webnovel

Mencari Bukti

Selangkah lebih cepat bel telah berbunyi menandakan akhir pembelajaran di sekolah. Eleora yang ingin segera menyelidiki mama Merry tentu saja meminta Grace untuk segera mengantar pulang.

"Kamu naik apa, Grace?"

"Aku biasa diantar sih, tapi kalau mau mengantar kamu bisa kok. Ya nanti aku bilang sama sopir aku."

"Ya sudah, ayo!"

Mereka berdua pun berjalan menuju ke parkiran sepeda, tetapi berhubung kondisi Eleora tak memungkinkan untuk jalan kaki akhirnya diminta menunggu di depan gerbang.

Dengan sebuah pengharapan jika mengenai ini tidak bertemu Gerry telah berhasil. Eleora yang dibonceng oleh sahabatnya sudah tiba di rumah.

"Kamu makin pucat saja, El. Gimana kalau kita periksa dulu?"

"Enggak usah, Grace. Aku ambilkan camilan ya buat kamu? Besok kan hari minggu, kalau orang tua kamu izinkan enggak kita pergi malam?"

"Udah enggak usah. Boleh kok asalkan jangan lewat dari jam sepuluh, kenapa? Apa kamu mau mencari kebenaran?"

"Ya aku ingin pergi saja dengan kamu, ya kalau boleh sih nanti jam lima ke sini ya?"

"Okay. Tapi sekarang aku harus pulang dulu."

'Bim, bim....'

"Nah itu kayaknya jemputan kamu."

"Ya sudah sekarang aku pulang dulu, nanti pembantuku ke rumah kamu bawakan makanan buat kamu. Sudah dulu ya, El. Kamu kalau ada apa-apa hubungi saja ya?"

"Iya, terima kasih."

Sendiri di rumah belum ada sang papa pulang kerja dia pun mencoba untuk masuk ke kamar orang tuanya.

Eleora mencoba membuka pintu tetapi sekarang yang ada malah gagang pintu berasa kesetrum. Dia bingung akan apa yang dirahasiakan di kamar orang tuanya terlebih lagi ada sebuah jebakkan tak kasat mata.

"Aduh, bagaimana caranya aku masuk ke dalam? Dan bagaimana caranya aku menyelidikinya?"

'Clunting'

Mama : Sayang, apa kabar kamu?

Mama : Maaf tadi mama lagi ada kerjaan banyak, tetapi sekarang yang ada kamu mau apa?

Eleora : Baik kok, ma. Mama bisa enggak ke sini?

Mama : Duh... Kalau mama ke sana enggak bisa sayang, sekarang kamu dijemput om Oje aja ya?

Eleora : Ya sudah, lima belas menit lagi aku siap ma

Pesan telah berakhir hingga yang ada Eleora pun bersiap-siap untuk bertemu dengan sang mama.

Dia yang berjalan menuju ke kamar tiba saja tersandung dan pelipisnya terbentur sangat keras membuat ia jatuh tak sadarkan diri.

(Lima menit berlalu)

Terbangun dengan kondisi masih cukup bingung membuat Eleora berdiri dengan sempoyongan

Bersiap-siap untuk bertemu dengan mama Merry dia pun seketika terkejut ada seorang laki-laki masuk ke dalam tanpa sepengetahuan dia sebelumnya.

"Anda siapa?"

"Eleora ya?"

"Iya, anda siapa?"

"Saya Oje. Ya saya diminta untuk jemput kamu, apakah sudah siap?"

"Lancang ya anda? Kalau masuk ke dalam rumah, terlebih lagi masuk ke dalam kamar tolong menunggu saya."

"Baik, baik. Maaf."

Eleora merasa pria itu tidak beres, tetapi beruntungnya dia rasa semua baik-baik saja tanpa harus dicurigai lebih lanjut.

Usai bersiap dia pun masuk ke dalam mobil bersama dengan pria yang diminta untuk menjemput ke rumahnya.

Di dalam sebuah mobil dia terlalu berkutat dengan ponsel. Eleora berharap ada sesuatu yang mungkin saja menjadi titik terang mengenai apa dikatakan Sonya perihal perselingkuhan orang tuanya.

"Nak Eleora ini kelas berapa sekarang, sekolah di mana?"

