webnovel

Fyrena

Aiden berjalan langsung ke tempat tidurnya, dengan rasa penuh waspada, berharap saja mahluk-mahluk itu memang benar-benar tidak bisa menembus sihir penghalang, dia percaya pada apa yang di lakukan Marie.

Oh, semoga saja mahluk-mahluk itu memang tidak bisa masuk, sial! jantung ku berdebar kencang! tapi! bantal ku! aku meninggalkannya di rumah tamu.

Tapi aku tidak akan keluar untuk mengambil kembali, tidka mungkin! tidak akan! kalau begitu, tidak apa, aku akan menahan satu malam saja tidur bersama gadis ini tanpa bantal dan menahan rasa takutku pada mahluk-mahluk aneh itu.

"Aiden, sekarang semuanya tertutup, hanya ada kita berdua di sini, oh aku begitu senang!"

"Apa yang akan kamu laku-"

Marie langsung berlari dan melompat ke arahnya di kasur, menabrak dan memeluknya dengan erat.

"Tidak! lepaskan! apa yang kamu lakukan??"

"Aiden, aku sangat ingin menjadikanmu milikku, aku menyukaimu, aku kita menikah."

"Tidak! jangan konyol! aku tidak mau."

Dia melepaskan tubuhnya dari pelukan Marie yang begitu erat. Menjauh sedikit ke bagian lain kasur. Kasur ini cukup besar dengan ukuran tiga meter lebarnya, dan empat meter lebih adalah panjangnya, ini benar-benar luas seharusnya. Kasur ini selama ini selalu nyaman dgunakannya sendiri, tidak sampai pada akhirnya ada orang lain yang harus menempati sebagian tempat ini, membuatnya tersingkirkan.

Dia menjauh sedikit hampir mendekati ujung kasur, dan perlahan kehilangan rasa takut sambil memasuki alam mimpi. Bagaikan berjalan dengan kecepatan cahaya, langsung menembus alam mimpinya.

Tempat yang begitu gelap, dia bertanya-tanya, dimana dia sekarang. Di balik gelapnya tempat ini, Barisan iblis berkepala kambing itu datang lagi dari dalam kegelapan dan membuat dua barusan di kanan dan kiri, membuka sebuah jalan untuk sebuah sosok keluar dari dalam kegelapan. Di penuhi warna hitam dan dua tanduk yang runcing ke atas di kepalanya. Jika di lihat dengan baik, itu adalah sosok wanita, yang seperti berbentuk iblis murni berwarna hitam.

Tampaknya sesuatu yang di lihat di mimpinya kali ini adalah sosok pemimpin setan-setan itu, dia adalah seorang wanita, wajahnya tidak terlihat, semuanya begitu berwarna hitam bagaikan monster. Kuku di setiap jari-jarinya tajam dan terasa seperti kuki yang bisa menghancurkan sebuah bangunan hanya dengan mencakarnya.

Wanita itu maju menuju ke arahnya secara perlahan, semua bagian tubuhnya tiba-tiba terkupas seperti meleleh ke tanah sedikit demi sedikit, dari ujung kaki nya hingga pada akhirnya terlihat sampai di ujung kepalanya.

Ada gadis berambut merah lagi sekarang, tapi itu bukan gadis yang di temuinya di dalam mimpinya sebelumnya, dia mengenal gaya rambut ini dengan jelas, ini adalah Marie. Gadis itu mengangkat tangannya sambil berjalan mendekati nya, itu membuatnya melayang di udara. Tangannya mengeluarkan sebuah pedang hitam yang tipis, namun benar-benar tajam.

Gadis itu akan membunuhnya, melayangkan pedang itu untuk menebas kepalanya secara horizontal. Inilah akhir hidupnya, kemudian dia pedang itu benar-benar hampir membuatnya terbunuh, dia tidak terbunuh karena dia sudah terbangun dari mimpinya. Mimpi yang buruk, rasa takut melihat wajah kambing bermata merah itu sampai terbawa ke alam mimpi dan menciptakan mimpi buruk.

