Bram hanya mengedikkan bahunya. Bram tidak mau mengatakan apapun, dia hanya ingin wanita itu bisa dia dapati dengan caranya sendiri.
"Ya sudah, kami pulang dulu ya. Nanti kami kasih tahu dukunnya jika kau punya bisa kabari kami bram," ucap Deki.
Bram menganggukkan kepalanya. Bram melihat kepergian sahabatnya dari ruangannya. Tinggal dirinya sendiri menatap ke arah jendela.
"Kenapa aku tidak bisa ketemu dengan Nona, kenapa aku tidak bisa melupakan wanita itu, dia datang saat aku ingin melupakan Narsih. Narsih, kenapa kau tidak mau menerimaku, jika kau menerimaku, pasti aku tidak membunuhmu," cicit Bram.
Bram meletakkan kepalanya di meja kerja dan tertidur. Narsih mendekati Bram dan menatap Bram, dia tidak bisa mendekati Bram sama sekali.
"Jika kamu cinta padaku, maka kamu bisa berkorban Bram, bukan membunuhku Bram," tangis Narsih.
****
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者