webnovel

Chapter 42 - Kedatangan pemimpin Dwarf

Selepas makan siang, Void bersama dengan Ratu Elf, Sylvia, menunggu di balkon belakang istana. Menunggu seorang pemimpin dari negeri utara, negeri yang pernah terpecah namun disatukan oleh revolusi. Meski pemimpin yang menyatukan mereka telah tiada dan di teruskan oleh keturunannya.

Seorang prajurit Elf berlari tanpa membuat langkah yang keras, ia membawa sebuah laporan untuk sang Ratu jika orang yang mereka tunggu telah tiba di depan Istana.

"Begitu, tolong antarkan beliau kemari," titah sang Ratu kepada prajurit itu, kemudian prajurit itu pergi dari hadapan mereka.

Ratu Sylvia kembali meminum tehnya, kemudian menyunggingkan senyuman penuh arti kepada Void seolah-olah ia menunggu sesuatu yang akan terjadi saat pertemuan 3 penguasa timur yang pernah bersama-sama melawan manusia itu.

Void tertegun sesaat melihat senyumannya itu, lalu membalasnya dengan senyuman tipis. Meski tersenyum begitu, sebenarnya Void merasa gugup luar biasa. Sejak awal ia duduk di balkon itu, tumit kaki kanannya terus bergerak dengan cepat tanpa menimbulkan suara, itu adalah kebiasaan yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya jika merasa gugup dan merasa tidak tenang.

"Paduka, anda baik-baik saja?" bisik Scintia tepat di belakang telinga Void.

Scintia berdiri dibelakangnya, sebagai pengawal pribadi ia akan terus berada di samping Void selama Void tidak memintanya pergi. Ia sedari tadi melihatnya, kaki Void yang terus bergerak dengan kecepatan konstan. Kekhawatirannya sebagai seorang pelayan memaksa dirinya untuk bertanya kondisi tuannya itu.

"Eh? Ah. Aku baik-baik saja, tidak apa-apa," jawab Void, gugup sesaat karena terkejut.

"Tapi kaki anda …"

"Kaki?"

Saat itu Void baru merasakan tumit kaki kanannya yang terus bergerak keatas dan kebawah, pada saat yang sama ia juga merasakan pegal pada bagian betisnya.

'Astaga … Aku harus lebih tenang,' Batinnya setelah menyadari kebiasaanya yang menjadi pertanda kondisinya sekarang.

"Ah tidak apa-apa, ini hanya kebiasaan ku saja. Tidak perlu dipikirkan."

"Saya mengerti."

Kemudian Scintia mengambil setengah langkah mundur, menaruh kedua telapak tangannya di depan perut dan memejamkan matanya, itu adalah sikap sempurna seorang pelayan apabila sedang tidak melakukan apapun dan siap menunggu perintah dari tuannya.

"Paduka Void, apa ada sesuatu?"

Karena mereka ribut sesaat, hal itu menarik perhatian Ratu Sylvia. Void langsung menjawab dengan senyuman tipis "Tidak ada apa-apa, Ratu Sylvia. Pelayan saya hanya sedikit mengkhawatirkan saya saja."

Bola mata sang ratu bergerak menatap kearah gadis pelayan di belakang Scintia, pandangan itu seakan sedang menganati bagian luar Scintia. Meski Scintia merasakan tatapan mendalam dari sang Ratu Elf itu, meski begitu Scintia tetap mempertahankan sikap sempurnanya sebagai pelayan pribadi Kaisar Iblis yang agung. Jika ia tidak profesional, maka nama paduka sendiri yang akan kotor, itu yang dipikirkan Scintia. Jika nama Void buruk karena dirinya, ia memilih memenggal kepalanya sendiri dibandingkan mendapatkan pengampunan meski itu dari pengampunan dari Void.

"Anda punya pelayan yang baik, paduka Void. Tangannya terlihat sedikit kasar, mungkin karena pekerjaanya."

"Anda pikir begitu? Mungkin anda benar, Scintia sudah sering bekerja keras. Mungkin saya perlu memberi hari libur untuk Scinfia."

"Mohon maaf, Paduka Void," Scintia memotong percakapan mereka dengan tiba-tiba. Tanpa mengubah sikap sempurnanya, Scintia kembali berbucara "Tetapi ini adalah resiko dari pekerjaan, sebagai kepala pelayan sudah sewajarnya hal ini terjadi … Lalu, saya pun sudah siap menanggung resikonya. Sebagai pelayan, saya sudah siap untuk menyerahkan diri saya untuk Kekaisaran."

