webnovel
avataravatar

Hukuman Untukku

Suara panggilan dan suara ketukan pintu mulai terdengar di telingaku, itu adalah tanda jika aku sudah harus bangun pagi.

" Tok... tok.... tok.. ! kak Letta... bangun kak...!".

Suara adik bungsuku Laurent terdengar sangat lembut, membuat ku diriku ini sedikit berarti di dalam keluarga ini.

" Iyaa... kakak sudah bangun !" sahut ku menjawab panggilannya.

Bagaimana aku harus terbangun dari tidur jika untuk memejamkan mata ini saja aku sudah tidak bisa meskipun aku sudah berusaha walaupun itu hanya sebentar saja.

Jujur saja hati ku saat ini sudah mulai berdebar-debar, tangan ku mulai terasa kaku dan rasanya tidak bisa digunakan untuk meraih gagang pintu kamarku ini.

Seketika badan ku ini terasa gemetar, rasanya tidak kuat lagi aku jika harus bersandiwara pura-pura diam di depan Ayah dan Ibuku nanti.

Aku tahu jika masalah semalam itu tidaklah mudah untuk dilupakan oleh Ayah dan Ibu karena aku belum mengakui kesalahan ku.

Aku sangat tahu betul apa keinginan Ibu itu yang sesungguhnya kepadaku dan juga kata-kata apa yang Ayah ingin dengar keluar dari mulut ku. Memang sangat sulit ku pahami karena mereka berdua terlalu ingin sekali mendengar diriku harus berjanji di hadapan mereka.

Janji agar aku tidak mengulanginya lagi.

Janji agar aku tidak berbuat kesalahan lagi.

Janji agar aku bisa menjadi anak yang berbakti dan tidak durhaka lagi.

dan yang terakhir adalah aku harus berjanji menjadi anak yang harus bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

Itu semua adalah kata-kata perjanjian yang harus aku ucapkan di hadapan Ibu dan Ayah. Entah sudah berapa kali aku mengatakan perjanjian ini dan berapa lama perjanjian ini dibuat.

Karena permasalahan yang sepele seperti ini hampir setiap tahun terjadi dan selalu di ributkan karena aku memang tidak pernah pacaran atau berteman dengan siapapun tetapi Ayah dan Ibu terlalu gampang untuk menuduhku dan juga menyalahkan diriku dengan semua perbuatan ku.

Aku sudah mencoba berulang kali untuk membuat Ayah dan Ibu mengerti dan selalu mencoba dengan berbagai cara agar aku bisa mendapatkan sedikit kebebasan, namun... semua itu sungguh disayangkan karena aku tetaplah aku yang selalu menjadi orang paling bersalah.

" Kak Letta, ayoo mandii... nanti terlambat kuliahnya ".

Untuk yang ke tiga kalinya suara Laurent membangunkan diriku dari lamunan ku yang semakin menjadi-jadi.

" I... iyaa... ini Kakak sudah mau keluar kamar !" aku pun segera beranjak dari kasur ku dan membuka pintu kamarku, karena aku tahu jika Laurent tidak melihat wajah ku keluar dari kamar ini, maka Ia akan terus berdiri di depan pintu kamar ku seperti bodyguard yang selalu setia menjaga tuannya.

" Kamu berangkat duluan saja ya bersama kak Julian, jangan tunggu kakak... ".

dengan mengusap-usap pipinya yang lembut aku berkata kepada Laurent.

Tatapan matanya seakan dia berharap jika aku harus berangkat bersama-sama dengan dirinya pagi ini.

" Kak , mending berangkat dengan kami saja sekarang, masih ada 20 menit lagi ko... Laurent masih bisa menunggu Kak Letta disini".

Laurent berkata kepada ku dengan manja, lalu dia masuk kedalam kamarku dan duduk di kursi belajar ku. Dia tahu jika aku sesungguhnya sangat membutuhkan pertolongan di pagi hari ini, dan hanya Julian juga Laurent lah yang saat ini bisa menjadi dewa dan dewi penolong ku. Mereka bisa menolong ku keluar dari rumah ini tanpa harus adu argumentasi lagi dengan Ayah dan Ibu di pagi ini, karena mereka tahu jika aku sudah bermasalah dengan Ayah dan Ibu maka masalah ini bisa berhari-hari penyelesaiannya.

