Fahira tersenyum, dalam hati ia begitu bersyukur. Selama ini, ia selalu berdoa meminta agar Tuhan mempertemukan nya dengan jodoh yang terbaik. Yang mendukung dan dapat menerima apa adanya. Mungkin inilah jawaban doanya selama ini.
"Eh, tapi tunggu dulu, kenapa kau begitu yakin, kalau aku akan menerima dan bersedia menjadi istrimu?"
Yoga menepuk dahinya dan menatap Fahira mengiba. "Ayolah, Fahira apa kau tidak kasihan membuatku menunggu selama ini? Aku setia Fahira, buktinya sejak dulu aku hanya mengidolakan dirimu seorang. Kau ini kejam sekali." Yoga berpura-pura merajuk. Fahira merasa geli melihat tingkah Yoga.
"Baiklah, baik Pak dokter, aku mau menjadi istrimu. Aku mau kuliah lagi. Tapi, aku punya satu syarat."
"Apa itu?"
"Aku mau menikah asalkan Kamania setuju. Karena bagiku, kebahagiaan Kamania adalah segalanya."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者