Adriana memasang kancing terakhir bajunya. Dia cekatan mengambil bedak di atas meja rias. Lantas kembali lagi pada Aneska.
Sergahan Aneska menahan gerakan adik iparnya. "Dri."
"Ya?"
"Nggak usah."
Mendengar larangan Aneska, Adriana menarik kembali tangannya tanpa perlu dilarang dua kali. Dia segera paham. Entah kesabaran itu datangnya dari mana. Adriana persis seperti kakaknya. Alih-alih keras kepala, mereka mencoba memahami Aneska. Mengikuti apa maunya.
Hari ini Aneska memutuskan untuk datang ke acara Yayasan Lupus Indonesia. Reygan kemarin malam bilang jika ingin mengajak Aneska bertemu teman-teman yang lain. Teman dalam artian tanda kutip. Aneska tahu besar apa tujuan Reygan. Dia ingin Aneska tidak terpuruk dan mulai bangkit, hal yang saat ini sulit Aneska tanamkan di kepala.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者