webnovel

Akhir Ujian Kakashi (Kali Ini Sungguhan)

*Tap!*

Naruto sempat terlempar ke udara sebagai dampak dari serangan balik Elena, namun dia berhasil mendarat dengan mulus di dekat Sasuke.

"Apa kamu masih bisa menggunakan bola api besarmu, Sasuke?" tanya Naruto sambil tetap memperhatikan pada Elena.

"Ya! Setidaknya aku masih menggunakannya sekali lagi!" jawab Sasuke.

Mendengar percakapan antara mereka berdua, Elena berpikir, 'Hmm, aku sudah tahu jika Naruto memiliki chakra dalam jumlah besar, tapi aku tidak menyangka Sasuke akan memiliki chakra sebesar itu. Mungkinkah dia melakukan latihan yang sedikit berbeda dari yang biasanya anak-anak di akademi lain lakukan? Yah, aku kurang mengawasinya, tapi yang pasti jumlah chakranya masih jauh di bawah kami berdua.'

"Katon: Gokakyu no Jutsu!"

"Fūton: Shinkū Taigyokū!"

Sasuke dan Naruto mengambil napas dalam sebelum mereka berdua akhirnya menembakkan sebuah bola api besar dan bola angin berukuran besar mengarah pada Elena.

*Burn!*

Bola api Sasuke membakar angin yang telah diciptakan Naruto dan membuat kobaran api menjadi lebih kuat dan besar. Dampak dari serangan ini membakar dan menyisakan jalur parit pada jalan yang dilewatinya.

'He-Hebat, aku tidak tahu jika Sasuke-kun dan Naruto bisa menciptakan serangan sekuat ini ….' Sakura yang masih bersembunyi hanya bisa kagum melihat ukuran bola api.

"Hmph! Serangan yang sangat mudah ditebak!" Sudut mulut Elena sedikit menekuk melihat serangan besar yang mengarah padanya.

Elena menganga tangannya dengan jari tengah dan telunjuk yang saling menyatu, kemudian mengayunkannya tepat di tengah-tengah bola api yang mengarah padanya.

Bola api besar yang mengarah pada Elena terbelah menjadi dua bagian kiri dan kanan serta sama sekali tidak mengenai Elena. Kedua bagian itu hanya melewati samping Elena dalam jarak yang sangat dekat, hampir berhimpitan.

"Fūton: Fūken!" Tiba-tiba dua Kagebunshin Naruto muncul dari dua sisi bola api yang telah terpotong. Mereka berdua membawa sebilah pedang angin yang telah terbakar dan jubah api yang membungkus masing-masing tubuh mereka.

"Menggunakan Kaze no Manto untuk menangkal api dan bersembunyi di dalamnya, lalu menggunakan fūken untuk menyerang. Lumayanlah." Elena mengarahkan tangannya masih-masing pada Kagebunshin Naruto, kemudian ….

*Jleb!*

Sebuah bayangan berbentuk jarum panjang muncul dan menembus kedua Kagebunshin itu.

*Poof!* *Poof!*

Kedua Kagebunshin menghilang menjadi kepulan asap putih.

"Masih belum!" Naruto menyelinap ke belakang Elena, tempat potongan bola api masih belum padam, kemudian Naruto mengibaskan kedua tangannya pada Elena sambil meneriakkan, "Fūton: Arashi no Kanon!"

*Bom!*

Angin kencang menabrak tubuh Elena dengan sangat kuat sampai menerbangkannya belasan meter. Api dari Sasuke padam sepenuhnya sebagai efek tambahan dari serangan Naruto. Sejak awal itu hanya dipakai untuk pengalihan sih.

"Hmm, tidak aku sangka aku akan terkena serangan," ucap Elena datar saat sedang melayang di udara.

*Tap!* *Sret!*

Elena bersalto sebelum dia akhirnya mendarat di tanah. Namun ketika kakinya menyentuh tanah, sebuah kawat tiba-tiba melilit tubuh Elena sehingga dapat tidak bisa berpindah tempat untuk sementara waktu.

"Hmm, Uchiha itu memiliki tangan yang lumayan cepat juga, ya. Dalam waktu sesingkat itu, tak kusangka dia bisa merangkai jebakan." Elena hanya memiliki bibir yang sedikit tersenyum kecil mengetahui Sasuke yang berkembang lebih dari dugaannya.

*Sis!* *Sis!* *Sis!* *Sis!* *Sis!*

Beberapa kunai dan shuriken menyerbu Elena dari berbahaya sudut —360°—. Dengan salah satu kaki Elena yang terikat, dia bisa melakukan Teleportasi untuk pergi ke tempat lain dan menghindari semua proyektil yang mengarah padanya. Akan tetapi Elena memilih mengambil tindakan lain dari pada menghindari.

