Dan tak lama, mengalir darah segar pula dari sana. Musuh melompat dengan pedang di tangan. Abraham segera mundur beberapa langkah. Kemudian mengambil pedang yang tergeletak di tanah dan mulai menggunakan dua pedang. Itu sering dia pelajari dari raja Theophilus dulu. Panglima itu tak kalah lincah. Bahkan beberapa kali rambut Shem terpotong oleh ujung pedang yang begitu tajam.
Abraham melompat untuk menghindari pedang di bagian kaki. Hingga saat ada kesempatan, dia menyabetkan pedang tepat di bagian leher musuh. Sekali saja pasti sudah lumpuh.
"Crash!"
Dengan cepat kepala itu terpisah dari tubuh. Menggelinding entah ke mana. Sedangkan tubuhnya langsung ambruk ke tanah. Bersamaan dengan darah yang mengaliri seluruh mayat tanpa kepala tersebut. Shem tertegun. Dia kira menghabisi satu panglima itu sudah cukup, tapi yang dia lihat malah sebaliknya. Dia tersenyum kecut saat mengingat yang mereka hadapi kali ini bukan hanya satu kerajaan, melainkan gabungan dari beberapa kerajaan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者