Sontak saja Shem langsung melihat ke arah lengannya yang ditunjuk oleh pelayan tersebut. Dia menarik napas panjang karena tidak merasakan sakit saat ada bagian tubuhnya yang terluka. Dia terlalu sibuk memikirkan orang lain sampai lupa bahwa dirinya juga terluka akibat bertarung dengan beberapa jenderal dan panglima dari musuh.
"Tidak apa-apa. Rawat mereka dulu," titahnya.
"Biarkan aku yang merawat Pangeran," minta seorang tabib yang baru datang setelah mengobati para prajurit di luar.
Akhirnya Shem mengangguk dan duduk di salah satu dipan yang masih kosong. Dia benar-benar sama sekali tidak merasakan sakit di lengan kanannya tersebut, bahkan saat tabib itu membuka baju pangeran yang warnanya bercampu darah lawan, membersihkan luka dan mengoleskan ramuan serta obat-obatan yang harus diminumkannya. Wajahnya sama sekali tidak berekspresi. Seorang pangeran tampan itu memang sudah mati rasa akibat dampak perang yang begitu dahsyat dan mendadak ini.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者