"Energy Release: Great Impact!"

*Wung!*

Sebuah lingkaran kebiruan tercipta dengan diameter yang sangat besar tercipta. Luas dari lingkaran itu sendiri bahkan dapat menggapai Sakura yang sedang bersembunyi cukup jauh dari mereka. Elena yang menciptakan serangan itu berada di tengah-tengah lingkaran energi.

*Bom!*

Sebuah dentuman keras dan besar terdengar ketika efek serangan asli Elena dilepaskan.

*Sss!*

Debu-debu terangkat menutupi area sekitar Elena. Karena intensitas debu yang sangat tinggi, tidak ada yang dapat terlihat dari area di sekitar sana. Hanya pemandangan kecoklatan dari sebu tebal yang terlihat.

Ketika debu menyingkir, terlihat tanah yang hancur dengan semua pepohonan roboh dan benda-benda lainnya porak poranda di dalam radius serangan energi.

Elena memandangi sekitarnya, kemudian dia menyadari bahwa ketiganya tidak ada dan dia mengatakan, "Seperti yang diharapkan dari Sensei kami bertiga, ya. Selain kuat, kamu juga cepat, ya, Kakashi-sensei."

Di luar area serangan Elena, terlihat Kakashi dengan tim tujuh yang terduduk di depan Kakashi. Mereka bertiga tampak kebingungan, tidak menyadari apa yang baru saja terjadi pada mereka. Yah, ketiganya belum sampai pada level kecepatan itu, jadi cukup normal bagi mereka bertiga merasa kaget dan terkejut saat berpindah tempat menggunakan Shunshin Kakashi.

"Bukankah kamu sedikit berlebihan, Elena? Kalau serangan itu mengenai mereka, kamu benar-benar akan membunuh ketiganya, lho," kata Kakashi sambil memperhatikan Elena.

Elena masih tampak tenang tanpa rasa bersalah berdiri di tempat dia berada di sebelumnya. Tidak seperti area sekitarnya yang hancur, lokasi yang dipijak Elena masih terlihat utuh tak tersentuh.

"Tapi tidak, 'kan? Jadi kamu tidak perlu menghukumku atas tindakan yang baru saja kulakukan." Elena tanpa rasa bersalah mengangkat tangannya setinggi bahu.

"Hah …, aku lelah. Aku tidak menyangka Nee-san akan memiliki kekuatan seperti itu sampai aku hampir tidak bisa mendaratkan serangan padanya …." Naruto dengan lelah menjatuhkan dirinya ke tanah.

Chakranya mungkin masih tersisa, namun dia yang belum pernah memasuki area pertarungan sebelumnya, merasakan jantungnya berdebar. Kelelahan yang dialami Naruto lebih mengarah pada lelah secara mental dari pada secara fisik. Selain ini, dia hanya melawan Kakashi, yang itupun lebih seperti dia memberikan serangan satu sisi secara acak.

'Aku perlu melatih adikku dalam pertarungan sungguh. Mungkin aku akan memasukkannya ke dalam Genjutsu dari Sharingan milikku setelah ini. Karena aku bukan Klan Uchiha, seharusnya dia tidak menyadari jika itu aku mengaktifkan Sharingam bersamaan dengan menggunakan Henge,' batin Elena.

"Hei! Naruto! Apa yang kamu lakukan! Setelah ini kita masih harus melawan Kakashi-sensei untuk mengambil loncengnya!" teriak Sakura dengan kesal pada Naruto.

"Tenang, tenang, seharusnya masih ada beberapa waktu sebelum ujian dari Sensei dimulai, 'kan? Aku ingin menenangkan pikiranku," jawab Naruto.

"Sebenarnya jam makan siang sudah berakhir dan seharusnya kita mulai ujiannya sekarang, jadi bisakah kalian persiapkan diri kalian?" ucap Kakashi sambil tersenyum di balik topengnya.

"Apa! Bisakah kamu memberikan aku waktu istirahat sebentar lagi, Sensei!" teriak Naruto yang terkejut.

"Dasar Naruto! Lihat itu Sasuke-kun yang masiy tetap bersemangat dan penuh tenaga saat ini!" teriak Sakura sambil mengalihkan pandangannya ke Sasuke. "Tunggu, apa yang kamu lakukan Sasuke-kun?"

Terlihat Sasuke yang sedang duduk dan kelihatan lelah. Dalam pertarungan ini dia adalah yang paling berdampak karena memiliki chakra lebih sedikit, sampai-sampai dia menghabiskannya. Sekarang dia tidak akan banyak membantu kalau pertarungan melawan Kakashi dilakukan sekarang.

"Aku sedang lelah. Jangan berisik," kata Sasuke dengan sinis.

下一章