Fatih melepaskan pelukannya pada Zira, lalu ia menangkup wajah istrinya lalu mengecup keningnya. Zira pun memejamkan matanya saat Fatih mengecup keningnya, keduanya menikmati suasana itu. Sampai akhirnya Fatih menjauhkan diri dari Zira, dan kembali melanjutkan perkataannya.
"Kamu harusnya tau, kalau keluarga kamu lebih membutuhkan kamu daripada orang lain. Sekalipun kamu berhutang budi padanya, bukan berarti kamu bisa meninggalkan kewajiban kamu karna hal itu. Tidak benar Zi, kamu harus tetap pada tujuan hidupmu. Kembalilah pada jalan yang seharusnya, mau sampai kapan kamu tersesat?" kata Fatih dengan nada lembut.
Zira menggeleng pelan, lalu ia menggenggam tangan Fatih dan menciumnya. Bayangan tentang kejadian serupa muncul di kepala Zira, membuat kepala wanita itu jadi pusing. Bahkan Zira hampir terjatuh, jika Fatih tidak menahan tubuhnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者