Pelajaran ketiga sedang berlangsung dengan tenang. Kelas 12 IPA 5 yang terkenal sebagai kelas unggulan itu memang berisikan murid-murid yang
kalem dan tidak begajulan. Rata-rata disana berisi anak ambis, jadi tinggal di kelas ini adalah sebuah mimpi buruk bagi Shita.
Tapi tidak bagi Kayla.
Kayla senang akhirnya berada di kelas ini. Selain karena bangga bisa ikut disebut murid pintar, Kayla juga bisa bergabung dalam murid-murid yang rajin dan pintar.
Hingga Kayla merasa tertantang dan terbawa semangat belajar. Ya ... Walaupun terkadang ia niat belajar karena alasan tidak mau tersingkirkan, tapi tetap saja itu adalah sebuah dorongan positif untuk dirinya, bukan?
"Sampai sini, apa ada yang ingin di tanyakan?"
"Tidak bu."
"Paham semua?"
"Paham bu!" sahut seluruh murid yang rata-rata memakai kacamata.
Kling... Kling...
Bunyi ponsel Bu Rita -guru matematika, menghentikan pergerakannya. "Sebentar Ibu angkat dulu telepon."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者