Arman terpapar kebelakang saat sebuah bogem mentah menghajar perutnya. Percikan bintang-bintang mendadak bermunculan di matanya, diikuti dengan nyeri yang teramat sangat di bagian perut. Sesaat Arman megap-megap mengatur nafas. Asam lambungnya terasa mendesak ke atas membuatnya memuntahkan lendir kuning dan darah.
Beberapa orang lagi merangsek maju, membuat Arman dicekam ketakutan yang teramat sangat. Rasanya malaikat maut sudah sangat dekat menghampirinya, membuatnya tidak berdaya.
"Tolong, jangan pukul saya," gumamnya lemah karena kesakitan. "Tolong, jangan bunuh saya. Saya belum ingin mati."
Sayangnya orang-orang itu hanya memandangnya sinis, lalu sekali lagi sebuah pukulan menerpa pelipisnya.
Arman pun langsung tersungkur ke tanah. Tak berani bangkit lagi, khawatir hanya akan menjadi bulan-bulanan orang-orang yang tak punya belas kasihan itu.
Tiba-tiba....
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者