webnovel

Chapter 25 : Kembali Ke Markas

(A/N : Di sini author hanya ingin bilang, kalah penunjukan kekuatan dari Peuri bakal di undur, hanya karena author merasa kalau itu agak terlalu memaksakan, jika saja author memaksa Peuri untuk bertarung saat ini. Jadi, mohon bersabarlah, jika kalian memang ingin melihatnya, dan jika tidak, yahh diam saja lebih baik:V)

(POV Orang Ketiga)

Peuri yang melihat keadaan yang tidak menguntungkan di depannya ini, dia segera meminta Brunnhilde untuk mundur dan berdiri di belakangnya, sementara dia sendiri mulai terlihat mencopot kedua sarung tangan yang sedang dirinya kenakan, yang adalah sarung tangan yang dia dapatkan dari Arch.

Tidak lama setelah dia melakukan hal itu, sosok Arch segera terlihat seutuhnya, di mana hal tersebut segera membuat ksatria yang menghadang pintu keluar menjadi sedikit tersenyum.

"Aku suka dengan seorang pria yang masih tetap berani bertarung, meskipun keadaannya sedang tidak menguntungkan baginya." Pria Ksatria itu terlihat mengatakan hal tersebut dengan senyum kecil yang tumbuh di wajahnya, setelah dia melihat sosok Peuri yang sepenuhnya.

Peuri sendiri terlihat hanya memandanginya saja sebentar, sebelum dia melepas jubah miliknya dan memberikannya kepada Brunnhilde, sambil membisikkan sesuatu hal, yang mana hal tersebut berhasil membuat mata dari Valkyrie tersebut melebar dengan penuh keterkejutan.

"Apa kamu yakin bisa melakukan hal itu? Mereka semua ini jauh lebih banyak dari pada kamu. Dan lagi, ada seorang Servant di antara mereka."

Namun, yang diterima oleh Valkyrie tersebut hanyalah sebuah senyum lembut saja, sebelum Peuri berkata; "Oh, ayolah, Master. Kamu seharusnya tahu, bukan? Kalau aku ini cuku kuat untuk membinasakan mereka sekaligus. Karena, di sini ada begitu banyak es dan salju di sekitar kita."

Mendengar hal itu, Brunnhilde segera melebarkan matanya, karena dia akhirnya paham dengan apa yang ingin dikatakan oleh pria tersebut.

Hanya saja... "Aku tidak akan meninggalkan mu, Saber. Karena, aku tidak ingin di anggap sebagai pengkhianat juga olehmu." 'Selain itu, aku juga masih memerlukan mu untuk bersiap dengan Ragnarok, jika saja hal itu memang benar-benar akan terjadi.' Brunnhilde mengatakan hal itu dengan penuh keseriusan, meskipun bagian yang terakhirnya dia hanya menyimpannya di dalam hati saja dan tidak mengungkapkannya dengan lantang.

Dimana, setelah mendengar hal itu, Saber hanya bisa terkekeh saja, karena meskipun dirinya tahu kalau wanita ini memang tidak mengatakan kebenaran secara menyeluruh, tapi fakta bahwa dia tidak ingin dianggap sebagai pengkhianat olehnya memanglah sebuah kebenaran.

Jadi, dengan sedikit keengganan, karena dia sebenarnya yang ingin mencoba bertarung dengan Servant yang ada di depannya ini, Peuri harus pasrah untuk meninggalkan kesempatan tersebut untuk lain kali saja, itu juga kalau mereka memang bertemu lagi, hanya karena pria itu yang tidak ingin membuat Masternya ini terluka, mengingat dia yang masih kurang tahu keseluruhan dari kekuatan yang Masternya ini miliki.

"Kalau begitu, aku hanya memiliki hal itu saja sebagai pilihannya, ya..."

Setelah menggumamkan hal tersebut, Peuri segera menyalurkan energi sihir miliknya menuju ke arah kakinya, untuk menulis sesuatu hal di lantai, yang tepat setelah hal itu di tulis, sebuah penghalang transparan muncul begitu saja di sekitar kedua orang itu.

Tentu saja, hal tersebut berhasil membuat Servant yang menghalau pintu keluar itu terkejut, karena dirinya yang tidak pernah menyangka kalau skenario tersebut akan terjadi, terutama setelah melihat kalau Servant yang ada di depannya ini menunjukkan penampilan aslinya.

