Hanya denting suara piring yang beradu yang terdengar di ruang makan. Beberapa kali Rahel melirik pada Nico yang tengah menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Tapi entah mengapa tatapan mata lelaki itu begitu kosong. Tidak seperti biasanya.
"Apakah Tuan sakit?" seloroh Rahel membuyarkan lamunan Nico. Seketika lelaki yang hendak menyuapkan makanan itu menoleh pada Rahel.
"Tidak, aku baik-baik saja!" ucapnya. "Masakan kamu enak Rahel," serunya kemudian.
"Terimakasih Tuan!" balas Rahel menyunggingkan senyum kecil.
"Tuan, tadi ada seseorang mengantarkan undangan ke rumah untuk Tuan!" ucap Rahel menyodorkan secarik undangan pada Nico.
Sekilas Nico hanya melirik, kemudiaan meraih kertas undangan tersebut. Sejenak netra Nico membaca deretan aksara yang tertulis pada kertas undangan.
"Sudah biarkan saja!" seru Nico meletakan kertas undangan itu kembali di atas meja dan melanjutkan makan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者