webnovel

There are 3 impostor Among Us

"Dari tadi kita muter-muter doang, kita gak nyasar kan?" Tanya Mashiho was-was.

Genta selaku pemandu jalan garuk-garuk kepala. "Gue yakin bener kok jalannya, tapi kok buntu, ya."

Asahi memperhatikan sekitar dengan teliti, barangkali ada hal penting yang tidak boleh terlewatkan. Namun sulit, semuanya terlihat sama, tidak menonjolkan perbedaan yang begitu ketara. Kecuali sebuah... pintu?

"Genta..."

"Apa, Sa?"

Asahi menunjuk pintu besi yang terlihat menyatu dengan dinding, tidak terlihat jelas jika tidak diperhatikan berulang kali.

"Wihh, keren juga lo!" Puji Genta senang, langsung mendorong pintunya.

Lampu menyala di saat bersamaan, mereka bertiga berdecak kagum. Di dalam sana banyak sekali tabung berisi bahan kimia yang tak mereka tahu, kecuali Genta tentunya.

Genta masuk kedalam lebih dulu, kemudian melihat petanya. Ah, mereka sudah sampai di ruangan paling belakang! Ya, walaupun bukan belakang banget sih... Sebab, masih ada satu ruangan lagi.

"Kayaknya kita harus campurin beberapa cairan itu untuk menghasilkan sesuatu deh," ujar Mashiho.

"Benar sekali!" Genta melangkah percaya diri menuju meja yang diatasnya terdapat tabung-tabung kosong. "Dibantu, ya. Eh tapi, gue lupa tangan gue lagi luka."

Genta menggulung lengan almamaternya, terlihat luka jahitan disana, sepertinya baru beberapa hari.

"Itu kenapa?" Tanya Asahi penasaran.

"Jatuh dari motor pas ada kunjungan ke Kota Tua."

"Ya udah, biar gue aja." Kata Asahi mendorong pelan Genta agar memberinya ruang untuk mengerjakan task.

"Jangan dong," rengek Genta yang pingin ikut membantu.

"Diem disitu, dari pada kena terus makin parah?" Suruh Mashiho mengusir, mendorong Genta menyingkir dari sana sampai orangnya jatuh tersungkur ke lantai.

"Kecil-kecil galak bener," gumam Genta menatap Mashiho kesal.

TET.. TET.. TET..

"Loh, alarmnya bunyi!" Pekik Genta panik.

Mashiho dan Asahi yang baru saja ingin bekerja langsung lari keluar ruangan meninggalkan Genta sendirian. Dasar, udah mengusir, ditinggal pula.

Sabar, orang sabar jodohnya author, ga.

•••

Ruangan diskusi kembali penuh, orang-orang datang setelah mendengar alarm yang dibunyikan oleh Evan. Tinggal Asahi, Genta dan Mashiho saja yang belum datang. Wajar, mereka berada jauh dari ruangan awal.

"Bara, Galaksi, kalian impostornya 'kan?" Tuduh Evan to the point seraya bersedekap dada.

"Apaan sih kak, kita ini crewmate!" Bantah Bara marah, karena dituduh sembarangan.

"Terus yang tadi apa? Lo berdua suruh Gendra benerin mesin dengan maksud bunuh dia, kan?"

"Heh kak, lo punya bukti gak? Jangan asal nuduh gitu dong!"

"Bukti apa lagi? Lo gak liat mukanya Gendra pucat gitu?"

"Van, kamu gak boleh nuduh orang sembarangan. Gak ada bukti kuat," tegur Aksa mengingatkan, tapi Evan kekeuh pada dugaannya.

"Justru kita tau salah satu impostornya!" Seru Galaksi angkat bicara. "Bukti kita kuat, tapi kalian harus liat sendiri supaya percaya."

"Maksudnya kita harus skip dulu? Itu bukan alasan, kan?" Tanya Tama curiga.

"Kayak tau permainannya, ini game Among Us bukan sih?" Tanya Yoshi teringat game online yang dimainkan teman-temannya.

"Kemana aja lo, kak?" Yefta balas bertanya sambil geleng-geleng kepala, lalu berdeham. "Gini deh, gue setuju untuk skip voting karena belum ada bukti yang kuat kalau Bara sama Galaksi impostornya. Tapi gimana kalau kalian berdua dipisah? Maksud gue, kalian bareng siapa gitu, tapi jangan gabung. Gue pingin pastiin sesuatu."

"Emang lo doang kak yang bijak di saat-saat kayak begini." Kata Galaksi merasa lega.

Nares mengangguk. "Gue setuju sih, karena kalau mereka digabung bisa aja kan mereka ngerencanain sesuatu?"

"Nah, itu salah satu alasannya, kak."

"Eh tapi, tiga orang lagi kemana? Kok belum sampe juga?"

"Bukannya mereka ke ruangan paling belakang?" Acio balas bertanya pada Nares. "Mungkin ruangannya jauh, jadi mereka terlambat kesini."

"Oh, iy-"

"Lo bohong ya?" Potong Bara cepat. "Jangan-jangan lo impostornya?"

Evan mengangkat sebelah alisnya, "Heh, Bar! Mentang-mentang habis dituduh, lo nuduh orang sembarangan?"

"Lo lupa? Sekolahnya gak jelas, isinya anak-anak pengrusuh doang. Bisa aja dia impostornya, karakternya memungkinkan."

"Gue setuju sih..." Kata Tama mengangguk-angguk, begitu juga Galaksi dan Gendra.

"Ayolah, karena sekolah doang kalian tuduh dia? Berpikir lebih jauh lagi, kenakalan dia cuma sebatas melukai, bukan membunuh," ucap Aksa merasa kesal.

"Habis melukai kan membunuh," tukas Evan tak peduli.

Yoshi dapat melihat perubahan ekspresi Acio. Pemuda itu tak terpancing emosi ataupun sedih, ekspresinya datar.

"Waktunya udah habis." Aksa bersiap keluar lagi. "Saya minta tolong, pikirkan masa depan kalian. Kalau kalian bunuh orang, masa depan kalian suram."

Begitu katanya, sebelum pergi keluar sendirian. Perkataan Aksa ada benarnya, jika mereka membunuh, dosa besar akan menanti mereka.

"Lah, gak jadi?" Tanya Genta bingung karena baru sampai.

"Gak," jawab Evan datar.

Mereka semua diam, rasa curiga perlahan timbul. Benar kata Evan, Acio wajib diwaspadai, sekolahnya saja bukan tempat baik-baik.

Melihat crewmates saling curiga, para impostor tertawa dalam diam, ini saatnya menjalankan aksi pembunuhan mereka.

[There are 3 impostor Among Us]

Bisa tebak siapa saja mereka?

Sekali lagi aku ingatkan, cerita ini gak sama persis kayak gamenya :)

naughtyspaceecreators' thoughts
下一章