webnovel

Meeting Sasuke Again

Karena gabut dan kurang kerjaan, Elena pun memutuskan untuk jalan-jalan saat malam hari. Mengabaikan semua kemungkinan dia diserang, ia memiliki kekuatan yang lumayan kuat untuk menghadapi sebagian besar orang di masa ini, beda lagi ceritanya kalau itu beberapa tahun di masa depan.

Dalam jalan-jalannya, Elena secara tidak sadar masuk ke dalam komplek Uchiha, ke tempat yang lumayan terpencil, dan bertemu Sasuke yang sedang berlatih di malam hari. Beneran deh, kalau aku pasti terlalu malas untuk mengetik, mengerjakan tugas, atau sebagainya saat malam hari. Author novel ini lebih memilih main game BanG Dream!

(Yang punya gamenya, komen berapa kali kalian pernah full combo dalam game itu. Kalau author kadang-kadang dapat Miss 1 ketika akan full combo.)

"Kamu, 'kan? Uchiha Sasuke, ya?" Elena memegang pelipisnya menggunakan jari telunjuk. "Aku jarang bertemu denganmu saat di akademi, tapi aku tahu kamu lumayan untuk menjadi saingan adikku."

Sedikit berbeda dengan plot aslinya, Naruto menjadi murid yang pintar di akademi sampai dapat menjadi saingan Sasuke. Namun di sisi lain, Elena memilih untuk tetap mendapatkan nilai rata-rata dan bersembunyi dari perhatian lebih yang diarahkan padanya. Mengapa? Itu karena dianya malas kalau dapat tugas tambahan. Bukankah akan merepotkan kalau menjadi murid teladan dan dimintai tolong oleh banyak orang?

"Kamu belum menjawab pertanyaanku sebelumnya. Memangnya apa yang kamu lakukan di sini?" Sasuke mengulang kembali pertanyaannya sambil cemberut saat pertanyaannya diabaikan.

"Yah, aku hanya tersesat saat jalan-jalan malam hari ini. Aku sendiri tidak menyangka akan sampai ke tempat ini. Anggap saja aku sebagai gadis baik yang tersesat, ya?" Elena membuat senyuman canggung sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

'Mencurigakan!' dalam benak Sasuke ketika melihat tingkah Elena.

'Why? Padahal aku sudah terlihat sangat tidak mencurigakan saat mengatakan tujuanku, mengapa dia melihatku dengan curiga?' batin Elena.

'Karena because selalu always, mengapa why tidak pernah never,' jawab Kurama yang tidak dapat dipahami oleh bahasa manusia.

(Yang paham maksud Kurama, silahkan komen di bawah.)

'Tolong jangan memakai bahasa alien, Kyuu-chan. Aku benar-benar dalam masalah komunikasi saat ini.'

"Oh, ayolah, aku sudah mengatakan tujuan asliku kenapa aku datang ke sini. Apakah itu masih kiran dapat dipahami olehmu?" kata Elena disertai seyum yang santai untuk mencairkan suasana.

"Sangat mencurigakan seorang gadis kecil berkeliaran saat malam hari. Aku yakin kamu memiliki alasan tersembunyi." Sasuke memperhatikan dengan seksama bahasa tubuh Elena, mencari-cari sesuatu yang mencurigakan darinya.

Bagaimanapun memang sangat aneh seorang gadis kecil berkeliaran di malam hari, apalagi dia berada di wilayah yang telah ditutup dan jauh dari keramaian. Jika orang jahat datang, maka dia akan langsung digasak tanpa pikir panjang lagi. Lokasi tempat sepi tanpa saksi mata merupakan tempat yang lumayan tepat untuk melakukan tindak kriminal.

"Bukan berarti kamu lebih tidak mencurigakan, lho." Elena menatap datar pada Sasuke, mengembalikan kata-kata itu kembali.

"Tch!" Sasuke mendecih sebelum melanjutkan, "Baiklah, anggap saja kita impas. Aku tidak akan bertanya lebih lanjut tentang mengapa kamu ada di tempat ini."

"Oh, baguslah. Tapi jawaban yang aku beritahukan sebelumnya adalah kejujuran, ya." Elena tersenyum, kemudian berubah menjadi penasaran dan bertanya, "Ngomong-ngomong, apa yang kamu lakukan di tempat ini? Bukankah seharusnya komplek Uchiha telah ditutup beberapa bulan yang lalu?"

'Apa kamu lupa? Dia adalah bocah yang waktu itu! Aku yakkn 99,8% jika dia masih ingin mengenang beberapa hal tentang tempat tinggal lamanya,' kata Kurama mengingatkan.

