya, namun, aku harus mengorbankan diri untuk menyelamatkan dunia. Apa yang harus aku pilih, keselamatan dunia atau keselamatanku? Jika diberikan pilihan untuk menekan salah satu tombol, kehancuran dunia atau kematian diri sendiri, apa yang akan kamu pilih? Willy adalah seorang budak korporat yang mencintai tetangganya tiba-tiba mengalami fenomena yang sangat aneh saat ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Bersama rekan kerjanya Stella, mereka terjebak pada suatu tempat.

Chapter 1Prolog

Saat aku mulai sadar separuh wajahku menyentuh rerumputan yang lembap, belaian angin menyentuh punggungku membuatku hampir terlelap. Anggota tubuhku rasanya baru saja menyatu kembali, aku tidak tahu kenapa terbaring disini. Perlahan aku membuka mata, buram memandang sekumpulan objek hijau cerah terjela oleh angin, setelah mataku mulai fokus ternyata itu hanyalah himpunan pohon dengan daun yang terayun.

Aku bangun dengan tubuh separuh basah, air yang mengalir menggerayangi kulitku hingga barangsur jatuh ke tanah, aku melihat sekelilingku himpunan pohon mengitari tanah lapang sejauh mata berputar, seluas sebuah stadion. Sentuhan lembut cahaya pagi membuat tubuhku merasa nyaman, aku berjalan di atas rumput halus yang terasa basah. Aku melangkah ke arah tengah dan melihat ada dua bangunan persegi dengan tinggi di atas perut orang dewasa, bangunan itu berwarna putih, lebarnya hanya beberapa kaki. Selagi aku mendekatinya aku melihat ke atas langit dikelilingi pohon-pohon tinggi yang menutupi ujung hanya menampilkan bagian tengahnya saja.

Aku melihat bulan persis berada ditengah dan seakan tidak percaya ada benda langit yang melebihi bulan terhalang oleh pohon sehingga aku hanya dapat melihat setengahnya saja.

Setelah cukup dekat dengan bangunan yang aku tuju, aku melihat ada dua buah tombol pada masing-masing bangunan persegi itu, keduanya berwarna merah mencolok, yang satu dengan simbol perisai dan yang satunya dengan simbol pedang. Aku mendekat mencoba untuk memeriksanya; namun tidak kutemukan pesan apapun yang dapat menjelaskan kedua tombol tersebut. Pikirku, bagaimana jika aku menekannya.

"Selamat datang." Suara misterius.

Saat aku hendak menekannya ada sesuatu yang bersuara dari atas, membuatku tersentak kaget mengurungkan niat untuk menyentuh tombol itu. Menengadah ke atas, tidak kutemukan sumber suara itu hingga membuatku tidak yakin keberadan suara tersebut.

"Jangan takut." Suara itu muncul lagi, kini aku yakin! dia berbicara mengunakan bahasaku. Suara itu bergemuruh dari atas langit.

Aku merinding ketakutan terdiam untuk sejenak; mencoba memberanikan diri lalu bertanya pada suara tak berwujud, "Siapa anda?" Masih banyak yang mengganjal pikiran ku, namun aku perlu tahu terlebih dahulu dengan siapa aku berhadapan.

"Nenek moyang kalian." Balasnya.

Aku bukan tipe orang yang mempercayai takhayul tetapi dengan fenomena yang saat ini sedang terjadi membuatku ragu dengan sudut pandangku. Aku bukan orang yang taat pada Tuhan, tidak pernah kuambil pusing perkara akhirat sementara perutku menjerit meminta makan, aku hanya menghadapi masalah yang terjadi pada hidupku.