Dia bangun dengan kaget dan jantungnya berdetak kencang. Rasanya seperti ingin lepas, sambil menyentuh leher nya yang dikira akan putus terkena pedang hitam legam itu. Rasanya begitu sesak napas. Ketika pemandangan sebenarnya adalah dia masih berada di atas kasur nya di dan wajahnya yang terbenam di tubuh Marie. Dia merasa sulit lagi untuk tidur kembali. Ada banyak perasaan aneh yang menggangu nya.

Aiden berdiri dari kasurnya, ada kamar mandi di dalam kamar ini, dia membasuh wajahnya disana. Waktu masih tengah malam, dia sulit untuk mencoba tidur sekarang. Pada akhirnya dia masih ingat soal kejadian sebelumya ketika dia di kejar oleh sekelompok setan itu. Dia tidak akan mencoba keluar lagi, sampai hari selanjutnya tiba.

"Apa yang terjadi padaku? kenapa aku begitu lemah??" Ucapnya sambil duduk di meja depan cermin oval.

Dia menyilangkan tangannya dan menempelkan wajahnya pada kedua lengannya, seperti anak sekolah yang benar-benar malas dengan pelajaran sekolahnya, atau seseorang yang menunggu sesuatu terlalu lama.

"Kamu tidak lemah, kamu bukan pecundang."

Suara seseorang yang seperti tidak asing terdengar di dekatnya.

"S-siapa itu??"

Dia kemudian melihat ke belakang pada segala arah kamarnya, tidak ada siapapun disana selain Marie yang tidur di kasur. Pada akhirnya pandangan terakhir adalah cermin di depannya yang membuatnya terkejut melihat wajahnya.

Sesosok laki-laki yang terlihat seperti agak tua darinya. Dia memegang kedua pipi nya ketika orang di cermin itu tidak mengikuti gerakannya.

Kemudian dia mengedipkan matanya dengan sangat cepat dan membuka nya lagi. Pemandangan berubah kembali menjadi dirinya sendiri yang terpantul di cermin.

"Siapa itu tadi?? benar-benar menyerupai diriku."

Dia makin gelisah dengan banyak hal yang meneror dirinya malam ini. Memejamkan matanya lagi untuk sementara, tetapi tidak tertidur, hanya merasa kelelahan sebentar untuk menahan diri sampai pagi.

"Apa yang kamu lakukan?? bukankah kamu ingin keluar dari kamar ini?? kamu bukan pecundang, tapi jiwa mu yang lemah membuat dirimu menjadi bodoh seperti ini."

Kata suara yang pelan, berbisik di telinga kanannya, dia segera membuka matanya tanpa menghadap ke arah manapun, suara itu sangat dekat, terlalu dekat. Di cermin, lelaki itu bukan lagi berada di depannya, namun gambar pantulan cermin menggambarkan dirinya dan seorang lelaki berjubah hitam dan tanduk hitam yang berdiri di belakangnya. Membuatnya tidak berani berbicara, tapi pada akhirnya, dia harus berbicara.

"S-siapa kamu??"

"Aku? aku adalah raja iblis! kamu bahkan tidak menyambutku dengan hormat dan baik, justru malah bertanya dengan nada yang tidak menyenangkan."

"Raja iblis?? k-kamu raja iblis??"

"Tentu saja."

Dia terdiam sementara, melihat raja iblis di belakangnya hampir mirip dengan wajahnya, hanya sedikit rambut yang berbeda. Aura orang ini benar-benar menakutkan, terasa seperti akan membuat jiwa nya lepas dari tubuhnya.

"Bukan maksudku untuk berbicara lancang, tapi wajahmu hampir menyerupai wajahku, aku mengira itu adalah diriku."

"Tcihhh...HH...HAHAHAHAHA!!!"

Dia tertawa dengan keras dan terdengar sampai kemanapun. Marie segera terbangun, Wanda, Eugene. Kedua pelayan ini semua terbangun setelah mendengar tawa yang begitu terdengar jauh sampai membuat rumah ini akan hancur.

Tidak hanya itu, tawa lelaki ini terdengar sampai ke kota, bahkan ke tempat yang tidak di ketahui. Membuat semua orang terbangun dari tidur mereka. Jiwa dan roh yang beristirahat, semua terbangun dari tidurnya. Tawa yang mengguncang segalanya, terdengar sampai ke penjuru dunia iblis tak berujung ini.

"Aiden, suara apa itu???"

