Rasa canggung terasa saat mereka bertiga berjalan menuju [Kerajaan Finias]. Hasan dan Fadhel tidak berbicara setelah kejadian yang menimpa mereka. Keberadaan Evil Gamma yang tidak diketahui oleh Firtania dan organisasi misterius bernama Lucifer. Sejujurnya, hal-hal itu mengganggu pikiran mereka berdua. Langkah awal dimulai oleh....
“M-Maaf, Firtania. Aku ingin menanyakan beberapa hal padamu. Apa kau tidak keberatan?” Hasan mulai angkat bicara pada Firtania.
“Hm? Tidak masalah, Hasan. Apa yang ingin kau tanyakan?” Balas Firtania sembari melirik Hasan.
“Apa kau tahu soal jam yang ada di langit itu?” Tanya Hasan sembari menunjuk ke arah jam yang ada di langit.
“Oh, maksudmu [Jam Langit]? Apa kalian tidak tahu soal itu?” Kata Firtania melirik mereka berdua.
“[Jam Langit]?”
“Benar. Setelah [Perang Fillia] berakhir, kekuatan sihir yang ada di dunia ini mengalami ketidakstabilan. Semenjak punahnya Ras Iblis, perebutan kekuasaan terjadi antar ras-ras di dunia. Seperti yang kalian lihat, [Jam Dunia] di atas langit itu memiliki kekuatan sihir yang kuat untuk menyegel kekuatan sihir yang tidak stabil setelah perang,” Jelas Firtania pada Fadhel dan Hasan.
“Ras-ras lain berperang melawan Ras Iblis, kan? Kenapa mereka sampai memusnahkan Ras Iblis?” Tanya Hasan pada Firtania.
“Apa kalian berdua tidak mengetahui hal itu juga?”
“T-Tidak! Kami tidak memperlajari pengetahuan umum dan sejarah dunia ini sebelum meninggalkan negeri lama kami! Jadi, kami tidak mengetahui dunia luar,” Kata Fadhel yang mencoba membuat pernyataan bohong agar Firtania percaya.
“Begitu, ya? Aku sangat menyayangkan pengetahuan kalian yang sebenarnya bisa diasah lebih jauh dan baik. Namun, biarlah. Alasan dari Ras Iblis dimusnahkan saat [Perang Fillia] tidak banyak diketahui. Beberapa sumber menyatakan bahwa dunia harus menyingkirkan ras paling berbahaya yaitu Ras Iblis. Namun, ada beberapa versi yang menyebutkan bahwa Ras Iblis ingin mendirikan negeri yang jauh lebih besar, sehingga mengancam wilayah ras-ras lainnya. Kebenaran yang terjadi tidak banyak ditinggalkan oleh para leluhur sejak perang berakhir,” Kata Firtania memperjelas hal itu.
“Kau bilang [Jam Langit] menyimpan daya sihir yang sangat kuat, kan? Bagaimana bisa menyegel kekuatan sihir sebesar itu ke langit dan membentuk sebuah jam?” Tanya Hasan kembali.
“Para [Great Hero] dari masa lalu menggunakan tubuh dan senjata suci mereka untuk menyegel kekuatan sihir yang tidak stabil dari setiap ras. Namun, kekuatan yang sangat besar membuat [Great Hero] tidak mampu mempertahankan bentuk segel, sehingga mereka menyegel kekuatan berbahaya itu dalam 12 bola sihir dan [Jam Langit]. Mereka menyebutnya [Magic Stone] yang terbagi atas 12 kekuatan sihir sesuai banyaknya jumlah angka pada [Jam Langit]. Kedua belas [Magic Stone] itu disebar ke beberapa negeri, salah satunya berada di [Kerajaan Finias],” Jelas Firtania pada mereka berdua.
“[Magic Stone]? Apa kekuatan dari [Magic Stone] merupakan pembagian dari kekuatan sihir yang tidak stabil?” Tanya Fadhel yang masih penasaran.
“Entahlah. Banyak yang mencoba kekuatan dari [Magic Stone], tapi hasilnya nol. Kekuatan tidak terlihat. Ada yang menyimpulkan bahwa kekuatan dari [Magic Stone] hanya bisa bereaksi terhadap [Senjata Suci], tapi itu hanya sebatas hipotesis belaka,” Kata Firtania.
“Aku sedikit mengerti sejarah dari dunia ini. Lantas, bagaimana nasib [Great Hero] yang menyegel kekuatan sihir yang tidak stabil itu?” Tanya Fadhel.
“Tidak ada yang tahu mengenai [Great Hero], Fadhel. Sudah 5000 tahun semenjak [Perang Fillia] berakhir, tapi [Great Hero] tidak pernah terdeteksi lagi. Kemungkinan terbesar adalah mereka telah gugur dalam penyegelan sihir yang tidak stabil itu. Namun, permasalahan terbesarnya adalah kemunculan Plantazel yang mulai mengancam ras-ras lainnya. Mereka muncul 2500 tahun yang lalu. Semenjak Ras Iblis punah, Plantazel seakan bangkit sebagai monster yang tidak bisa dikalahkan dengan mudah di medan pertempuran. Banyak ras-ras yang kehilangan anggotanya. Populasi dari ras-ras sudah berkurang akibat penyerangan Plantazel secara brutal. Tidak ada yang mengetahui kemunculan Plantazel di dunia ini. Namun, ada yang berpendapat bahwa ini diakibatkan musnahnya salah satu ras di dunia ini dan berkurangnya kekuatan sihir yang mencakup setiap ras.”
