Kaisar sudah bertekat memberitahu pada Hansen, namun kesibukkannya sebagai seorang bisnisman, anak kuliahan, dan peranannya sebagai seorang Ayah membuat Kaisar terus lupa. Apa lagi, beda waktu antar negara membuat Kaisar tak bisa begitu saja menghubungi Ayahnya. Sampai akhirnya sudah tiga bulan kembali berjalan.
"Kenapa melamun?" tanya Cia.
"Eh, enggak kok."
"Itu Pangeran sudah membuka mulutnya lebar tapi tak kunjung menerima suapan. Kasihan sekali." Cia menunjuk ke arah bayi mungil yang mulai menatap kemana saja sendok plastik di depan mulutnya bergerak. Kaisar yang melamun lupa untuk menyuapi Pangeran.
"Ah, iya, maafin Papa ya." Kaisar menyendokkan MPASI, kini kedua bayi itu sudah mulai makan makanan padat.
Sementara itu Cia menyuapi Putri yang saat ini asyik bermain dengan makanan yang terjatuh di atas baby chair miliknya. Putri terlihat aktif memainkan bubur buah miliknya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者