webnovel

Chapter 09 : Pembicaraan Di Sekolah

(POV Seiji)

Keesokan harinya, aku menjalani pagiku dengan biasa dan tidak ada hal khusus yang terjadi. Tidak ada orang aneh lain yang datang menggangguku seperti yang terjadi kemarin dan semuanya benar-benar berjalan dengan damai, hingga membuatku sangat curiga dengan kedamaian tersebut.

Aku mengikuti kelas pagiku seperti biasa, yaitu tertidur dengan sengaja di tengah pelajaran.

Meski begitu, aku mulai merasa sangat aneh, karena hampir tidak ada orang yang menyadari ketika aku sedang tertidur.

Memang sih, aku biasanya tidak akan memikirkan hal semacam itu dengan terlalu mendalam. Tapi, makin ke sini entah kenapa hal itu malah jadi sedikit mengerikan.

Namun, aku memutuskan untuk kembali mengabaikan hal itu lagi, hanya karena menurutku hal itu tidak ada gunanya sama sekali untuk dipikirkan terlalu dalam. Sebab, hal itu hanya akan membuat kepalaku menjadi sakit saja, dan lebih baik aku menikmatinya saja karena siapa tahu, nanti jawabannya akan keluar dengan sendiri.

Jadi, saat ini aku sedang berada di atap sekolah bersama dengan Nishiyama Shoko dan Miyazono Kaori. Tentu saja, di sini pun ada Risa dan Honjou Kaede alias Maple.

Kami semua berada di sini hanya karena kebetulan semata. Benar-benar KEBETULAN dan tidak ada maksud lain...

...

..

.

Tidak, aku sebenarnya berbohong tentang hal itu.

Sebenarnya, aku pada awalnya berniat untuk makan siang sendirian di atap sekolah dan tidur siang setelahnya.

Tapi, entah karena aku sedang beruntung, atau aku mungkin memang sedang sial, di saat aku sedang berjalan menuju atap, aku malah berpas-pasan dengan Mika - Miyazono Kaori - dan Niko - Nishiyama Shoko - yang sedang mencariku.

Dimana, pada saat aku ingin melarikan diri dari kedua gadis itu, aku langsung dikejutkan oleh Risa dan Hoka - Honjou Kaeda - yang muncul tepat di belakangku.

Lalu, endingnya seharusnya sudah kelihatan, bukan? Tentu saja, aku di seret oleh ketiga orang itu, dengan Hoka sebagai pengecualiannya karena dia yang hanya menatapku dengan ekspresi rumit saja di wajahnya, menuju ke atap.

Dan, itulah alasan kenapa sekarang kami semua berada di atap sekolah saat ini.

Meskipun begitu, aku tidak terlalu keberatan sih dengan hal ini. Hanya saja, bisakah mereka tidak melakukan hal itu lagi? Sebab, itu sangat buruk untuk jantungku.

Aku ini sebenarnya orang yang tidak terlalu menyukai Jump Scare. Mungkin, karena teman-temanku yang sangat baik hati dan tidak sombong di kehidupan ku yang sebelumnya yang membuat ku memiliki trauma tentang hal-hal semacam ini.

Meskipun di kehidupan ku yang saat ini aku memang tidak terlalu memiliki trauma tersebut, tapi aku hanya tidak ingin trauma itu kembali bangkit.

Pada saat aku sedang memikirkan hal-hal yang paling tidak berguna di dalam kepala ku, selagi aku memakan bento ku. Mika alias Miyazono Kaori yang sedang duduk di sebelah ku ini mulai memanggilku.

"Seiji! Apakah kamu mendengarkan kami?!"

Mendengar hal tersebut, aku langsung terbangun dari lamunan ku dan langsung menatap ke arah Mika, yang entah kenapa mulai menatap ku dengan mata bermasalah. Aku yang tidak tahu apa yang sedang terjadi hanya bisa memiringkan kepala ku saja ke samping dengan bingung dan berkata; "Memangnya saat ini apa yang sedang kita bicarakan?" Tanyaku dengan bingung sambil menatap semua orang dengan tanda tanya di atas kepala ku.

