Bukan cuma status sosial saja yang beda, masalah umur pun mereka terpaut lima tahun, ditambah Novi sendiri sudah menjadi janda beranak satu, pokoknya komplit lah sekat yang bikin dia jadi tambah sulit untuk bisa mendapatkan Fajar.
Pikiran Novi pun terus berkecamuk hingga tanpa terasa jika mereka telah kelewat dari rumahnya.
"Mana rumahmu Nov? Katanya gak jauh dari perempatan?" tanya Fajar, dan Novi pun agak terkejut dan segera sadar kalau mereka telah terlewat.
"Oh maaf-maaf kayaknya udah terlewat, muter balik lagi dong," ucap Novi dengan muka sedikit malu.
"Yah ... Makanya jangan ngelamun dong ...." seru Fajar.
"Iyaa maaf, tuh depan ada gardu PLN rumah ku disebelah nya," sahut Novi.
Akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah Novi tepat pukul tiga lewat lima belas menit.
"Ayo turun," ajak Novi.
"Ayo," sahut Fajar singkat.
Ketika turun Novi pun cuma make celana pendek dengan tubuh ditutupi dengan kain pantai khas Bali dan disusul Fajar yang berjalan dibelakangnya.
Terlihat Rumah Novi pintunya tertutup, lalu Novi pun tanpa mengucapkan salam langsung membukanya.
"Bu ... Ibu," ucap Novi memanggil ibunya.
Namun tidak ada jawaban, tapi terdengar suara ibunya dan anak kecil dari belakang rumah, dan Novi pun langsung bergegas kebelakang.
"Novi, kok tiba-tiba muncul gak ada suara," ucap Ibu Novi.
"Ye ibu, lha wong dari tadi aku udah manggil-manggil kok, ibu aja yang gak denger," kilah Novi.
Sementara itu si sandi keponakan Novi yang tak lain adalah anak kakaknya memanggilnya.
"Tante Novi mana oleh oleh-olehnya?" tanya bocah berumur tujuh tahun itu.
"Gak bawa oleh oleh-oleh," jawab Novi sambil mencubit pipi bocah itu.
"Ih tante pelit," sahut bocah itu sambil terlihat cemberut.
"Hus! Sandi gak boleh gitu," ucap Ibu Novi menasehati cucunya tersebut.
"Kamu bareng siapa Nov?" tanya Ibu.
" Temen," jawab Novi singkat.
"Mana dia?" Sambung Ibu lagi.
Sementara itu Fajar terlihat duduk-duduk di teras depan sambil bermain HP.
"Lho ... Kok gak disuruh masuk to temennya, Mari masuk dik," ucap Ibu mempersilakan Fajar.
"Iya Bu makasih ...." jawab Fajar sambil bergegas masuk.
Sementara itu Novi terlihat duduk dengan kaki di selonjor kan ke depan dengan tubuh sedikit miring dan sambil mengetuk-ngetuk kan kedua jari telunjuk ke mulutnya.
Fajar pun duduk di sudut sofa.
"Eh Nov buahnya tadi masih tertinggal di mobil lho, Ambil dong," pinta Fajar.
"Oiya," sahut Novi pendek.
"Sandi ...." seru Novi memanggil ponakannya tersebut.
"Apa ...." jawab ponakannya yang terlihat sedang asik main game PlayStation itu.
"Mau oleh-oleh gak?" Sahut Novi.
"Oleh-oleh apa?" Balas Sandi balik bertanya.
"Ada deh pokoknya ...." timpal Novi.
Sementara itu Sandi terlihat tidak tertarik dengan seruan Tantenya itu, dia masih asik main game.
Melihat Novi dan keponakannya tersebut lantas Fajar pun terus berdiri bermaksud mau mengambil buah, tapi keburu dicegah oleh Novi.
"Udah gak usah kamu duduk aja, biar aku yang ambil," ucap Novi sambil bergegas berdiri.
"Mana kuncinya?" pinta Novi.
"Nih," ucap Fajar sambil memberikan kunci mobilnya.
Novi pun bergegas keluar menuju ke mobil, "Twit, twit..." suara alarm kunci mobil Fajar nyaring.
Setelah mengambil buah tersebut Novi pun segera masuk kedalam rumah dan langsung menuju ruangan dimana keponakannya tersebut bermain.
"Sandi ...Tante punya ... mau gak?" ucap Novi.
Melihat Tantenya membawa buah kelengkeng dan anggur Sandi pun langsung loncat sambil bilang,
"Mau, mau," ucapnya kegirangan.
