webnovel

Mari Mulai dengan Menerbitkan Buku

"Yo, Naruto. Bagaimana? Apa kamu akhirnya berhasil mempelajari kemampuan mengontrol chakra?" Elena keluar dari kamar dan langsung menemui Naruto.

Di dalam ruang keluarga yang dipaksakan menjadi ruang latihan, Naruto masih sangat fokus pada tanah liat dan berusaha untuk membentuknya menjadi suatu karya seni. Namun sayangnya, dia masih tetap gagal melakukannya. Yah, setidaknya sudah terdapat peningkatan pada latihan Naruto, tanah liat yang dikendalikannya tidak sampai berserakan ke sekitarnya.

Di dalam seri anime Naruto (bukan Naruto Shippuden) itu sendiri, Naruto memang kesulitan dalam mengontrol chakra untuk berdiri di atas air. Jika saja bukan karena dia punya banyak chakra, pasti dia sudah banyak kejadian di mana dia kehabisan chakra karena penggunaannya yang sama sekali tidak efisien.

"...." Naruto sama sekali tidak menjawab sapaan Elena, dia terlalu fokus pada tanah liat di hadapannya sampai-sampai kebisingan Elena diabaikan olehnya.

Perkembangan yang diambil oleh Naruto dapat dibilang drastis karena dia berhasil tidak membuat tanah liat terlempar ke mana-mana dan membuatnya menggeliat di atas meja. Namun, jika itu dibanding dengan Elena yang bisa membentuk miniatur Kurama secara mendetail bahkan sampai ke bulu-bulunya maka apa yang diraih oleh Naruto hanya sebuah mainan anak-anak.

'Wah, wah, tampaknya kamu sama sekali tidak dianggap. Sayangnya aku tidak bisa memberikanmu tisu dari dalam segel ini, jika kamu sedih gunakan saja lenganmu sebagai penghapus air mata, kukuku,' Kurama memang tidak dapat melihat apa yang Elena lihat karena segel, tapi dia masih bisa merasakan emosi yang Elena keluarkan.

'Aku juga turut senang karena adikku ternyata bisa serius. Seingatku dulu dia merupakan adik laki-laki yang ceroboh dan usil suka mengganggu orang,' jawab Elena atas pernyataan Kurama.

*Cring…

Tanpa mengganggu konsentrasi Naruto, Elena menggunakan kemampuan Teleportasinya untuk pergi keluar dari kontrakan. Sebagai kakak perempuan yang baik, dia tentunya tidak akan melakukan hal-hal yang terlalu mengganggu adiknya, 'kan?

I luar kontrakan, Elena telah menggunakan Henge no Jutsu miliknya. Penampilannya yang cukup berbeda membuat orang-orang di sekitarnya, termasuk pada Anbu yang mengikutinya tidak menyadari bahwa itu merupakan Elena. Saat ini, dia benar-benar tanpa pengawasan para Anbu maupun anggota Root.

"Hmm, aku ingin tahu apa di desa ini menulis merupakan kegiatan yang menguntungkan," gumam Elena tampak tidak terlalu peduli.

Jika Elena gagal dalam ide menjadi author, maka dia tidak khawatir sama sekali karena masih bisa mendapatkan uang dari cara lain walaupun cara itu tidak disukainya. Tapi karena terpaksa, jadi mau bagaimana lagi.

'Btw, aku ingin tahu genre macam apa yang kamu tulis. Aksi? Komedi? Romantis?' tanya Kurama.

Dia masih tersegel dan tidak bisa melihat apa yang Elena lihat. Itu berarti dia tidak tahu apa yang ditulis Elena selama ini dan tetap diam di dalam segel.

'Aku menulis buku delapan bel— maksudku kisah cinta antara dua orang yang sangat insten dan romantis,' lidah Elena terpeleset dan menggantinya dengan genre yang aman untuk diberitahukan.

'Tunggu! Tunggu! Tunggu! Itu berbahaya dan tidak beradab, woy! Kenapa kamu menulis cerita semacam itu!' teriak Kurama dari dalam pikiran Elena karena merasa jika perbuatan Elena sama sekali bukan hal baik.

'Yah, bahkan jika kamu mengatakannya seperti itu, tapi pada kenyataannya kisah ini lebih populer di desa ini. Coba saja kamu lihat di toko-toko buku, nanti kalau novel semacam ini berhasil mengalahkan karya tulis tentang Hokage pertama. Karena aku sudah kepepet dan perlu sekali uang, jadi aku terpaksa menulis genre yang paling laku. Jika saja bukan masalah ekonomi, aku akan menulis tentang petualanganmu, Kyuu-chan,' jawab Elena sambil menjelaskan.

Memerlukan waktu cukup lama, akhirnya Elena sampai ke tempat penerbit buku yang dimaksudnya. Disingkat saja, editor merasa jika karya Elena sangat bagus dan langsung menerimanya begitu saja, ini merupakan adegan antiklimaks tanpa adanya masalah. Dan setelah selesai, Elena langsung pergi dari sana.

