webnovel

Chapter 23 : Pengumpulan Informasi Selesai & Sesuatu Hal Yang Tidak Terduga

(POV Orang Ketiga)

Di salah satu atap dari bangunan yang ada di sisi Barat dari Kota Moskow, sesosok bayangan hitam dapat terlihat sedang mengintai seseorang.

Sosok bayangan itu terlihat mengenakan sebuah pakaian hitam legam, dengan bagian yang paling mencolok darinya adalah sebuah topeng tengkorak yang terlihat menutupi wajahnya.

Dia terlihat sedang mengawasi seorang remaja laki-laki yang tampak menutupi wajahnya dengan sebuah topeng emas, yang sudah hampir sepuluh menit lebih memasuki kota ini, dan remaja itu terlihat seperti sedang mengumpulkan sebuah informasi di sekitar sana.

'Apa dia salah satu anggota dari Nigeraco Empire?' Itu adalah satu-satunya hal paling logis yang sosok itu bisa pikirkan, setiap kali dia melihat remaja tersebut.

Hanya saja... 'Kenapa aku merasa kalau meksipun dia terlihat seperti seorang Servant, tapi tidak pada saat yang sama?'

Itu benar sekali. Hal tersebut adalah sesuatu hal yang masih mengganggunya hingga saat ini, sampai-sampai dia bingung, apakah dirinya perlu menyingkirkan orang ini terlebih dahulu, atau pergi untuk melaporkan hal ini kepada Masternya.

Akan tetapi, meskipun memikirkan hal itu dengan sangat serius, sosok tersebut berakhir untuk memilih opsi yang kedua, hanya karena dia merasa kalau itu jauh lebih baik, ketimbang harus mengambil resiko terbunuh oleh remaja itu, yang entah kenapa selalu memberinya rasa bahaya yang agak mematikan dari sekitarnya.

Namun, tepat pada saat sosok itu berbalik, dia segera menjadi sangat terkejut, hingga membuatnya melompat mundur dengan sangat terburu-buru, setelah dia melihat kalau sudah ada seseorang yang sedang berdiri di belakangnya, tanpa dirinya sadari.

'Sial! Sejak kapan pria ini ada di belakangku?' Sosok tersebut benar-benar bingung dengan hal tersebut, tapi yang membuatnya menjadi semakin bingung adalah, perihal sosok dari orang tersebut yang tampak sangat kabur dan agak terdistorsi, seolah dia bukanlah seorang manusia.

"Huhh... Seperti yang pria itu sudah perkirakan, kalau orang ini benar-benar akan menjadi orang pertama yang disadari kehadirannya oleh para Assassin yang ada di kota ini..." Sosok yang terdistorsi itu terdengar mengatakan hal tersebut dengan penuh kelesuhan, saat dia terlihat mulai memandangi langit, atau itulah yang penampilan dari sosok terdistorsi itu sedang lakukan.

Keheningan yang sangat mematikan segera menyebar di sekitar tempat itu, saat soso bertopeng tengkorak itu mulai memacu otaknya sendiri, untuk menemukan cara agar bisa kabur dari pria yang ada di depannya ini, karena nalurinya mengatakan, kalau membunuhnya adalah sesuatu hal yang mustahil bagi dirinya.

Hanya saja, belum sampai lima menit dia memikirkan hal tersebut, bagian atas dari sosok itu sudah hancur berkeping-keping terlebih dahulu, saat sosok yang terdistorsi itu terlihat entah sejak kapan, sudah berdiri tepat di belakangnya.

"Oke. Aku sudah menyingkirkan salah satu Assassin menyebalkan yang ada di kota ini. Tinggal pria dengan Noble Phantasm menyebalkan itu saja yang tersisa sebagai Assassin di kota ini. Aku serahkan hal itu kepadamu."

Setelah mengatakan hal itu sambil menyentuh salah satu telinganya, sosok terdistorsi itu kemudian melirik remaja yang sosok bertopeng tengkorak itu sedang awasi, sebelum dia melompat pergi dari sana, menuju ke arah Timur dari Kota itu.

'Aku tidak tahu, apakah dia ini terlalu arogan atau tolol. Karena, dia benar-benar tidak menyembunyikan hawa kehadirannya dengan benar.'