" Laurent ! ayo berangkat sekolah !" suara Ayah dari ruang tengah terdengar hingga kedalam kamar ku, mata Laurent pun langsung menatap ku tajam seakan-akan berkata jika dia masih ingin berada didalam kamar ini menunggu ku hingga aku pergi bersama dengan dirinya.

" Ayo cepat sana berangkat ke sekolah, nanti kalau Ayah dan Ibu jadi marah sama kamu, maka akan gempar satu jalan ini jadinya". kelakar ku kepada Laurent , meskipun sesungguhnya aku ingin sekali pergi bersama dengan Laurent dan Julian, aku tahu itu tidaklah mungkin terjadi karena Ibu pasti sudah menghadang ku di depan pintu ruang utama atau Ibu sudah menunggu ku di depan pintu mobil. Karena Ibu sudah pasti hari ini tidak akan mengijinkan diriku untuk pergi kemanapun juga dari rumah ini. Meskipun itu adalah alasan yang paling mendesak. Bagi Ayah dan Ibu mereka harus lebih penting di atas segalanya karena mereka adalah Orang tua yang melahirkan diriku dan membesarkan diriku jadi tidak ada yang bisa melebihi kepentingan mereka di dalam dunia ini.

" Laurent, kamu harus jadi anak yang baik ya, jangan bikin Ayah dan Ibu marah, jadi sekarang kamu harus dengarkan Ayah dan Ibu, ayoo sana berangkat ! nanti kamu telat !"

Dengan pelan aku mencoba berkata kepada Laurent, aku berharap agar dia mau mengerti keadaan ku, jika aku sesungguhnya saat ini dalam masa penghukuman.

" Baiklah kalau begitu, Kakak jangan kemana-mana ya, tunggu Laurent pulang sekolah ya, nanti Laurent belikan minuman kesukaan kakak !" ucap Laurent sambil mencium pipiku, setelah itu dia pun melangkah pergi keluar dari kamar ku.

Hanya senyuman yang bisa ku berikan kepadanya sebagai pengantar kepergiannya, karena aku tidak mau keluar dari kamar ini untuk bertemu dengan Ibu di pagi hari ini.

Aku pun segera mengunci pintu kamar ku kembali setelah Laurent keluar dari kamar ku.

Dan kembali membaringkan tubuhku di atas kasur empuk ku. Kulihat langit-langit kamarku ini dengan tatapan yang hampa karena aku tidak tahu apa yang akan kulakukan di hari ini, pikiran ku pun mulai melalang buana bersama dengan ide-ide gila yang ada didalam kepala ku.

" Astaga... !!"

Aku langsung terbangun dari tidurku setelah aku mengingat akan sesuatu.

Tangan ku pun segera meraih Tote bag yang biasa aku pakai untuk pergi kuliah dan bekerja. Dengan cepat aku langsung mengambil HP ku yang ku taruh didalam Tote bag ku.

" YaTuhan.. !!"

Hampir saja mata ku ini keluar karena melihat notifikasi yang begitu banyak yang ada di layar HP ku, aku memang sengaja mematikan suara HP ku semalam, karena aku sudah berjaga-jaga agar HP ku tidak disita oleh Ayah dan Ibu ku. Aku takut jika saat Ayah dan Ibu memarahiku semalam lalu tiba-tiba HP ku berbunyi, maka..... yang terjadi adalah aku harus menyerahkan sebagian nyawaku kepada Ayah dan Ibu saat itu juga. Jadi untuk menghindari hal itu terjadi lagi, aku sudah mematikan suara HP ku saat aku dalam perjalanan pulang.

Kulihat satu persatu nama-nama teman yang menelpon ku dan juga pesan kepada ku, karena aku tahu setiap aku ada masalah dengan Ibu maka aku akan menjadi artis terkenal dalam 3 hari.

" Astaga.... !!! dia dapat nomor telpon ku dari siapa ?!"

Kini aku terkejut untuk yang kedua kalinya karena tidak percaya dengan kalimat pesan yang ku baca saat ini.

----->

Teman teman pembaca ku tersayang, saya mohon kepada kalian semua yang menyukai isi cerita ini, tolong bantu saya dengan Vote nya dan juga reviews nya,

agar saya semakin semangat untuk menulis cerita lagi ....

Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih

kepada kalian semua, Terima kasih untuk semuanya salam hormat dari Saya,

Chand.

NB :

Instagram : @Divanandadewi

Facebook : @Chandrawati2019

下一章