Aku tidak ingin meninggalkan pekerjaan ini.

Secara singkat itu yang akan Scintia di akhir kata, tetapi terdengar tidak sopan jika dirinya mengatakan itu di depan dua penguasa yang salah satunya adalah tuannya sendiri.

Void tidak berkata apa-apa, tak lama Ratu Sylvia tertawa tanpa alasan lain selain menyadari pesan tersirat dari Scintia itu "Begitu ya, anda benar-benar memiliki pelayan yang baik, paduka Void. Tetapi ini hanya saran dari ku, dirimu juga seorang gadis, ada baiknya untuk merawat dirimu sendiri."

Scintia memegang jahitan pakaiannya, mengangkat sedikit seraya membungkuk kepada sang ratu elf sebagai pemberian rasa hormat "Terima kasih atas sarannya, Ratu Sylvia."

Saat itu Void tidak bisa berkata apa-apa, tepatnya ia tidak bisa ikut dalam percakapan mereka berdua. Tetapi di satu sisi ia setuju dengan Ratu Sylvia, mau bagaimana pun juga Scintia adalah seorang gadis. Ia pastinya memerlukan hal lain yang diperlukan gadis biasa, walau ia tidak tahu apa yang diperlukan itu yang mungkin suatu hari juga ia akan berhenti menjadi pelayan dan membuat sebuah keluarga bersama dengan orang lain. Ia akan menjadi kaisar yang buruk jika tidak menjaga pelayan-pelayannya, mungkin hal itu juga berlaku untuk bawahannya, para jenderal Iblis. Mungkin juga itu berlaku untuk seluruh penduduk Kekaisaran Iblis, ia yang kini seorang pemimpin harus mampu menjaga mereka semua, karena kini hal itu adalah tanggung jawabnya.

"Ratu Sylvia, mohon maaf bila mengganggu. Pemimpin persatuan wilayah Dwarf telah tiba."

Prajurit itu kemudian menyingkir dari pintu, berdiri tegap di samping. Void dan Ratu Sylvia juga berdiri untuk menyambut seorang Dwarf yang mereka tunggu. Langkahnya terdengar, suara gemerincing sepatu besi menapaki lantai mendekati mereka. Mata Void membulat melihat pria itu, pria yang sangat pendek memakai plat baja yang melindungi tubuhnya, di balik itu ia memakai pakaian berwarna kehijauan dengan lengan berwarna putih dan Dwarf itu juga mengenakan sepatu besi. Sangat jelas itu adalah setelan seorang prajurit, terkesan sangat kuat menggambarkan Dwarf itu. Berjanggut tebal, wajahnya juga jauh terlihat lebih tua dibandingkan dengan Void, walau begitu ia yakin 100% jika usianya jauh lebih muda dibandingkan dirinya karena Dwarf yang juga memiliki usia panjang, karena Dwarf rata-rata usia mereka hanya mencapai usia 400 tahun, sedangkan Elf mencapai 800 tahun dan Iblis? Normalnya sama seperti Elf, tetapi ada beberapa Iblis yang juga mampu sampai ribuan tahun, mungkin salah satunya adalah Void.

"Selamat datang Tuan Riedle, terima kasih telah jauh-jauh datang kemari," sambut sang Ratu, membuka kedua tangannya lebar-lebar menandakan ia menerima kedatangan Dwarf itu.

Dwarf itu dengan wajahnya yang sangat kaku dan sepintas terlihat sedang marah itu membungkuk kepada sang Ratu juga kepada sang Kaisar.

"Terima kasih karena telah mengundang saya, Ratu Elf, Sylvia dan Kaisar agung, Tuan Void."

'Kaisar agung? Itu terdengar sangat berlebihan, memang seberapa besar peran Kaisar ini?' Pikir Void setelah mendengar ucapannya.

"Karena ini adalah kedua kalinya kita bertemu setelah terakhir kali adalah di acara pemakaman pemimpin Dwarf sebelumnya, izinkan saya memperkenalkan diri saya kembali. Ketua persatuan wilayah Dwarf, Adolf Riedle, untuk seterusnya demi kedamaian 3 aliansi, mohon kerjasamanya."

Sebuah kata-kata formalitas yang sangat asing di telinga Void menandakan pertemuan 3 pemimpin aliansi yang sudah terjalin sangat lama akhirnya dimulai.

To be continue

下一章