'Lagi pula, apa kemampuan Raphael milik orang itu masih berfungsi atau tidak sih, mengingat hal itu yang bahkan tidak bisa mendeteksi Hassan-i-Sabbah yang tidak berharga ini.'

Meskipun masih cukup jengkel dengan hal tersebut, sosok itu memutuskan untuk mengabaikannya saja dan kembali ke Masternya, yang dirinya tinggalkan bersama dengan bayangan yang dia ciptakan saat memasuki kota ini.

=-----=-----=-----=-----=-----=

(POV MC)

'Hmm? Raphael, apa barusan ada dua orang yang sedang menatap ku dari atas sana?' Aku segera menanyakan hal itu dengan penuh keseriusan, setelah merasa kalau aku seperti sedang di awasi oleh seseorang.

Akan tetapi, jawaban yang diberikan oleh Raphael kepadaku adalah nihil, karena tidak ada tanda-tanda kehidupan yang ada di atas sana.

Mendengar hal itu, aku segera menjadi lebih waspada lagi, karena aku hanya merasa, kalau sepertinya ada seorang Assassin yang mengikuti ku, tapi aku terus mengabaikannya, hanya karena aku merasa kalau belum saatnya untuk membunuhnya.

Namun, bahkan sebelum aku bisa menyadarinya, hawa kehadiran dari Assassin tersebut benar-benar lenyap sepenuhnya, seakan-akan... 'Ada yang baru saja membunuhnya.'

Dan, karena Raphael pun menyetujuinya, aku tidak bisa berbuat banyak, selain ikut mempercayainya juga.

Selain itu, dari pada terus terlena pada sesuatu hal yang sudah lewat ini, lebih baik aku segera pergi dari kota ini, karena sudah tidak ada lagi informasi yang berguna di sisi kota ini.

Setelah memutuskan hal tersebut, aku mulai meminta Raphael untuk menulis pesan kepada yang lainnya melalui perangkat yang sedang aku kenakan ini, kalau aku sudah selesai dengan bagianku dan sedang berjalan menuju tempat kita berpisah sebelumnya.

Tentu saja, sebelum pergi keluar, aku juga tidak lupa untuk meninggalkan sebuah kamera pengawas kecil yang menyerupai seekor laba-laba, di dekat salah satu bangunan yang ada di dekatku, hanya untuk berjaga-jaga saja, jika saja ada informasi yang terlewatkan.

Selesai dengan hal itu, aku kemudian mulai berjalan keluar dari kota ini dengan cukup santai.

=-----=-----=-----=-----=-----=

(POV Orang Ketiga)

Di sisi Brunnhilde dan Saber...

Setelah mereka melihat pesan yang di kirim oleh Seiji, mereka berdua kemudian mengirim pesan balik, kalau mereka kemungkinan besar akan sedikit lama kembalinya, soalnya mereka yang akan pergi mengecek bagian dalam dari istana milik Lostbelt King dari Lostbelt ini.

Tentu saja, mereka berdua pun tidak lupa untuk menyuruh mereka kembali, jika saja ada sesuatu hal yang tidak terduga terjadi kepada keduanya, di mana orang yang menulis hal tersebut adalah Peuri.

Lalu, setelah selesai dengan hal itu, mereka berdua yang saat ini sedang berdiri di salah satu atap dari bangunan yang ada di sisi Utara dari Kota itu, keduanya segera menatap ke arah sebuah kastil besar yang ada di tengah-tengah dari kota tersebut, sebelum Saber dengan cepat mengambil Masternya itu dalam gendongan putri, di mana pria kemudian segera melakukan beberapa lompatan untuk sampai di kastil tersebut.

Sementara Peuri terlihat sibuk untuk menjaga langkah kakinya agar tidak menimbulkan suara sedikit pun, di sisi lain, Brunnhilde yang sedang digendong oleh dirinya entah kenapa terlihat sudah memiliki wajah yang sangat merah sekali, dengan sebuah asap aneh yang keluar dari atas kepalanya.

