webnovel

Bab 280 apa ingin yg nyata

di ruang tamu, aku menatap salah satu preman yg sudah bersujud dengan tubuh gemetar.

"organisasi mana?"

"sin..sinyoung..."

"mm" lalu aku menulis sebuah rune di udara dan mengirimnya ke tubuh pria itu yg membuat tubuhnya bergetar untuk sesaat.

"tuan...."

"siapa nama mu"

"Park mori."

"nama yg lucu." lalu aku melemparkan 20 koin emas pada nya.

"tuan ini.." melihat koin emas tergeletak di lantai, park mori menunjukan expresi bingung.

"keluar dari sinyoung dan buat perusahaan body guard mu sendiri." lalu aku melemparkan sebuah gelang di depannya. "gelang itu dapat melindungi mu dari peluru kaliber apa pun, tugas mu adalah melindungi keluarga Seol jihu."

"..." pria itu masih melongo menatap ku.

"apa kamu tidak mau."

"tidak tuan.. aku hanya terkejut menerima semua ini."

"apa itu kurang."

"tidak... tidak... semuanya cukup."

"bagus.. pergilah, lakukan tugasmu dan nikmati hidup mu. jangan berkhianat."

"baik tuan." pria itu buru buru mengumpulkan semua koin emas dan gelang yg ada di lantai, lalu bergegas keluar dari rumah ku.

"apa aku terlihat keren." aku menatap seo yuhui dan seonhwa yg dari tadi hanya terdiam menatap ku.

melihat expresi sombong ku, seo yuhui tertawa kecil sebelum memberikan senyum lembutnya sedangkan seonhwa menatapku dengan expresi yg rumit.

"sangat nyaman bisa menggunakan sihir di bumi." seo yuhui mulai membuka percakapan.

"tergantung pada orangnya, jika dia tidak bisa mengendalikan diri maka dunia akan kacau."

"jadi teknisi jingso bisa mengendalikan diri."

tapi aku segera melambaikan tangan ku. "jangan bicara omong kosong lagi, katakan saja apa tujuan mu"

tapi seo yuhui masih dengan senyum lembut nya. "apa kamu membenci ku karena mimpi mu"

aku menggelengkan kepala ku, lalu menatap seonhwa untuk sesaat. "hal hal seperti itu sebaiknya tidak di dengar oleh orang lain."

"seonhwa adalah teman baik ku, jadi kamu tidak perlu khawatir."

"terserah." aku menunjukan expresi tak berdaya. "dari mimpi ku aku mengenal mu luar dan dalam, di balik wajah lembut dan polos mu tersimpan nafsu yg luar biasa. setiap malam kita hanya akan berhenti setelah kamu benar benar tidak bisa bergerak."

"..."

"aku tidak masalah karena kita saling mencintai, tapi semua berubah dalam sekejap hanya karena hal hal konyol. kamu tahu apa maksud ku.."

"..." seo yuhui mengangguk lemah.

"dari situ aku tahu bahwa kamu tipe wanita yg hanya mengejar minat dan aku tidak ingin menjadi bagian dari cerita konyol mu nanti."

"tapi itu hanya mimpi mu"

"he he he" aku tertawa kecil sebelum berkata. "bukankah kamu mendekati Seol karena hal itu."

"...." dan seo yuhui kembali terdiam.

"tapi sekarang kamu tiba tiba mendekatiku, jika bukan karena minat lalu apa?."

"..."

"apa kamu juga mencintai ku... aku rasa itu tidak mungkin... dari dulu kita hanya saling bertukar senyum, tidak ada yg istimewa."

"..."

"jika memang kamu menyukai ku dari dulu, lalu kenapa kamu mendekati Seol dengan mudah."

"..."

"jadi cinta sudah bisa kita hilangkan dan sisanya hanya minat, bagaimana menurut mu. apa kamu masih ingin menyangkal."

"apa itu yg kamu pikirkan tentang ku" seo yuhui menunjukan expresi tidak nyaman dan aku memberikan anggukan ringan.

"kamu sangat cantik, dada yg besar dan tubuh yg seksi, sedangkan aku bukan kelinci putih Seol yg polos."

"jingso..." seo yuhui melebarkan matanya penuh dengan kejutan dan aku segera memberinya senyum jahat. "karena itu menjauh lah, karena sapi dengan susu berlimpah seperti mu adalah makanan favorit naga jahat seperti ku."

"jingso.." seo yuhui segera menutup dadanya dan menatapku dengan kesal sambil mengembungkan pipinya.

"ha ha ha ha." aku kembali tertawa melihat expresi lucu seo yuhui. "ok ok, sebenarnya aku hanya sok bertingkah misterius saja. bisa di bilang aku masih memiliki sedikit rasa cinta pada mu karena mimpi itu"

"..." seo yuhui tertegun sejenak sebelum tersenyum lebar.

"tapi aku tahu semua itu hanya mimpi"

"karena itu kamu memberiku kedua benda itu."

"ya.."

"lalu kenapa kamu memberi ku syarat seperti itu."

"karena aku akan melakukan hal hal besar dan aku tidak ingin kamu menjadi target mereka karena memiliki hubungan dekat dengan ku, contohnya hari ini..."

"kamu bilang cinta mu sedikit." seo yuhui menatapku dengan bingung dan aku mengangkat bahu ku. "apa ada masalah."

lalu seo yuhui kembali tersenyum lembut sambil mengedipkan mata indahnya. "wanita yg mendapatkan semua cinta mu pasti sangat bahagia."

aku menggelengkan kepala ku. "aku membaginya sama rata, tidak ada yg bisa mendapatkan semuanya."

"apa aku dapat bagian."

"ehem" aku memberikan batuk ringan. "pembicaraan kita sudah agak melenceng, mari kita bahas masalah yg lain."

seo yuhui mengangguk dengan sungguh sungguh. "di mimpi mu bagaimana kita bisa bertemu."

"apa tidak ada topik yg lain." jawab ku dengan nada sedikit kesal.

"mmmm" seo yuhui menunjukan expresi berpikir. "apa kita melakukan itu setiap hari."

"yuhui..." wajahku sudah penuh kedutan. "apa kamu sengaja memancing ku."

melihat wajah kesal ku, seo yuhui memalingkan wajahnya sambil bergumam lembut. "aku hanya penasaran."

"tolong jangan bahas masalah itu lagi, walaupun rasanya nikmat tapi tetap saja itu hanya sebuah mimpi."

"apa teknisi jingso ingin yg nyata." dan kami berdua saling menatap satu sama lain untuk sesaat sebelum aku melemparkan kotak alat pengaman ke wajahnya. "gunakan benda itu di tangan mu lalu lakukan sendiri. kamu mengerti maksud ku kan."

lalu aku bangkit sambil membawa Yan kecil dengan kedua tangan ku dan menuju ke kamar tidur.

Ding dong Ding dong.

"seonhwa, tolong bukakan pintu rumah."

"baiklah."

setelah meletakan Yan kecil di tempat tidur, aku kembali ke ruang tamu dan melihat phi sora yg sedang asik mengobrol dengan seo yuhui dan seonhwa.

"yooo kak Sora, apa kita sudah siap berangkat." Sora menganggukkan kepalanya. "apa kamu tidak berkemas"

aku melambaikan tangan ku. "ayo kita berangkat."

"lalu mereka berdua."

"mereka sudah besar, biarkan mereka mengurus dirinya sendiri."

Sora langsung terdiam sebelum mengangguk lembut. "ayo.."

"titip Yan kecil, besok malam aku kembali."

seo yuhui dan seonhwa hanya bisa terdiam melihat kepergian ku.

下一章