webnovel

Masih Belum Move On

"Eh, ketawa, gak percaya lu kalau gua bunting?" ucap Sela sambil menepuk pundak pelanggannya tersebut.

Novi sebenarnya sempat kaget ketika Sela bilang bunting, dia sempat berpikir kalau Sela sedang menyindir nya, tapi akhirnya Novi cuek aja karena pasti sebentar lagi semua orang juga akan tau kalau dia sekarang ini sedang hamil.

"Emang kamu mau ijin berapa hari?" tanya Vega ke Sela.

"Cuma satu hari sayang," balas Sela.

"Emang mau kemana sih Sel?" tanya Novi.

"Disuruh Emak kondangan," jawab Sela.

Sontak saja ucapannya itu langsung disambut gelak tawa mereka yang ada.

Sementara itu di Surabaya Andi yang masih belum bisa ngelupain Novi nampak sedang kelimpungan di rumah, kegalauannya itu terasa makin lengkap karena sekarang ini dia di rumah cuma seorang diri.

Andi sebenarnya ingin sekali ke Malang untuk menyusul Novi, tapi Andi juga merasa ragu, apakah kira-kira Novi mau menerima kedatangannya?

Lama Andi berpikir, hingga akhirnya dia pun memutuskan untuk pergi ke Malang.

Dan karena yang tau alamat Novi cuma Fajar maka Andi pun ingin menghubungi Fajar untuk minta alamat Novi.

"Halo Jar," nampak Andi sedang menelpon Fajar.

"Ya Ndi, ada apa?" tanya Fajar.

"Aku minta alamat Novi, tolong kirimi ya?" pinta Andi.

"Oke, ntar aku chat di WhatsApp," balas Fajar.

Fajar yang saat itu sedang istirahat siang di gudang langsung memberi alamat Novi ke Andi.

Setelah mendapatkan Alamat Novi, Andi pun berniat ke Malang besok pagi, dan dia juga ingin mencari sewaan mobil buat pergi ke sana.

Esok harinya kira-kira jam lima pagi dia sudah pergi ke rental mobil, dan akhirnya dia pun memilih menyewa mobil honda jazz untuk dibawa ke Malang.

Dengan perasaan yang masih ragu Andi pun akhirnya berangkat, dia menyewa mobil dengan durasi satu hari satu malam dengan harga sewa tiga juta rupiah.

Sengaja Andi berangkat pagi, ya kira-kira pukul setengah enam pagi, karena dia berpikir kalau ini alamat masih nyari-nyari.

'Iya kalau langsung ketemu, kalau sampai nyasar kan bisa memakan waktu yang lama.' Pikir Andi dalam hati.

Dan setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat jam akhirnya sampailah Andi ke Pasar Gadang.

Begitu dia melewati Mall yang ada disekitar situ, Andi pun berhenti, dia ingin membelikan oleh-oleh untuk Novi.

Dan hadiah yang pilih adalah sebuah boneka hello kitty warna biru dengan ukuran jumbo dan coklat dengan aneka jenis dan rasa.

Itulah sebuah bentuk usaha yang dilakukan oleh Andi untuk wanita yang sangat dicintainya itu, yang saat ini juga telah mengandung janin darinya.

Setelah mendapatkan apa yang dicarinya Andi pun langsung berangkat menuju alamat yang terlihat tidak jauh lagi, karena dia memang melihat alamat dari Google Maps.

Dan setelah berjalan kira-kira sepuluh menit tibalah Andi ke rumah yang dimaksud.

Setelah berhenti Andi langsung turun dan langsung masuk ke halaman rumah.

Nampak rumah itu terlihat sepi, dari luar rumah terdengar suara televisi, Andi memberanikan diri untuk mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum," ucap Andi.

Tidak mendapat balasan,Andi pun mencoba melihat kedalam rumah lewat jendela yang memang terbuka.

"Assalamualaikum." ucap Andi mengulangi salamnya sambil melihat ke dalam ruangan depan.

Namun tiba-tiba hati Andi terkejut, hatinya berdebar-debar, manakala dia melihat foto Novi terpajang di atas pintu yang menghubungkan ruang tamu dengan ruang tengah.