'Ini lebih mulus dari apa yang aku pikirkan di awal, yang artinya aku harus sangat berhati-hati sekali, mengingat kalau sesuatu hal berjalan mulus, biasanya ada bencana menyebalkan yang menunggu di belakangnya.' Sambil memikirkan hal itu di dalam benaknya, Peuri kemudian mulai menyelinap masuk ke dalam kastil tersebut, dengan Brunnhilde yang masih terlihat diam dan terpaku pada topeng yang menutupi wajah milik Peuri.

.....

....

...

Sementara itu, di sisi Yuna dan Assassin...

Melihat pesan yang di kirimkan oleh Seiji, di mana tidak lama pesan yang Brunnhilde dan Saber kirim sampai padanya, Yuna kemudian terlihat segera menatap Assassin yang ada di dekatnya dengan mata penuh pertanyaan.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan?"

Setelah mendengar pertanyaan itu, Assassin terlihat segera tersentak, sebelum dia langsung menggendong Yuna dalam gendongan putri, yang mana hal itu benar-benar sangat mengejutkannya, dan tentu saja, hal tersebut segera membuat wajahnya menjadi sangat memerah.

"A-Apa yang sedang kamu lakukan, Assassin?" Untungnya Yuna berhasil tenang dengan cepat dan menanyakan hal itu dengan penuh keseriusan, saat dia menatap Assassin yang terlihat sedang berlari pergi dari sesuatu hal dengan wajah yang berkerut, seakan-akan dia baru saja menyadari sesuatu hal yang tidak menyenangkan sama sekali.

Assassin terlihat hanya meliriknya saja sebentar, sebelum dia kembali fokus pada apa yang dirinya lakukan, sambil berkata; "Master, tolong segera beri tahu pria Seiji itu untuk cepat-cepat pergi kembali ke markas."

"Dan, beri tahu juga kedua orang itu untuk segera pergi dari kota ini." Lanjutnya dengan nada penuh keseriusan, saat dia mulai melompat-lompat di udara kosong, dan hal tersebut agak mengejutkan Yuna, tapi tidak sampai seperti apa yang pria itu ucapkan.

"Apa? Memangnya kenapa?" Itu adalah satu-satunya yang gadis beruang itu lakukan saat ini, karena dia tidak mengerti tentang apa yang sedang terjadi.

Assassin yang mendengar hal itu segera membalasnya dengan nada penuh rasa frustasi, "Itu karena, aku sebelumnya baru saja menginjak sesuatu hal yang tidak menyenangkan sama sekali."

Tepat setelah kata-kata milik Assassin selesai, sebuah gempa bumi besar tercipta di seluruh kota itu, di mana hal tersebut membuat hampir seluruh bangunan yang ada di sana hancur berkeping-keping.

Yuna yang melihat hal itu segera menjadi sangat terkejut, tapi yang semakin membuatnya terkejut adalah, setelah dia melihat kepala dari seekor naga yang muncul dari bawah tanah sisi Selatan dari kota ini.

"I-itu... Apa itu!?" Yuna tidak bisa menahan dirinya untuk tidak panik, terutama setelah melihat kalau ukuran dari naga itu yang terlalu besar, plus hal semacam itu seharusnya tidak ada di Lostbelt ini.

Namun, Assassin mengabaikannya dan lebih memilih untuk fokus melarikan diri dari sana, sambil mengirimkan pesan yang dirinya minta kepada Masternya untuk di kirimkan, sebelum dia teringat kembali dengan kejadian beberapa waktu yang lalu, saat dia secara tidak sengaja jatuh ke tempat yang menyebalkan sekali.

◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆

~Bersambung~※

Promosi Tak Tahu Malu:

Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!

Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!

Catatan Penulis:

Yayy! Update kembali!

Di bab kali ini, ada banyak hal yang tidak aneh terjadi, tapi tenang saja, di bab-bab selanjutnya bakal di jelaskan, seperti flashback sebelum naga itu muncul akibat sesuatu hal yang dilakukan oleh Assassin secara tidak sengaja, dan apa yang terjadi dengan Brunnhilde dan Saber yang baru saja memasuki kota, plus debut pertama dari Kadoc, yang semoga saja author bisa sampaikan dengan sempurna.

Itu saja sih yang ingin author sampaikan, sampai jumpa lagi di bab selanjutnya!

Adios~!

下一章