"Nih sesajennya," ucap Jeva becanda.
"Jahatnya bu bos, emang kita ini setan?" ucap Dicko dramatis.
Andra menatap Dicko dengan tatapan sinis lalu berujar, "Hilih, lo kan emang setan." Mendengar ucapan Dicko, teman-teman yang lain langsung tertawa ngakak. Dicko memasang wajah nelangsa.
"Najis banget wajah lo," celetuk Rama.
Lagi dan lagi Dicko dinistakan oleh teman-temannya. Cowok itu memasang wajah memelas. Dia menatap Jeva meminta pertolongan dari cewek itu.
"Muka lo kayak nahan berak anjir," sahut Gilang ikut-ikutan mengejek.
Dicko mendengus, "Imut gini lo bilang nahan berak, dasar temen dakjal!."
Jeva tertawa kecil. Entahlah, melihat Dicko ternistakan ia jadi merasa geli melihat ekspresi cowok itu.
"Eh Lang, lo temennya Iko pas kecil kan? Itu kok bisa lo temenan sama dia?" tanya David.
Gilang nampak berpikir sebentar, cowok itu kemudian tersenyum tipis. Dicko sendiri sudah merasa was-was, takut tingkahnya dulu diceritakan oleh Gilang.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者