'Iya, iya, aku masih ingat. Tapi aku masih ingin tahu motivasinya berada di tempat ini. Maksudku, bukankah masih banyak hal yang bisa dilakukan? Tidur misalnya.'

"Kukira kita sudah sepakat untuk tidak saling bertanya."

"Itu ya itu, ini ya ini. Bukankah ada perbedaan antara "mengapa kamu bisa ada di sini?" dan "apa yang kamu lakukan di sini?" adalah dua hal yang berbeda?" Elena mengangkat bahunya, menanyakan pendapat Sasuke.

"Urgh!" Sasuke terdiam mendengar pernyataan dari Elena. Dia tidak bisa mengelak, dan harus mengakui jika itu memang benar. "Baiklah, aku akan memberitahumu apa yang sedang aku lakukan di sini."

Elena memperhatikan dengan seksama, menunggu penjelasan Sasuke. Ini mungkin tidak akan terlalu berpengaruh padanya, namun dia masih ingin mendengarkan penjelasan Sasuke, sebab dia juga cukup penasaran mengapa ada bocah di tempat yang sangat sepi ini.

"Aku di sini sedang latihan, apa jawaban itu puas untuk menjawab rasa penasaranmu?" kata Sasuke dengan datar.

Lagian, ini bukan sesuatu yang luar biasa sampai harus ada efek istimewa atau terkejut. Hanya pernyataan biasa tanpa tambahan apapun.

"Hanya itu saja?" Elena mengkonfirmasi kembali.

"Ya, hanya itu. Memangnya apa lagi yang kamu inginkan dariku?"

"Aku ingin tahu latihan seperti apa yang kamu lakukan di malam hari begini. Apakah itu pengintaian? Mata-mata? Gerakan senyap? Mungkin kamu sedang latihan melemparkan senjata ninja. Aku bisa melihat banyak Shuriken yang berserakan di sekitar sini, sih."

"Tepat seperti yang kamu katakan. Sekarang bisakah kamu pergi? Aku tidak ingin berurusan dengan orang tuamu kalau kamu sampai terluka."

"Aku yatim-piatu, jadi kamu tidak perlu khawatir." Elena malah menunjukkan senyuman pada Sasuke.

Mungkin dia ingin memberitahukan kepada Sasuke bahwa dia baik-baik saja tentang itu, tapi bukankah seharusnya dia sedikit terlihat seperti bersedih karena tidak memiliki orang tua?

"Hah, baiklah. Kamu boleh tetap di sini dan melihat aku latihan. Tapi jangan marah kalau aku tidak sengaja melukaimu, ya!" Sasuke berjalan menjauh dan mengambil satu per satu shuriken yang berserakan di tanah.

'Kau tahu? Aku pernah bertemu dengannya beberapa bulan lalu saat pembantaian Klan Uchiha, tapi sepertinya dia tidak ingat karena dalam kondisi mental yang kacau saat itu. Yah, bukannya aku peduli dengan itu, namun setidaknya aku ingin dia bersikap lebih ramah,' batin Elena sambil melirik ke sekitar.

Dia dapat melihat bila ada banyak sekali kunai yang berserakan di sekitar sana dan juga pohon dengan tanda lingkaran merah yang dapat diketahui sebagai sasaran dari Shuriken. Lokasi target sangat acak, ada yang batang pohon, tergeletak di tanah, dan juga di atas dahan pohon.

'Seperti yang diharapkan dari Klan Uchiha. Dia mulai memfokuskan dirinya pada Shuriken Jutsu, ya. Aku tidak akan mengatakan ini sebagai keterampilanmu yang kuat, tapi aku rasa ini cukup hebat karena memerlukan tingkat pengamatan, kegesitan, dan perhitungan yang tinggi.'

Di dunia Naruto, terdapat eksistensi yang dapat menghancurkan desa dalam sekali serang atau dapat menahan Jutsu yang sangat kuat hanya dengan tubuhnya. Shuriken yang merupakan peralatan dari besi tidak akan bisa atau sangat-sangat sulit untuk bisa melukai mereka. Mungkin masih bisa jika menambahkan kekuatan Shuriken menggunakan suatu Jutsu khusus, tapi tetap saja masih memiliki keterbatasan yang tinggi.

Elena sendiri bisa menciptakan dinding energi yang membuat Shuriken dan serangan proyektil dari jarak jauh hampir tidak mungkin bisa mengenainya. Ini membuat Elena kurang peduli terhadap Shuriken Jutsu.

下一章