kenyataan yang sebenarnya menyakitkan

Mencoba menatap bunga mawar hitam yang harumnya membuatku semakin tak berdaya. Mendengar semua hal yang dikatakan wanita tadi, aku jadi semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya akan terjadi denganku di masa depan. Kenapa Xavier menginginkan anak dariku? Tiga anak? Kenapa dia mau aku jadi istrinya, dan kenapa dia ingin aku jadi ibu dari anak-anaknya? Semua hal itu menjadi semakin janggal di hatiku.

Aku memilih pergi dari ruangan ini, kembali ke kamarku dan kembali ke dekat Xavier.

Lelaki itu hanya memakai celana pendek, setengah tubuhnya telanjang, otot-ototnya yang seksi membuatku langsung panas dingin.

Aku mendekat ke arahnya, lalu memegang pundaknya yang terasa hangat karena sinar mentari pagi menyentuh seluruh kulit tubuhnya itu. 

"Kau kemana saja?" Dia berbalik menatapku, matanya begitu indah saat sudah melihat ke arah mataku.

"Apakah aku hamil? Apakah aku memang hamil anakmu?" Aku bertanya langsung tanpa basa-basi, karena memang aku sudah sangat penasaran.