"Tempat apa ini?" Saat kulontarkan pertanyaan itu seketika aku merasa takut pada kematian, dengan cara yang misterius pikiranku menganggapnya demikian, kulihat sekelilingku baik itu atmosfer, hutan tempat persembunyian bangsawan dari kerajaan hewan yang geraman-nya berpindah dengan cepat dari telinga kiri sampai ke kanan, atau langitnya yang tidak dapat aku pandang dengan bebas akibat pohon-pohon, menutupi objek bundar yang mirip seperti bola keranjang, sesuatu yang lebih besar.

"Tempat penciptaan adam." Angin berhembus menusuk kulitku yang basah, membuatku bergidik kedinginan, menurut sepengetahuanku Adam itu tercipta di surga, apakah saat ini aku berada di surga, apakah aku mati?.

"Adam yang kami maksud berada dalam diri Anda." Aku dibuat bingung dengan maksud perkataannya.

"Saya tidak mengerti maksud Anda, tombol apa yang ada di depan saya itu?" Aku menunjuk pada tombol merah yang ada di hadapanku.

"Tombol kehancuran Bumi."

你也許也喜歡

L'AMORE NON ESISTE (Tidak Ada Cinta)

"Lo marah karena omongan gue tadi kan? Jawab gue Sheina." Tanya Vincent sambil terus menatap wajah Sheina.       Sheina memberontak dan hendak menjauhkan tubuhnya dari Vincent namun segera ditahan oleh Vincent. Vincent langsung menarik pinggan Sheina agar semakin mendekat dan kini tubuh mereka sudah saling menempel.     "Lep.. Ahhh lepasin kak. Nanti bibik bisa liat." Ucap Sheina berusaha menurunkan tangan Vincent dari pinggannya.     "Gue ngak peduli, yang penting sekarang lo jujur, lo marah karena ucapan gue yang tadi kan?" Vincent kembali bertanya namun tetap tidak ada jawaban dari Sheina.     "Jawab Sheina." Ucap Vincent kali ini dengan suara yang lebih keras dari yang tadi. Sheina yang sudah mulai kesal melihat sikap Vincent langsung memberanikan diri menatap mata Vincent tajam.     "Mau lo apa sih kak? Lo ngapain sih masih deket- deket gue hah? Lo ngapain masih susul gue ke sini. Lo ngak mau kan kalo gue suka sama lo? Iya kan? Dan satu- satunya cara agar gue ngak suka sama lo ya gue ngak sering- sering lagi ketemu sama lo." Jeda Sheina, lalu melepaskan tangan Vincent dengan sepenuh tenaga.     "Lo ngak usah ketemu gue lagi, gue ngak mau ketemu sama lo lagi kak." Ucap Sheina yang membuat Vincent terdiam sejenak.     "Emang harus ya lo jauhin gue? Gue bukan ngak suka kalo lo cinta sama gue, tapi gue cuman ngak mau lo sakit hati Sheina, dan lo ngak harus jauhin gue. Lo harus selalu ada di samping gue, ngak boleh ada orang lain yang jadi pelindung lo selain gue." Ucap Vincent yang membuat Sheina tertawa.     "HAHAHHAAAHAHA, hebat.. hebat.. hebat banget lo kak. Emang lo siapa gue makanya lo bisa ngatur- ngatur gue sampai gue ngak boleh deket sama orang lain selain lo? Emang lo siapa gue hah? Jawab gue, jawab gue Vincent" Teriak Sheina tanpa memanggil Vincent dengan embel- embel kakak lagi, emosi Sheina semakin menjadi- jadi akibat ucapan Vincent tadi.     "Gue emang bukan siapa- siapa lo, tapi lo penting buat gue, dan gue ngak mau kalau lo harus deket sama orang lain selain gue."     "Munafik, brengsek, egois lo bener- bener egois kak. Lo bukan siapa siapa gue tapi lo ngatur- ngatur hidup gue. Urus aja hidup lo, gue bisa urus hidup gue sendiri kok, lo ngak perlu ikut campur sama hidup gue."     "Gue berhak ikut campur sama hidup lo." Ucap Vincent.

Mega_Dream · 奇幻
4.9
160 Chs