'Tidak salah lagi, ini benar-benar rumah Novi.' gumamnya dalam hati.

Belum lagi hilang rasa berdebar nya tiba-tiba saja muncul dari ruang tengah seorang wanita yang sudah tidak muda lagi dengan dandanan yang tidak kalah dengan anak muda.

Andi pun bergumam, 'Pantes aja Novi cantik lha wong Ibunya yang sudah tua aja masih terlihat oke kaya gini.'

Tidak lama kemudian Ibu Novi pun membukakan pintu.

"Siang Bu ... Apa benar ini rumah Novi?" tanya Andi.

"Iya bener, Adik ini siapa ya?" Jawab Ibu Novi kemudian balik tanya.

" Saya Andi Bu ... temen Novi dari Surabaya," jawab Andi.

"Novi nya ada Bu?" Lanjut Andi.

"Gak ada, dia lagi kerja?" jawab Ibu Novi.

"Kerja? kerja apa Bu?" tanya Andi yang terlihat agak kaget mendengar kalau Novi telah bekerja.

"Ikut Kakaknya kerja di salon," balas Ibu Novi.

"Salonnya dimana Bu?" lanjut Andi bertanya.

"Itu didepan Pasar Gadang," balas Ibu Novi.

"Mari silahkan masuk," ucap Ibu Novi mempersilahkan.

"Iya Bu makasih, saya tak nyusul aja ke sana Bu, ada sedikit perlu dengan Novi," terang Andi pada Ibu.

"Oiya silahkan ...." jawab Ibu Novi tanpa merasa curiga sedikit pun kalau pemuda yang ada dihadapannya itu adalah orang yang sangat dibenci oleh putrinya karena telah membuatnya hamil.

"Mari Bu ...." ucap Andi berpamitan dan langsung pergi menuju salon.

Dan tidak lama kemudian Andi pun tiba di pasar, dan dia memperlambat laju mobilnya sambil matanya terus mengawasi arah depan, samping kiri dan kanan.

Hingga akhirnya sampailah Andi ke salon yang dituju, dan sebelum turun dia nampak mengawasi suasana salon yang terlihat ramai pengunjung itu.

'Wah ramai banget nih salonnya,' gumam Andi dalam hati.

Jujur saja, begitu mau turun hati Andi tiba-tiba merasa deg-degan, ada dua perasaan berbeda yang muncul disaat yang sama, yaitu antara rasa kangen dengan sosok Novi dan juga perasaan takut jika terjadi penolakan atas kedatangannya itu.

Nampak Andi menarik nafas dalam-dalam untuk sekedar mengontrol jiwanya, dia berusaha menenangkan perasaannya untuk selalu siap melihat dan merasakan kenyataan yang akan dirasakannya sebentar lagi.

Kemudian turunlah Andi dari dalam mobil dan langsung melangkah berjalan menuju salon, karena suasana salon yang terlihat ramai maka kedatangan Andi pun tidak begitu diperhatikan oleh orang-orang yang ada didalam salon tersebut.

Nampak Andi duduk di kursi yang ada di emperan salon sambil terus memperhatikan orang yang ada di dalam.

Setelah memperhatikan dengan seksama tidak nampak Novi ada di dalam salon, namun tidak lama kemudian muncullah Novi dari ruang belakang lengkap dengan seragam salon yaitu baju lengan setengah panjang bermotif batik warna gelap dengan bawahan celana longgar dengan motif yang sama, sedangkan rambutnya digelung pakai jepitan dengan tatanan yang dibikin setengah acak yang memperlihatkan leher.

Dengan tampilan yang belum pernah dilihat oleh Andi sebelumnya, karena selama ini Andi selalu melihat Novi dengan pakaian celana ketat dan kadang-kadang pendek selutut dengan atasan baju atau kaos ketat.

Andi nampak sangat terpukau dengan Novi dengan gaya busana seperti itu.

Sementara Novi terlihat terus melanjutkan melayani pelanggan yang sempat ditinggalkan beberapa saat karena mengambil sesuatu dari ruang belakang.

Bersambung.

下一章