webnovel

Viginti septem

Calvin kembali menjalankan mobilnya yang sempat berhenti di pinggir jalan karena mendengar suara pekikan niko.

Sementara, niko terus saja memanggil nama calvin yang memang semenjak itu calvin mencuekinya.

"Calvin," panggil niko yang menarik-narik lengan calvin.

"Hum"

"Niko beneran gak deket sama kak reza. Ya kali deket, niko kan udah punya kamu!" ucapnya yang tampak meyakinkan calvin. Namun, respon calvin tetap sama seperti tadi.

"Hum"

Niko mendengus pelan karena sedari tadi calvin hanya bergumam. Tapi, niko nggak berani marah karena takut sama calvin, bagaimana jika calvin beneran beranggapan bahwa niko sedang dekat dengan reza. Niko nggak mau calvin pergi.

"Calvin—," ucapan niko terhenti saat panggilan telfon berasal dari ponsel milik calvin mengusik mereka.

Calvin segera mengangkatnya yang ternyata dari carlos.

"..."

"Masih di jalan"

"..."

"Gua bilang, gua masih di jalan!"

"..."

"Hum"

Sambungan telfon terputus,calvin kembali meletakan ponselnya ke dalam kantong celananya. Niko yang mendengar suara calvin meninggi saat berbicara di telfon membuatnya penasaran.

"Kenapa ayang?" tanya niko yang melihat wajah calvin berubah menjadi datar.

Calvin menggelengkan kepalanya," gak papa."

Niko tersenyum mengangguk mengerti, niko tak mau bertanya lebih lagi. Namun, sesaat niko menjadi bingung ketika melihat calvin memberikanya selembar uang untuk niko.

"Buat apa ayang?" tanya niko yang tak mengerti dengan tujuan calvin memberinya uang.

"Kamu naik grab!" suruh calvin yang sudah memberikan ruang untuk niko, supaya segera keluar dari dalam mobil.

Niko tertegun dan kembali melihat selembar uang yang masih berada di tangan calvin. Kenapa calvin menyuruhnya naik grab? Biasanya tidak pernah. Apa, calvin sangat marah sama niko?

"C-calvin kamu beneran marah sama aku? Aku gak ada deket sama kak reza vin. Aku bakal jelasin sama kamu, kenapa keyla bilang gitu—," Niko terkesiap saat calvin membentaknya dan menyuruhnya untuk keluar dari dalam mobil. Ada apa dengan calvin? Kenapa, calvin terlihat begitu prustasi.

"Keluar!"

"Niko minta maaf calvin..." lirih niko yang menjadi sangat takut.

"GUA BILANG KELUAR!" hardik calvin saat niko bersikukuh untuk tetap tinggal di dalam.

Tangan niko bergemetar dan langsung melepas tangannya yang memeluk calvin. Matanya mulai menggenang tapi niko berusaha menahanya, niko mengangguk pelan kemudian mengambil uang seratus ribu itu dari tangan calvin.

"Langsung pulang ke apartemen!" kata calvin dan sebuah anggukan kecil dari niko yang sedari tadi hanya menunduk. Calvin memalingkan wajahnya menoleh ke arah Niko yang tampak mengigit bibir bawahnya sembari menahan bulir mata yang sudah ingin terjatuh dan mulai membasahi kedua gundukan di wajahnya.

"Y-yaudah, a-aku—," Niko terdiam ketika melihat calvin yang langsung menariknya dan membawanya masuk ke dalam dekapanya. Calvin memeluk niko, dia mengelus punggung niko dengan lembut dan semakin membuat niko ingin menangis. Karena barusan calvin membentaknya dengan kasar.

"C-calvin, niko langsung turun kok. Calvin maaf, j-jangan hukum niko," ucapnya takut. Sementara itu, niko sudah berada di dalam pelukan calvin yang memeluknya dengan sangat erat bahkan membuat niko kesulitan untuk bernapas.

"Maaf, tadi aku bentak kamu sayang," ucapnya lembut di telinga niko. Niko membalas pelukan calvin, dia mengangguk pelan.

"Aku banyak masalah di rumah. Tapi, aku belum bisa cerita sama kamu. Maaf, aku ngelampiasin ke kamu."

"Hum, gak papa. Gua minta maaf," Calvin menggelengkan kepalanya," ini bukan salah kamu" Calvin mengecup kening niko dengan lembut.

"Aku sayang kamu nik, aku gak mau kamu deket sama cowok lain selain aku. Jangan gitu lagi sayang, apalagi kamu telfonan tanpa sepengetahuan aku kayak tadi"

"Iya, aku tau!" jawab niko yang masih berada dalam pelukan calvin.