Semua orang yang mendengar pertanyaan dari ku ini terlihat langsung memiliki ekspresi rumit di wajah mereka.

Jujur saja, aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Karena, aku dari tadi terlalu sibuk di dalam pikiran ku sendiri.

Setelah keheningan selama kurang lebih tiga puluh menit, yang entah kenapa terasa sangat mematikan untuk ku, akhirnya salah satu dari mereka, yaitu Niko alias Nishiyama Shoko mulai angkat bicara.

"Sebenarnya, Seiji-kun. Kita tadi sedang membicarakan tentang [NWO]." Ucap Niko kepadaku dengan senyum ramah.

Aku sedikit bersyukur bahwa dia ada sini. Karena, jika dia tidak ada di sini, aku mungkin akan mengalami kecanggungan yang cukup mengerikan dengan gadis-gadis ini. Tapi, untuk saat ini aku memutuskan untuk berhenti memikirkan hal itu. Karena, meskipun Niko sudah memberitahukan topik pembicaraan kami saat ini, tapi aku masih tetap tidak bisa mengingat apa yang sedang kami bicarakan sebelumnya.

"[NWO]? Jadi, ada apa dengan [NWO]? Bukankah seingatku peluncuran resminya itu sore ini?" Tanya ku dengan nada yang dipenuhi oleh kebingungan, sambil terus memakan bento milik ku.

Semua orang yang mendengar hal itu langsung menghela nafas dengan lelah secara bersamaan.

Jujur saja, melihat hal itu entah kenapa benar-benar sedikit membuat ku jengkel. Tapi, aku tidak mengatakan hal itu dengan lantang, karena sepertinya ini memang salah ku.

Kemudian, Risa yang dari tadi hanya diam saja pun mulai membuka mulutnya dan berkata; "Onii-chan, kamu ini benar-benar orang yang sangat tidak peduli dengan hal-hal yang tidak membuat mu tertarik, bukan ...?" Tanya Risa dengan nada lelah, sambil menatap langsung ke arah mata ku.

"Itu benar ... Aku masih ingat ketika dia mengabaikan juri dari kontes musik yang kami berdua ikuti beberapa tahun yang lalu. Waktu itu, dia mengundurkan diri dari lomba tersebut hanya karena bosan." Jawab Mika untuk menyetujui pernyataan dari Risa dengan nada lelah, sambil menatap langsung ke arah ku juga.

"Kamu benar, Kaori-chan dan Risa-chan. Seiji-kun bahkan dulu sempat keluar dari klub Aikido Cuma karena bosan. Bahkan, pada saat ketua klubnya memohon agar dia tidak keluar. Dia tidak mempedulikannya sama sekali dan hanya terus berjalan saja ..." Ucap Niko untuk menyetujui kedua gadis ini dengan anggukkan di kepalanya.

Hoka alias Honjou Kaede adalah satu-satunya orang yang terlihat bingung sama sepertiku. Dimana, dia kemudian mulai membuka mulutnya dan berkata; "Tapikan Seiji-senpai tidak salah. Jika dia memang tidak ingin mengikuti hal-hal tersebut, bukannya tidak baik untuk memaksanya melakukan hal-hal yang tidak ingin dia lakukan?" Hoka mengatakan hal itu dengan nada tegas untuk mendukungku.

Jujur saja, meskipun gadis berambut hitam ini adalah orang bebal. Tapi, dia kadang-kadang bisa menjadi orang yang sangat membantu di saat-saat seperti ini. Aku benar-benar berteri-

"Tapi, kalian ada benarnya juga. Seiji-senpai dulu juga sempat meninggalkanku dan masih belum meminta maaf kepada ku hingga sekarang." Lanjut Hoka dengan nada lelah bercampur kesal, sambil mulai menatap ku dengan pipi yang mengembung.

Mendengar hal itu, pikiran ku langsung menjadi kosong, sebelum aku mulai menatap gadis berambut hitam ini dengan mata kosong dan berkata di dalam kepala ku;

'Oyy gadis kecil, jika kamu memang tidak ingin mendukung ku, maka tidak usah melakukan jeda seperti itu, itu benar-benar menghancurkan ku kamu tahu?'