Marie terbangun dengan cepat dan bertanya pada Aiden yang sedang duduk di depan meja cermin. Tanpa ada jawaban sekalipun.

"Aku bukanlah dirimu! aku bukan pecundang seperti ini, harusnya kamu juga tidak menjadi lemah seperti ini, bukankah kamu tahu arti tanda pada lehermu itu? itu benar-benar spesial! hanya raja iblis yang bisa menentukan generasi barunya sesuka hati tanpa perlu berkorban di Middle Circle."

"Lalu, darimana datangnya ini??"

"Tentu saja dari raja iblis, yang pastinya, aku tidak memberikan itu padamu, tapi kamu begitu menyedihkan dan payah sekarang, setidaknya aku akan membantumu sedikit melawan rasa lemah ini."

"Ingat lah namaku dengan baik, Fyrena. Seluruh alam iblis bahkan sudah hampir melupakan namaku, hanya satu orang yang harus tetap mengingatku, aku harus tetap ada, aku adalah raja iblis pertama, leluhur para iblis yang menciptakan segalanya di dalam iblis ini."

Ucap lelaki itu sambil memegang kedua pundak Aiden. Seluruh telapak tangannya yang berwarna hitam beserta cahaya ungu menutupi wajah Aiden, membuat rasa sakit tak tertahankan yang bahkan dia tidak bisa bersuara atau berteriak dengan rasa sakit itu, membuatnya bisu. Lelaki yang menyatakan dirinya sebagai raja iblis menghilang dalam cahaya hitam pekat dan ungu yang begitu tebal, seperti di telan oleh cermin ke suatu tempat yang tidak bisa di mengerti.

Aiden terjatuh dari kursi dan terbaring di lantai, ketika rasa sakit itu seperti akan membuatnya mati, bahkan suara nya tidak bisa keluar sesaat bersamaan dengan telapak tangan yang menyentuh wajahnya. Perasaan seperti wajahnya akan hancur berkeping-keping.

"Kemana! kemana dia pergi!! sial! aku hampir mati!"

Marie berlari kepadanya dengan benar-benar tidak tahu apa-apa, dia hanya melihat Aiden berbicara sendiri tanpa ada siapapun disana.

"Aiden, kamu berbicara dengan siapa??"

"Aku bertemu raja iblis, dia menyentuh wajahku, membuatku hampir mati!"

Rasa sakit itu masih terasa, namun tubuh fisiknya sangat kuat, bahkan jika manusia biasa atau iblis biasa merasakan aura kehadiran itu, mereka bisa langsung musnah dalam sekejap tanpa sisa.

"Raja iblis?? tidak mungkin!!"

"Apanya yang tidak mungkin??"

"Raja iblis seharusnya belum pernah menampakan dirinya ke dunia kita, dia hanya melihat segalanya dari tempatnya sendiri."

"Lalu? siapa yang aku lihat?? apakah kamu melihatnya??"

"Tidak, kamu hanya berbicara dengan dirimu sendiri?? katakan siapa itu?? aku akan membunuhnya jika bertemu dengannya, berani-beraninya dia menyentuhmu."

"Seorang lelaki berjubah hitam, dengan tanduk yang melengkung di kepalanya, aku tidak mungkin lupa kejadian barusan, namanya adalah Fyrena."

"Hah?? siapa Fyrena! aku belum pernah mendengar nama raja iblis bernama Fyrena!"

Walau berkata dengan bantahan seperti itu, sebenarnya Marie tidak tahu siapa sosok itu, mengaku di hadapan Aiden sebagai raja iblis. Saat ini dan satu-satunya Raja iblis yang melampaui seluruh alam iblis hanyalah dia. Dia memiliki kekuasaan penuh atas dunia iblis, merasakan apaapun yang terjadi jika dia mau, mengubah realitas dunia iblis bahkan jika dia mau.

Tapi saat ini, tidak mungkin ada orang yang bisa melampaui raja iblis dan menyebutnya raja iblis lagi, siapakah sosok itu?

Dia bertanya-tanya di dalam hatinya, sesuatu yang jahat sepertinya datang ke dunia iblis, entah apa lagi yang akan terjadi di masa depan, tetapi alam iblis bukan alam yang berkuasa sekarang. Masih ada banyak semesta lain di luar sana, tempat-tempat yang tidak di ketahui.

下一章