webnovel

1. Blonde nyebelin

"Atala Geovano Achelois, kamu dateng terlambat lagi untuk kesekian kalinya".

Atala menoleh, menatap sosok cowok jangkung dengan rambut blonde dan mata sebiru lautan yang sedang mengetukkan pulpennya di atas buku catatan siswa yang datang terlambat. Pagi-pagi bukannya disambut cewek cantik malah disambut orang kek gini.

"telat dikit doang elah, udah ah gua mau masuk" jawab Atala.

saat dirinya ingin masuk ke dalam sekolah, tiba-tiba saja ada tangan yang menariknya. Siapa lagi kalo bukan Riyan, tubuh Atala tak siap dengan tarikan dari Riyan membuatnya hampir saja terjatuh. namun, karena kakinya bisa menyimbangkannya jadilah bokong montoknya tak mencium lantai.

"eh! elo jangan asal narik orang aja ya, anjing! nanti gua jatoh gimana?!" protes Atala.

"saya ga peduli, sekarang kamu harus push up 25 kali".

"demi apapun, astaga blonde sialan. gua cuman telat sedikit doang, kenapa harus dihukum? giliran yang lain kaga, lu gak adil amat ama gua".

sang ketos hanya menatap datar ke arah Atala yang sedang mengelus dadanya, berusaha menenangkan dirinya agar tak marah-marah. Riyan berdecih pelan dan meninggalkan cowok yang sedikit lebih pendek darinya tanpa mengucapkan sepatah apapun.

"SIALAN BLONDE, LU TUH MANUSIA TERNYEBELIN YANG PERNAH ADA".

Atala kembali berjalan menuju kelasnya sambil misuh-misuh, saat berada di depan kelas dengan perasaan kesal Atala membuka pintu kelas tanpa ia sadari sudah ada guru yang mengajar.

semua mata kini tertuju padanya, begitupun dengan sang guru yang menatap kesal ke arah Atala. sepertinya ia akan tau apa yang akan terjadi, guru itu mendekat padanya kemudian menjewer telinganya.

"aduh duh sakit, Bu" ringis Atala.

"kamu ni sudah telat, malah ngedobrak pintu! nanti rusak kamu mau ganti?!".

"mau aja si Bu, duh lepasin kek Bu sakit banget ini".

Bu guru itu melepaskan tangannya dari telinga Atala dan kembali ke depan Papan tulis, kemudian menyuruh Atala untuk kembali ke tempat duduk.

Atala berjalan ke arah kursinya, di sana teman sebangku nya sedang menertawakannya. begitupun dengan temen-temen yang berada di depannya, mereka juga ikut menertawakan dirinya.

Atala duduk di kursinya kemudian menatap tajam ke arah mereka ber3 dengan sekejap mereka ber3 tak lagi tertawa, namun malah terlihat takut. Kalo Atala udah natep tajam, itu artinya dia udah marah banget.

sang guru mulai menjelaskan materi pelajaran nya, dengan fokus Atala memahami semua materi yang disampaikan oleh guru bahasa Indonesia nya itu.

Atala walaupun bandel, dia juga termasuk murid berprestasi di sekolah jadi wajar saja famous.

+-+-+-+-+

"Tala, ayo kantin" ajak salah satu temannya, Jeffry.

"gas, cacing cacing gua udah ngamok nih" jawab Atala dan menghampiri 3 sekawannya itu.

para pemuda itu sedang berjalan menuju ke kantin, dengan candaan di setiap langkahnya pun harus terhenti saat seseorang menghentikan mereka.

"stop, masukkan baju kalian" titahnya.

"aih... lu lagi lu lagi, sumpah dah blonde biarin gua bebas sehari aja, gabisa apa?" cibir Atala.

"kamu bisa bebas kalo nurutin peraturan sekolah, Atala" jawab Riyan.

"kalo nurutin juga bakal ketemu lu lagi".

"berarti lu ama Riyan jodoh, Tal" celetuk teman Atala yang bernama, Bintang.

"anjing maksud lu apa, Tang?" sentak Atala sembari menyentil jidat Bintang.

"duh sakit, Tal" ringisnya.

"sudah ributnya? sekarang masukkan seragam kalian".

Dengan terpaksa, geng Opet harus memasukkan seragamnya daripada mendapatkan ceramahan si blonde ini. Atala terus menatap Riyan dengan raut wajah yang kesal, dia tuh pengen nabok aja wajah gantengnya si Riyan.

"kenapa ngeliatin, saya? wajah saya tampan ya? atau naksir?".

"dih najis amat, cuih udah tuh selesai nih. yuk bro cabut lah, gua laper banget ini".

setelah berkata seperti itu, Atala melenggang pergi meninggalkan Riyan yang masih menatapnya dari tempatnya. Atala tak peduli, yang penting itu perutnya sekarang udah ga tahan sama laper.

dia butuh memberi cacing-cacing perutnya makanan, daripada nanti mati.

Atala dkk sudah sampai di kantin yang cukup ramai, dengan cepat mereka mengambil meja yang berada di pojok. biasalah area kekuasaan mereka tuh meja pojok, jadi mereka harus cepet cepet ngambil daripada di dudukin orang lain. kalo cewek si gapapa kata Atala, pas bilang gitu kepalanya digeplak sama Jeffry.

"sumpah cok, gua setiap hari dibikin pusing ama tuh blonde" cibir Atala.

"ya lu, sapa suruh dateng telat udah gitu tadi ngedobrak pintu lagi" sahut temannya yang satu lagi, Jaiden.

"asli cok, gua tadi dateng telat dikit doang anjing cuman si blonde tuh malah nahan gua di gerbang".

"kayaknya Riyan suka ama lu deh, Tal".

Atala yang mendengar itu langsung menjitak kepalanya si Bintang dengan lemah gemulai a.k.a kencang wkwkwk, Jaiden dan Jeffry ngetawain Bintang yang lagi ngeringis kesakitan.

"mulut lu gua jait ya, ngeselin amat, gua ga homo ya bangsat" kesal Atala.

"utututu anak Papa kesal ya?" ledek Jaiden.

"asli Jai, lu kalo bukan temen gua udah gua ancurin diri lu kali di sini".

"ngeri amat bos, santai lah dirinya hanya berjanda".

"bercanda, Bagong" Jeffry menoyor kepala Jaiden.

"yeilah, tipo dikit".

Mereka terus bercanda hingga akhirnya bel sudah berbunyi menandakan jam istirahat sudah selesai, tapi ada niat busuk yang terpikirkan oleh otak Atala.

"woy, bolos yuk" ajaknya.

"boleh juga tuh" ujar Jaiden.

"yuklah, sesekali bolos tak ape" sambung Bintang.

Jeffry mah ngikut aja, yang penting bareng temen-temen segengan nya. Mereka ber4 kemudian berjalan ke arah belakang sekolah, duduk di sana dengan kursi tua yang menjadi alas untuk duduk.

"Tal, gua dapet info dari markas katanya SMA sebelah mau ngajak ribut njir".

"anjir yang itu?" tanya Atala memastikan.

"iya yang itu" jawab Jeffry.

"gaada kapok kapoknya njing, udah tau kalah mulu" cibir Jaiden.

"sumpah dah demi alek, gua lagi mager ribut" celetuk Bintang yang diangguki sama Atala.

"gua juga lagi mager anjir" sambungnya.

"ya terus gimana? mereka maksa su, kalo ga markas kita bakal diancurin" Jeffry mengangkat satu alisnya dan menatap 3 temannya itu.

"ck, yaudahlah gas aja".

下一章