Calvin mulai merenggangkan pelukanya, dia menatap wajah niko sejenak yang terlihat memerah dari sorot matanya. Tangannya menangkup wajah niko lalu mengelusnya dengan lembut kemudian mengecup bibirnya dengan hangat.

"Jangan nangis," kata calvin. Niko mendengus kecil, siapa coba yang nangis! Ya, walaupun sebenarnya memang ingin menangis.

Niko menggelengkan kepalanya pelan. " Gak, gua kaga nangis. Yaudah, gua mau turun," kata niko yang buru-buru membuka pintu mobil tetapi segera di tahan lenganya sama calvin. Niko berbalik menatap calvin dan menyuruhnya untuk menutup kembali pintu mobilnya.

"Tutup pintunya," suruh calvin membuat niko menelan salivanya.

"K-kenapa? Kan, aku mau turun" Calvin tersenyum miring, dia merubah posisinya yang entah sejak kapan niko berada dalam kungkunganya.

"Aku mau makan," bisik calvin di telinga niko yang terdengar sangat menggairah. Niko langsung merinding, buku tengkuknya berdiri waktu mendengar suara calvin yang dengan sengaja dia meniup-niup telinganya.

"M-maksud kamu?" tanya niko gugup. Niko sedikit menyingkir dari calvin, dia menatap calvin yang terlihat sangat buas.

"Aku ingin melakukanya sebentar saja," kata calvin yang tatapanya mulai nakal dan menjelajah ke sana ke mari.

" Apaan? Jangan gila, kita lagi di tengah jalan!" jawab niko. Calvin ini sudah gila apa? Mereka itu lagi di tengah jalan, bahkan kaca mobilnya saja transparan. Melakukanya di dalam mobil bersama calvin? Bukan kena grebek lagi, emang udah pasti ketauan.

Calvin menahan tangan niko lembut," sebentar aja sayang," katanya dengan suara sexy.

"Calvin"

Calvin mendekatkan tubuhnya dengan niko. Dia sudah tak tahan untuk menahan rasa nafsunya yang terlanjur menggerogoti keinginanya.

"Tunggu dulu calvin, emh ah—" Niko mulai mengeluarkan suara desahan kecil yang terdengar erotis di telinga calvin, membuat calvin menjadi turn on sekarang.

Calvin langsung mengambil alih tubuhnya, kemudian meraup dan mengigit leher niko dengan lembut walaupun sedikit kasar. Lalu memberikan beberapa tanda kissmark di sana.

Calvin mencumbunya dengan ganas, dia berganti menjilat telinga niko, tangan satunya telah menyelusup dan membuka satu-persatu kancing kemaja yang di kenakan sama niko. Calvin memainkan nipel milik niko membuat niko menggelinjang dan mencengkram kuat punggung calvin.

"Calvin tunggu, ah..." Niko mengerang kenikmatan, dia benar menikmati setiap permainan calvin.

"Calvin, kita lagi di mobil... bi...sakah kita melakukanya... di ap... ah" Niko kembali mendesah saat calvin menjilat nipelnya dengan kasar. Niko mengalungkan tanganya di leher cavin, sembari memeluknya.

Niko masih ingin menikmatinya dan melakukanya lagi. Saat ini dia tak terlalu perduli dengan keadaan yang sedang di dalam mobil bersama calvin. Niko ingin cepat menuntaskanya.

Calvin berhenti melakukanya, dia melihat wajah niko yang memerah membuatnya tersenyum. Calvin menyuruhnya untuk berpindah dan duduk di atas pangkuanya.

Niko mengangguk dan langsung terduduk di atas pangkuan calvin. Calvin membuka pahanya lebar membuat miliknya bergesekan dengan milik niko.

"Emh," Calvin tersenyum meringai dan semakin memainkan hole niko yang mulai basah.

"Ayang, niko gak tahan. Pengen di masukan emh," ucap niko memejamkan matanya.

"As you wish baby," ucap calvin lembut.

Calvin memasukan p***snya ke dalam hole milik niko, niko mengerang saat sepenuhnya masuk ke dalam. Niko langsung memeluk tubuh calvin dengan erat dan sedikit menggoyang pinggulnya dari atas membuat calvin terus mendesah karena permainan niko yang menggairah.

Calvin menepuk bokong niko dan mulai meremasnya saat niko benar-benar membuatnya mendesah. Sementara, niko terus menggerangkan pinggulnya dengan cepat.

"Lebih cepat sayang," ucap calvin semakin meremas tubuh niko.

"Ah, sayang lebih cepet" Niko mengangguk pelan kemudian mempercepat temponya, mereka sama-sama memeluk satu sama lain saat kenikmatan mulai di ujung.

"Niko... mau cum"

"Aku juga sayang. Aku... cum di dalam yah" Niko mengangguk dan terus mempercept goyanganya.

"Ah"

下一章