“Darimana Plantazel itu muncul, Firtania?”
“[Kerajaan Finias] sedang berusaha menyelidiki hal itu, Hasan. Aku juga tidak mengetahui kemunculan Plantazel secara pasti.”
Hasan dan Fadhel mencocokkan informasi yang diberikan oleh Firtania dengan [Monumen Ligrd] di Kota Aldora. Banyak informasi baru dan kecocokan yang tidak begitu melenceng jauh. Hal ini membuktika bahwa informasi yang diberikan oleh Voth tidak ada kepalsuan. Pedoman dari [Monumen Ligrd] di Kota Aldora sudah membantu sedikit bagi Hasan dan Fadhel.
Setelah berjalan cukup lama, Firtania menghentikan langkahnya. Hasan dan Fadhel juga ikut berhenti dan melihat ke arah depan. Mereka melihat sebuah tembok besar yang mengelilingi sebuah kerajaan yang sangat megah. Cuaca yang indah menambah keindahan kerajaan yang mereka lirik dengan sangat menawan.
“Itu dia. [Kerajaan Finias]. Sebuah kerajaan yang ditempati oleh Ras Serigala dan Ras Elf sepertiku,” Kata Firtania menunjuk ke arah kerajaan di depan mereka.
“Apa tidak apa-apa? Kami bukan berasal dari [Finias]. Kami takut tidak diterima di sana. Selain itu, kami—”
“Aku tahu. Kalian dari Ras Manusia, kan?” Ujar Firtania yang memotong perkataan Hasan.
“Eh? Kau tadi bilang apa, Firtania?” Tanya Fadhel yang agak kaget.
“Ras Manusia. Kalian berasal dari Ras Manusia, kan?”
“K-K-K-Kenapa kau tahu?!” Ujar Hasan panik.
“Tidak perlu panik begitu. Ayah tiriku berasal dari Ras Manusia. Awalnya, aku tidak percaya soal keberadaan Ras Manusia yang tidak ada di catatan sejarah dunia ini, tapi setelah bertemu kalian, aku merasa bahwa ayah memang benar,” Kata Firtania sembari tersenyum.
“Kau bilang ayahmu dari Ras Manusia?! Kalau begitu, Ras Manusia masih ada di dunia ini, Fadhel!”
“Dan, kita bisa hidup lebih tenang, Hasan!”
““YEAH!!!”” Teriak Hasan dan Fadhel sembari melakukan tos.
“Aku tidak menjamin itu,” Kata Firtania dengan termenung.
“Heh? Apa maksudmu, Firtania?”
Firtania mulai memberanikan dirinya. Hal yang dia sembunyikan setelah melihat kesenangan Fadhel dan Hasan. Ada sesuatu yang tidak bisa terus disembunyikan dari Ras Manusia seperti mereka.
“Tidak ada Ras Manusia lain di [Kerajaan Finias] selain ayahku,” Kata Firtania memperjelas apa yang dia maksud.
“Apa? Tidak ada Ras Manusia lain?” Tanya Hasan yang kehilangan rasa senangnya seketika.
“I-Itu benar. Aku sempat terkejut melihat kalian berdua memiliki tampilan fisik yang sama dengan ayah. Namun, keberadaan Ras Manusia tidak pernah diketahui.”
“Tunggu dulu, Firtania! Apa yang ingin kau katakan sebenarnya? Jika ayahmu berasal dari ras yang sama dengan kami, maka Ras Manusia mungkin masih ada di dunia ini, kan?” Kata Fadhel memperkuat deduksinya.
“Itu benar. Namun, ayahku sudah mencari setiap sumber yang ada di [Finias]. Tidak ada satu pun catatan mengenai Ras Manusia atau sejenisnya. Selain Ras Iblis, Ras Manusia mungkin sudah dianggap musnah dari dunia ini. Itulah yang ayah katakan padaku.”
“Bukankah [Perang Fillia] merupakan peperangan ras-ras dunia melawan Ras Iblis? Mungkin saja ada petunjuk mengenai keberadaan Ras Manusia,” Kata Hasan pada Firtania.
“Perang yang terjadi 5000 tahun yang lalu masih banyak kejanggalan. Sejujurnya, keberadaan Ras Manusia tidak pernah ada dalam catatan perang atau sejarah apapun yang kubaca. Aku sudah membantu ayah selama 2 tahun ini, tapi hasilnya tetaplah sama. Keberadaan Ras Manusia tidak pernah ada,” Jelas Firtania pada mereka berdua.
“Tunggu! Kau bilang sudah membantu ayahmu selama 2 tahun?” Tanya Fadhel.
“Ya. Apa ada yang salah? Selain itu, kalian berdua tidak pernah menampakkan diri kalian selama 2 tahun ini. Apa kalian sedang bersembunyi?”
“Hasan, apa ini mungkin?”
“Entahlah, Fadhel. Aku merasa aneh. Kita baru saja sampai di sini. Namun, ayah Firtania sudah berada di sini semenjak 2 tahun?”
“Hm? Apa yang kalian bicarakan?”
“Bukan hal penting, Firtania. Kalau begitu, ayo kita segera ke [Finias]. Kita harus bertemu dengan ayahmu, Firtania.”
“Baiklah.”
Mereka bertiga melanjutkan perjalanan mereka menuju [Finias]. Dunia yang mereka tuju sudah semakin mekar. Misteri yang ingin mereka lihat menunjukkan banyak hal aneh. Tujuan mereka saat ini adalah [Kerajaan Finias]. Tempat keberadaan salah satu dari Ras Manusia, yaitu ayah dari Firtania.