Siluman Privlen memang memenangkan sejumlah pertarungan selama ini, dendam yang melampaui batas membuat kekuatannya berlipat-lipat.
Tentu saja, himpunan kekuatan yang diciptakan oleh Privlen memanglah berefek besar. Namun, dia harus memberikan bayaran setimpal berupa tenaga yang terkuras habis. Napasnya terengah-engah. Dia jatuh terduduk di tanah gua, tapi kembali bangkit dengan taring yang memanjang, juga ekornya yang mengibas-ngibas, bersiap untuk memerintahkan para prajuritnya mengeksekusi musuh.
Manusia ular itu tersenyum lebar, tatkala melihat wajah Shem yang memucat, apalagi dua panglima yang menyertainya tadi, kini hampir tumbang akibat serangan oleh burung-burung hantu yang membawa mereka ke alam bawah sadar.
Seketika, terdengar suara tawa menggelegar sang Privlen. "Sekarang, kemenangan akan menjadi milikku!" ujarnya. Tawa itu terus berlanjut sampai dinding-dinding gua mulai retak ke segala arah saking kencangnya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者