'Oh, benar juga. Selama ini aku mempelajari cara penggunaan chakra secara insting dan tanpa mengikuti panduan. Mungkin ada bagusnya jika aku membeli buku dan membaca beberapa dasar-dasar jutsu,' dalam benak Elena.

'....' Kurama no comment kali ini, dia memutuskan untuk diam dan memperhatikan Elena.

Lepas itu, Elena pergi ke perpustakaan umum untuk mencari informasi mengenai chakra, jutsu, dan hal-hal umum lainnya yang dilakukan oleh seorang shinobi. Dia memang masih belum pernah membaca buku tentang kemampuan shinobi, yang artinya dia belum memiliki akal sehat dan skala perbandingan kemampuannya jika dibandingkan dengan shinobi biasa.

"Oke. Mari kita mencari tentang teknik bertarung." Elena bergumam pelan saat tangannya bergerak pada buku-buku yang tertata rapi di atas rak.

Saat ini Elena masih memakai Henge no Jutsu, dia tidak ingin mengambil resiko jika sampai orang-orang mengetahui identitasnya. Memang tidak akan ada yang menyerangnya atau menyakitinya, tetapi tatapan sinis yang diarahkan padanya terkadang membuat dia risih dan tidak nyaman. Dan lagi, akan menjadi lebih merepotkan jika dia tidak diberi akses untuk masuk ke dalam perpustakaan.

"Fumu, ini dia buku yang menjelaskan tentang shinobi. Judul buku ini adalah, "Hal-hal tentang Shinobi yang Bahkan Kera Sekalipun dapat Memahaminya". Judulnya cukup meyakinkan untukku." Dia membawa buku ke meja dan mulai membaca satu per satu isinya.

"Pertama, tentang pengelompokan jutsu. Shinobi biasanya memakai 3 teknik Jutsu dalam pertarungan, yaitu Taijutsu, Ninjutsu, dan Genjutsu. Taijutsu merupakan teknik bertarung menggunakan fisik saja dan aku memiliki beberapa keterampilan berpedang dari kehidupanku sebelumnya. Ninjutsu merupak Jutsu yang menggunakan chakra, jika ini merupakan duniaku sebelumnya pasti sihir," Elena membaca buku di hadapannya dengan cukup pelan.

'Lagipula untuk menggunakan Jutsu diperlukan segel tangan. Ini sudah sangat mirip dengan rapalan mantra yang digunakan oleh kebanyakan penyihir di dunia-dunia lainnya. Dan karena aku bisa melakukan sihir tanpa rapalan, aku cukup percaya diri bisa melakukan Jutsu tanpa segel tangan. Yah, walau aku masih menggunakan segel tangan untuk menggunakan Henge no Jutsu, sih,' dalam benak Elena.

"Lalu Genjutsu, itu merupakan teknik ilusi yang terjadi dengan memanipulasikan aliran chakra di otak korban, bisa dibatalkan dengan menghentikan aliran chakra di tubuh, dan kemudian menerapkan kekuatan yang lebih kuat untuk mengganggu aliran chakra pengirim genjutsu. Aku memiliki Hypnokinesis untuk meniru hal in, dan mempunyai kemampuan pikiran yang sangat kuat dalam menanggulanginya. Bahkan karena kemampuan Hypnokinesis tidak ada hubungannya dengan chakra, ilusi milikku akan sedikit lebih sulit dilawan oleh ninja biasa."

"Selain itu, masih terdapat Jutsu lainnya seperti, Fuinjutsu atau teknik penyegelan yang seperti akan sangat berguna jika aku mempelajarinya, Kinjutsu merupakan teknik terlarang yang pastinya karena dilarang."

"Fumu, intinya terdapat banyak teknik yang sudah dikelompokkan. Lalu selain itu, terdapat 7 perubahan alami chakra yaitu, api, air, tanah, angin, petir, yin, dan yang. Aku kurang yakin apa perubahan alami chakraku tapi yang jelas aku menguasai, Pyrokinesis (manipulasi api), Hydrokinesis (manipulasi air), Geokinesis (manipulasi bumi/tanah), Atmokinesis (manipulasi angin), Electrokinesis (manipulasi listrik/petir), Myokinesis (manipulasi otot), Vitakinesis (penyembuhan fisik), Osteokinesis (manipulasi tulang, tapi sangat terbatas), Biokinesis (manipulasi biologi, seperti DNA, GEN, dan pigmen warna kulit, rambut, dan mata), dan lain sebagainya masih banyak-banyak lagi."

"Namun diatas semua itu, masih ada Kekkei Genkai atau kemampuan unik. Doujutsu atau teknik mata. Dan baca sendiri di fandom Naruto atau di mana gitu, malas saya menjelaskan ke pada kalian semua para pembaca."

下一章