Menggelengkan kepalaku untuk menjernihkan pikiran ku, aku kemudian mulai menatap semua orang, sebelum aku membuka mulut ku dan berkata; "Baiklah, mari kita hentikan lelucon ini sampai di sana. Jadi, bisakah kalian menjelaskan tentang apa yang sedang kita bicarakan ini?" Tanya ku kepada semua orang dengan nada serius.

Mereka semua hanya menganggukkan kepala mereka saja secara bersamaan dan setelah itu, mereka mulai menjelaskan semuanya kepada ku.

.....

....

...

Selesai mendengar semua penjelasan dari para gadis ini, aku hanya bisa menganggukkan kepalaku saja dengan ringan sebagai jawaban, sebelum aku berkata; "Jadi, singkatnya itu adalah, kalian berdua ingin aku menemani kalian bermain [NWO] nanti sore?" Tanya ku kepada Mika dan Niko dengan nada serius.

Setelah mendengar pertanyaanku itu, baik Mika maupun Niko hanya menganggukkan kepala mereka saja sebagai jawaban, sebelum salah satu dari mereka, yaitu Niko mulai membuka mulutnya dan berkata; "Itu benar. Seiji-kun, apakah kamu sibuk sore ini? Jika iya, maka tidak perlu repot-repot menerima hal ini." Ucap Niko dengan nada yang entah kenapa terdengar seperti sedang meminta maaf. Sementara Mika, dia mulai menganggukkan kepalanya saja untuk menyetujui perkataan dari gadis berambut cokelat kemerah-merahan ini.

Aku yang mendengar hal itu langsung menggelengkan kepala ku untuk menyangkalnya dan berkata; "Tidak, sore ini aku tidak sibuk. Palingan aku hanya mengajari Risa beberapa hal tentang pelajarannya saja dan tidak ada hal yang lain." Ucap ku dengan acuh tak acuh, sambil mengangkat bahu ku dengan santai.

Mendengar perkataan ku itu, kedua gadis ini entah kenapa langsung menjadi sangat senang. Sementara Risa sendiri, dia langsung memiliki ekspresi gelap di wajahnya, setelah dia mendengar perkataan dari ku.

Gadis berambut hitam yang duduk di samping Risa hanya bisa menatapnya saja dengan kasihan, sebelum dia mulai menghiburnya.

Mengabaikan kedua gadis itu, kami bertiga kemudian mulai mengobrol tentang beberapa hal mengenai [NWO] sambil menunggu istirahat berakhir. Serta, pada saat itu juga, aku masih tidak menyadari, bahwa ada seorang gadis yang memiliki rambut sepanjang pinggang dan berwarna hitam dengan mata hitam yang sedang mengawasi ku dari kejauhan.

=-----=-----=-----=-----=-----=

(POV Wakaba Hiro)

Saat ini, aku sedang mengawasi Sei dari kejauhan seperti biasanya.

Mungkin akan ada orang yang bertanya-tanya, tentang bagian aku yang mengawasi ini. Tapi, sejujurnya, aku tidak pernah melakukan hal ini dulu dan baru mulai melakukan hal ini dari beberapa hari yang lalu.

Hal ini dapat terjadi akibat dari kejadian yang terjadi sekitar satu minggu yang lalu. Atau lebih tepatnya lagi adalah, setelah kami berdua di hampiri oleh seorang pemuda aneh yang memanggil Sei dengan nama 'Pangeran Lanling' atau 'Lanling Wang'.

Jujur saja, itu adalah pertama kalinya aku melihat Sei menjadi seterkejut itu semenjak kami berdua pertama kali bertemu.

Aku tidak mengerti tentang alasan kenapa dia menjadi sangat terkejut seperti itu setelah mendengar nama panggilan dari pemuda waktu itu. Akan tetapi, aku hanya tahu satu hal saja, yaitu dia yang sepertinya menyembunyikan sesuatu hal dariku.