"Kelas satu, SMA Kasih."

"Kelas satu, masak sih?"

"Iya, iya. Kelas tiga."

"Oh begitu, ya ya."

"Ada apa?"

"Tidak apa, sudah punya pacar dong? Ups."

Merasa dirinya tidak nyaman telah membuat Eleora lebih memilih berdiam dan bahkan juga sekarang mendapatkan satu list untuk pria bersamanya saat ini.

Tiba di apartemen milik mamanya dia pun bergegas masuk ke dalam, Eleora begitu rindu dengan mama Merry dan pelukkan hangat menyentuh tubuh kecil.

"Mama!"

"Akhirnya kamu datang juga."

"Mama baru pulang dari kantor ya? Kok masih pakai baju dinas."

"Iya, mama kangen banget sama kamu sayang. Maaf jika mama harus melakukan ini untuk kamu."

"Enggak papa kok, ma. Aku dengar kabar, terus lihat mama itu sudah senang banget. Sebenarnya ada apa sih antara mama dengan papa?"

"Oh ya sayang, kamu mau makan apa? Pasti kamu belum sempat makan."

"Enggak usah, ma. Lagian juga aku enggak lama kok di sini."

"Loh kenapa?"

"Ada PR yang belum aku kerjakan."

"Oh begitu, ya sudah sebentar ya? Mama pesankan orange juice buat kamu."

Kedua orang tuanya sama sekali tidak memberikan penjelasan mengenai kerenggangan yang juga ada sebuah permohonan perceraian.

Gadis polos itu pun berbaring di ranjang apartemen. Dia merasa sangat pusing menghadapi ini, tetapi di samping rebahan Eleora mendapatkan pesan pengingat.

'Clunting'

Grace : ARTku sudah ke rumah kamu, tapi kamu tidak keluar-keluar

Eleora : Oh iya maaf aku lagi apartemen mama aku, taruh aja di gagang pintu nanti kalau pulang aku makan

Grace : Okay, nanti jadi jalankan?

Eleora : Jadi

Mamanya telah kembali memberikan sebuah jus kesukaan Eleora.

"Loh sayang. Pelipis kamu kenapa? Kok terluka begitu."

"Enggak papa kok, ma. Tadi aku enggak sengaja jatuh terus kena tumpulan meja, ya nanti juga sembuh sendiri."

"Duh sayang. Sini mama obatin."

"Sudah enggak papa kok, ma. Lagian juga luka kecil aja kok."

"Enggak ada rumus luka kecil atau luka besar, ayo sini mama obatin dulu."

Dengan menurut akan apa yang dikatakan oleh sang mama. Eleora pun sedikit melihat terluka pada leher mama Gerry.

Satu daftar yang tercatat ditambahkan. Eleora ingin bertanya mengenai itu, tetapi disaat mengobati malah dia merasa kesakitan.

"Aw, sakit ma."

"Maaf. Bentar, mama kasih obat merah dulu biar tidak infeksi."

"Iya, ma. (Belum saatnya aku mengatakan ini, tapi aku harus usut semuanya ini sampai tuntas.)"

Diamnya Eleora malah dibuatkan untuk memata-matai isi sekeliling apartemen dan bahkan juga dia mencoba mencari celah tersendiri agar bisa mendapatkan sebuah clue lagi.

"Ma, boleh enggak aku dibuatkan mie ramen lagi kayak dulu? Aku tiba-tiba saja pengen dibuatkan mama itu."

"Kamu mau mie ramen? Bisa kok bisa, tapi bahan-bahannya mama harus beli dulu ke mini market. Apa kamu mau ikut dengan mama atau mau di sini?"

"Di sini dulu aja, ma. Lagian aku juga masih capek habis sekolah."

"Ya sudah kamu di sini dulu, ya kalau ada apa-apa nanti hubungi mama."

"Okay, ma. Aku sayang sama mama, mama hati-hati ya?"

Ditinggalnya Eleora sendirian di dalam apartemen ia pun berusaha mencari barang-barang yang dirasa bisa menambahkan untuk bukti kuat dalam penyelidikan.

"Semoga saja aku mendapatkan barang yang bisa dijadikan bukti. Sumpah aku jadi penasaran banget dari apa yang dikatakan Sonya."

下一章