Akan tetapi, baru saja dia ingin melepaskan Noble Phantasm miliknya untuk mencegah apa yang sedang dirinya pikirkan terjadi, ledakan cahaya besar segera memenuhi tempat itu, sebelum dengan cepat menghilang, di mana kedua orang yang ada di depan Servant tersebut juga ikut menghilang.

Melihat hal tersebut, tentunya dia segera mendecak lidahnya dengan penuh kekesalan, karena... "Ini benar-benar bermasalah. Meskipun Master mungkin saja masih bisa memakluminya, tapi aku yakin bajingan itu akan menggunakan hal ini untuk terus mengolok-olok ku."

Meskipun pria itu memang kesal dengan fakta tersebut, tapi karena dia juga sudah tidak dapat merasakan kehadiran dari kedua orang itu lagi di sekitaran tempat ini, Servant itu hanya bisa menerimanya saja dengan pasrah.

Dimana, dia kemudian memutuskan untuk kembali berpatroli saja, berharap ada orang lain yang bisa dia jadikan sebagai pelampiasan amarahnya.

=-----=-----=-----=-----=-----=

(POV MC)

"Naga itu benar-benar terlihat lebih besar dari pada yang aku pikirkan." Aku hanya bisa menggumamkan hal itu saja, setelah mengingat kembali tentang hal apa yang muncul secara tiba-tiba di tengah-tengah sisi Selatan dari Kota Moskow.

Yuna yang sedang berjalan di sampingku terlihat menyetujui hal itu dengan anggukkan ringan miliknya, sambil berkata; "Bahkan, itu adalah monster dengan aura paling mengerikan yang pernah aku temui hingga saat ini."

"Namun, bukankah itu hal yang baik, Master?" Assassin yang diam saja sejak aku bertemu dengan kedua orang ini, dia terlihat membalas Masternya itu dengan nada dinginnya yang biasa, saat dia terus berjalan dalam langkah kaki yang benar-benar tidak menghasilkan suara sama sekali.

Jujur saja, aku begitu takjub dengan hal tersebut. Karena, bahkan tanpa mengaktifkan skill [Presence Concealment] miliknya, pria ini sudah bisa menyembunyikan kehadiran miliknya dengan sangat baik.

Mengabaikan hal itu, Yuna yang mendengar perkataan dari Assassin segera menatapnya dengan penuh kebingungan, "Apa yang kamu maksud, Assassin?"

Tidak hanya Yuna saja, tapi aku juga melakukan hal yang sama, meskipun aku hanya menatapnya dengan penuh kebingungan, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Dimana, Assassin segera tersenyum kecut, sebelum dia berkata; "Maksudku itu, meskipun kita mungkin mendapatkan sedikit masalah dengan Naga yang muncul itu, tapi mengingat kita memiliki Archer itu di sini, hal itu akan selesai dengan sangat mudah. Karena, hal apapun yang memiliki atribut naga di dalam diri mereka, mereka semua tidak akan bisa menolak perkataan dari pria tersebut."

"Belum lagi, aku juga berhasil mendapatkan informasi yang sangat berharga di sana, meskipun tidak begitu banyak, tapi aku yakin itu sudah cukup untuk kalian berdua, bukan?"

"I-itu benar sekali." Aku hanya bisa menganggukkan kepala ku saja sebagai persetujuan, dari apa yang dikatakan oleh Yuna.

Lagi pula, dari apa yang pria ini katakan, sepertinya, meskipun orang yang mengawasi Lostbelt ini masihlah Kadoc, tapi dia bukan berasal dari Crypter, melainkan dari sesuatu hal yang di sebut dengan Archdeus, yang baik aku maupun Yuna, tidak tahu mengenai apapun tentang hal tersebut.

'Tapi tetap saja, ada begitu banyak Servant OC di dalam Lostbelt ini, sampai-sampai orang seperti Kadoc pun bisa memanggil lebih dari satu orang Servant.'

Aku hanya bisa tersenyum kecut saja, setelah teringat dengan jumlah Servant yang pria Kadoc itu miliki dari Assassin, yang kata pria ini sih, itu masih belum jumlah keseluruhan dari Servant milik orang tersebut, di mana hal itu cukup mengejutkanku, karena seberapa banyak lagi Servant yang orang itu miliki?

