Rena nekat. Dia tidak peduli jika saat itu salju mulai turun dengan deras. Ada risiko hipotermia, tetapi dia sudah mendapat alamat klinik terdekat.
Sayangnya itu bukan klinik dua puluh empat. Namun, keberuntungan menyertai Rena sebab saat berusaha menelepon klinik, seseorang mengangkat dan mempersilakannya datang.
"Nyonya, Anda harus menghubungi Tuan," pinta Rena. "Badan Yamato semakin panas."
Sakura mengangguk. Wanita itu terlihat panik. Tergopoh-gopoh dia mencari ponsel pintarnya.
Di tengah kesemrawutan suasana dini hari itu, Nenek Akane selaku ibu mertua sama sekali tidak terbangun dari tidurnya. Wanita lanjut usia itu masih tetap terlelap. Rena sedikit khawatir bila meninggalkan beliau seorang diri di apato.
"Nyonya," kata Rena dengan suara setenang mungkin. Di situasi semrawut macam sekarang harus ada yang berkepala dingin di rumah ini.
Nyonya Sakura jelas tidak bisa diharapkan. Rena merasa berkewajiban untuk menenangkan situasi.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者