Dan, oleh karena itu, sejak saat itu aku mulai selalu mengawasinya dari kejauhan.

Meski begitu, dia benar-benar orang yang sangat aneh sekali. Karena, selain fakta bahwa waktunya itu kebanyakan dipakai olehnya hanya untuk tidur saja, dia juga banyak memakai waktu dari kehidupan sehari-harinya itu untuk berlatih kendo dan beberapa hal lain seperti Aikido dan pertarungan tangan kosong lainnya. Atau pun dia juga terkadang akan berjalan-jalan di sekitar kota tanpa tujuan sama sekali.

Sejujurnya, ada satu hal yang benar-benar membuat ku bingung tentangnya. Yaitu, apa alasanku tertarik kepada orang ini? Apakah karena dia orang yang nyaman untuk di ajak bicara? Atau, karena dia adalah orang yang tidak bisa aku tebak sama sekali? Atau ada alasan lain yang tidak dapat aku pikirkan?

Dari memikirkan hal-hal itu saja, entah kenapa hal tersebut sudah membuat pipi ku menjadi panas.

(A/N : Hidden skill : Protagonist Harem EX, Starting Activity!!)

Yahh... tidak peduli apa alasan aku bisa tertarik kepada orang ini. Tapi, hanya ada satu hal saja yang pasti hingga saat ini. Yaitu, bahwa aku benar-benar menginginkannya untuk diri ku sendiri. Aku tidak akan membiarkan orang lain mendapatkannya, atau pun membuat dia tertarik kepada orang lain selain diriku.

Jujur saja, melihat Sei berbicara dengan orang lain saja membuat dada ku sedikit sakit. Apalagi di saat aku melihatnya berbicara dengan seorang perempuan, hal itu entah kenapa membuat dada ku menjadi sangat sakit dan emosi ku dipenuhi oleh kemarahan.

Akan tetapi, aku masih bisa menahannya, karena waktunya belum tepat. Di tambah lagi, mengingat kemarin aku menemukan sesuatu hal yang sangat menarik darinya.

Mengingat hal tersebut saja, sudah berhasil membuat ku tersenyum. Sebab, karena hal yang aku temukan itu, aku jadi tidak perlu repot-repot mengubahnya menjadi ras lain atau pun mereinkarnasikannya. Aku hanya perlu melakukan beberapa trik khusus saja dan dia akan segera menjadi milik ku untuk selamanya.

"Sei ... Aku tidak akan membiarkan mu dimiliki oleh siapa pun ... Semua hal yang kamu miliki hanya untuk ku saja ... Hal itu termasuk jiwa dan raga mu ..." Ucap ku dengan nada senang, sambil tersenyum ke arah seorang laki-laki berambut putih platinum berbintang yang sedang duduk di atap bersama dengan beberapa orang gadis.

"Bahkan jika kamu mati ... Aku hanya tinggal menghidupkan mu kembali saja ... Karena hal itulah ... Bersiaplah untuk menjadi milik ku untuk selamanya." Lanjut ku dengan senyum milik ku yang menjadi semakin dalam.

Meskipun aku tahu kalau Sei tidak akan mendengar perkataan ku yang tadi. Akan tetapi, akan aku pastikan, jika Sei benar-benar akan menjadi milik ku untuk selamanya.

Setelah memutuskan hal itu, aku kemudian mulai lanjut membaca novel yang aku bawa tadi, sambil mengawasi Sei dari sudut mata ku.

◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆

~Bersambung~※

Promosi Tak Tahu Malu:

Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!

Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!

Catatan Penulis:

Tidak banyak yang berubah dalam bab kali ini, dan mungkin sampai arc realitas virtual selesai, hanya akan ada perubahan kecil saja, dengan perubahan besarnya akan sangat sedikit untuk terjadi.

Itu aja sih yang author ingin katakan, sampai jumpa lagi di bab selanjutnya! Adios~!

Punya ide tentang ceritaku? Beri komentar dan beri tahu saya.

Suka itu? Tambahkan ke perpustakaan!

Panagakos_Voidcreators' thoughts
下一章