Namun, karena memikirkannya dengan sedikit informasi seperti ini tidak memungkinkan untuk diriku, jadi aku memutuskan untuk membuat Raphael menganalisis hal tersebut, terutama mengingat aku yang meninggalkan beberapa hal di kota itu.

Kemudian, aku berbincang mengenai hal-hal acak dengan Yuna, sebelum gadis itu segera mengabaikan ku dan lebih fokus dengan Servantnya itu, yang setelah aku lihat baik-baik, sepertinya mereka berdua telah mengembangkan semacam hubungan yang cukup romantis, meskipun mereka berdua baru bertemu satu hari yang lalu.

[Keberatan. Menurut Saya, Individu Bernama Yuna lah yang menjadi satu-satunya orang yang memiliki sedikit ketertarikan romantis terhadap Assassin, di mana menurut analisis saya juga, Assassin sepertinya tidak memandangi Individu bernama Yuna dengan cara yang seperti itu]

'O-oh... Ini mengejutkan. Bagaimana kamu bisa sampai pada kesimpulan seperti itu?'

Meskipun aku cukup terkejut dengan balasan mendadak dari Raphael, tapi yang jauh lebih penting saat ini adalah, mencari tahu dari mana orang ini bisa sampai pada kesimpulan tersebut.

Dan, seperti biasanya, saat Raphael menyembunyikan sesuatu hal dariku, dia akan selalu diam dan tidak merespon, yang hanya membuatku menghela nafas saja, karena meskipun aku ingin sekali mencari tahu alasan di balik hal tersebut, tapi karena itu terlalu merepotkan, plus mengingat Raphael pun yang tidak akan pernah membahayakan ku, aku memutuskan untuk selalu mengabaikannya saja, di mana kali ini pun aku memutuskan untuk melakukan hal yang sama.

'Untuk sekarang, lebih baik aku fokus untuk meningkatkan hubungan ku dengan Chacha.'

Meskipun aku agak risih dengan gadis kecil itu, tapi mengingat dia adalah Servant milik ku, aku memutuskan untuk menerimanya saja dengan lapang dada.

Belum lagi, dia juga terpanggil tanpa relik suci, yang artinya gadis itu adalah seseorang yang paling cocok denganku.

'Tapi, apanya yang cocok? Aku merasa, kalau kami berdua itu begitu sangat berbeda.'

Dan, karena memikirkan hal itu lebih jauh tidak akan membawa manfaat apapun kepadaku, jadi aku memutuskan untuk memikirkan tentang bagaimana caranya agar aku bisa meningkatkan hubunganku dengan Chacha, yang aku harap tidak begitu terikat dengan Caster.

Sambil memikirkan hal-hal tersebut di dalam benak ku, akhirnya kami semua mulai memasuki wilayah dari markas kami.

◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆

~Bersambung~※

Promosi Tak Tahu Malu:

Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!

Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!

Catatan Penulis:

Yayy! Akhir update lagi!

Untuk yang pertama, author ingin minta maaf karena Hiatus terlalu lama. Tapi itu juga memiliki alasan, dan lagi-lagi hal ini berkaitan dengan ponselku, yang sekali lagi, mengalami problem, malah mungkin lebih parah, karena tiba-tiba saja mati dan tidak bisa dinyalakan lagi.

Lalu, bagaimana cara author bisa up di sini? Itu mudah. Author meminjam ponsel ortu author, dan tentunya menggunakannya untuk menulis bab kali ini plus menguploadnya.

Selain mengenai hal tersebut, seperti yang author katakan di awal, kalau adegan pertarungan Peuri bakal di tunda, karena author merasa kalau hal tersebut agak terlalu di paksakan, mengingat tidak ada motivasi bagi untuk Peuri untuk bertarung, terutama mengingat karakter dari pria itu yang lebih baik menghindari masalah jika dimungkinkan.

Kemudian, author juga masih ingin bertanya mengenai seri author yang di Catatan Penulis di bab yang sebelumnya, tentang apa author perlu menguploadnya atau tidak.

Jadi, author berharap kalian segera menjawabnya.

Itu aja sih yang ingin author sampaikan, dan juga perlu di ingat, kalau jadwal update nya itu bakal lebih lama lagi, mengingat author yang sedang tidak memiliki ponsel untuk digunakan, jadi kemungkinan untuk up setiap hari tidak dapat author lakukan lagi, tapi author akan tetap berusaha untuk melakukan update secepatnya.

Sampai jumpa lagi di bab selanjutnya! Adios~!

下一章