Sementara itu sang Ibu terlihat sedang menemani Fajar diruang tamu.
Ya meskipun Ibu Novi itu sudah tidak muda lagi namun wanita tersebut masih terlihat cantik, ditambah dengan polesan make-up dan juga gaya busana yang gak jauh-jauh beda dengan Anaknya, yaitu sangat ketat dan minim.
Dan mengenai kehidupan rumah tangga pun bisa dibilang sama dengan Novi, Ibu Novi itu sudah cerai dengan suaminya ketika Novi baru berumur sepuluh tahun, dan setelah itu menikah lagi namun tidak lama bercerai lagi, hingga sampai tiga kali sang Ibu kawin cerai setelah cerai dari Ayah Novi tersebut.
Ibarat pepatah BUAH JATUH TIDAK JAUH DARI POHONNYA.
Fajar dan Ibu masih terus ngobrol, Sementara itu Novi terlihat tiduran sambil liat ponakannya makan buah kelengkeng, dan mungkin karena capek Novi pun akhirnya tertidur di samping ponakannya tersebut.
Setelah cukup lama ngobrol dengan Fajar Ibu pun berkata,
"Oiya maaf dari tadi belum dikasi apa-apa."
Fajar pun hanya Senyum-senyum saja.
"Novi ... Fajar ambilin minum dong ...." seru Ibu.
Berulang-ulang Ibu memanggil tapi tidak dijawab akhirnya Ibu pun bergegas kebelakang untuk ambil minuman di kulkas, dan ketika melihat Novi tertidur Ibu pun berucap.
"Ya ampun ... Nih, Anak dipanggil gak jawab malah tidur ...." ucap Ibu sambil mengambil minuman di kulkas yang berada diruang makan, dan setelah itu langsung menyuguhkannya ke Fajar.
"Mari dik silakan diminum," ucap Ibu menawari.
"Ya Bu, makasih ...." jawab Fajar.
"Ngomong-ngomong nanti nginap kan?" Tanya Ibu Novi.
"Ah, enggak Bu, nanti langsung pulang," jawab Fajar.
"Ya udah mendingan sekarang dik Fajar istirahat sana biar tidak ngantuk nanti,"
ucap Ibu.
"Enggak Bu, Fajar tidak ngantuk kok," jawab Fajar.
Padahal sebenarnya Fajar pun juga merasa ngantuk banget, tapi dia merasa gak enak kalau tidur di rumah orang.
Untuk menutupi rasa kantuknya tersebut Fajar pun mengambil rokok dan langsung merokoknya, kemudian dia pun minta izin untuk keluar untuk liat-liat suasana.
"Bu Fajar mau jalan-jalan keluar, mau liat-liat suasana."
"Oiya Dik, silahkan," sahut Ibu Novi.
Fajar pun berjalan keluar rumah sambil terus menghisap rokoknya, kemudian dia membuka pintu mobilnya dan berniat ingin minum miras yang dibeli Novi itu.
Namun tiba-tiba tidak jadi karena merasa gak enak kalau sampai dilihat oleh Ibu Novi.
Setelah kira-kira satu jam berada diluar rumah, tiba-tiba terdengar suara adzan maghrib Fajar pun masih asik duduk-duduk di tempat duduk dekat gerbang masuk rumah Novi.
Terlihat oleh Fajar beberapa orang yang berangkat ke masjid untuk sholat maghrib berjamaah, diapun teringat ketika dia pas di rumah, karena kalau waktu maghrib biasanya dia pun juga disuruh sholat di masjid oleh Ayah dan Ibunya, walaupun tidak jarang dia gak mau berangkat.
Hingga habis maghrib Fajar masih duduk ditempat itu.
Sementara itu Novi yang sudah bangun, terlihat baru saja selesai mandi dan dia diminta bantuin Ibunya untuk menyiapkan makan untuk makan bareng.
Dan ketika sudah siap semua makanannya, lalu Ibunya pun menyuruh Novi untuk memanggil Fajar untuk diajak makan bareng.
"Udah Nov, sana panggil si Fajar, ajak dia masuk dan makan bareng-bareng," suruh Ibunya.
Novi pun segera bergegas keluar memanggil Fajar.
"Fajar ... Ayo masuk disuruh makan bareng sama Ibu," seru Novi.
Fajar pun terlihat tidak segera bergegas, mungkin dia merasa malu kalau disuruh makan.
"Ayo to cepetan ...." Seru Novi ulang.
Dengan tidak menjawab Fajar pun bangkit dan berjalan mengikuti Novi.
BERSAMBUNG.