webnovel

Pulau Dewata 2

Ini sudah terlalu malam,

Tapi tak satupun dari kami yang terlelap.

Semuanya masih semangat melihat alam Bali.

Tak terhitung terlontar pertanyaan 'Sampai kapan kita tiba di tujuan?'

Tapi semuanya sudah lupa dengan pertanyaan itu.

Kami mampu bersabar demi menjejakkan kami di tanah Dewata ini.

Sesekali kulihat sekeliling.

Satu persatu temanku terlelap.

Tapi ketika pandanganku beralih ke jendela, lelahku hilang.

...

..

.

"Anak-anak ayo kita turun!"

Hah? Aku tertidur?

Bisa-bisanya!

Seharusnya dengan kemampuan Dewa milikku, aku bisa bertahan nggak tidur...

hmmm...

Tak masalah! Setelah menengok langit diluar bus ini, rasa penasaranku menggantikan perasaan sesal karena tertidur.

"WOOOAAAAHHHHH!!!"

Ya, kalian pasti sudah kenal suara siapa itu?

Sena lagi-lagi nggak segan menunjukkan perasaannya dengan jujur.

"Beda dengan yang daritadi kita lihat di perjalanan!"

Kami semua terpukau!

Masing-masing dari kami melihat sekeliling, memutar pandangan mata, leher, bahkan seluruh tubuh kami benar-benar takjub dengan pemandangan ini.

Pemandangan Kota Wisata di Malam Hari.

"Inilah Bali!"

Suara bu Margaretta memandu rasa kagum kami.

Kami berada di tengah-tengah kota wisata Internasional!

Turis asing berjalan kaki kesana kemari...

Kendaraan lengang...

Kehidupan bebas...

dan...

Suara deburan ombak?

"Lihat! Itu pantai!

Sena bersorak gembira.

Pandangan kami menuju datangnya suara deburan ombak itu.

Benar!

Tak percaya rasanya, tapi setelah aku melihat kearah seluruh teman-temanku,

bahkan siswa kelas lain, ternyata benar!

Pantai yang dekat dengan hotel, resto, bar...

Ini adalah surga dunia!

Inilah 'Pulau Dewata'!

Ternyata tak hanya aku, semuanya memiliki ide yang sama, berlari kearah pantai!

Malam ini, ditengah kegelapan malam dipinggir pantai, sungguh berseberangan dengan cahaya kemilau dari resto, hotel, bar, dan kendaraan yang berlalu dibelakang kami.

"Hati-hati! Ombak dimalam hari sangat kuat!"

Suara pak Dijoyo menggelegar dan mengejutkan kami.

"E...Eh, balik aja yuk..."

Satu, dua, tiga orang siswa memutuskan untuk kembali...

Dan itu membuat semua siswa yang sudah terlanjur melangkah jauh ikut urung.

Hotel kami ternyata berada disekitar sini.

Melangkah beberapa ratus meter dan...

Sampai!

"Wah! Hotel mewah!"

"Sena nggak bisa ya kalo nggak heboh..."

"Brilliana sewot amat sih!"

"Udah malem Sena! Capek tau! Udah gitu kamu berisik!"

Yah, yang lain memilih mengabaikan mereka dan langsung cabut ngikutin pak Dijoyo.

"Juan sekamar sama Sena ya?"

Vera menghampiri dari belakang, diikuti Via yang sibuk mengamati sekeliling.

"Iya Ver, Goofer, cowok terakhir di kelas kita juga jarang hadir di kelas, dan kali ini dia nggak ikut acara ini."

Obrolan kami mengiringi langkah kami kedalam Hotel mewah yang berkali-kali membuat kami terkesan, dan otomatis juga membuat reaksi Sena menggelegar ke penjuru ruangan.

Karena sudah larut kami beristirahat di kamar masing-masing setelah pak Dijoyo menunjukannya.

"Sayang sekali lho Juan kalo tidur sekarang! Kita masih bisa coba sauna, gym, atau pemandian air hangat seperti kata pak Dijoyo tadi."

Suaranya membuatku terbangun, ya, siapa lagi kalo bukan Sena.

Aku membalikkan posisi tidurku dan menutup telingaku dengan bantal.

Ya aku sadar dia terus mengoceh, tapi sebentar lagi lelap akan menghisap kesadaranku.

.

eh..

..

lelah...

...

Aku cuma ketiduran sebentar saja 'kan?

Kok badanku sudah terasa segar ya...

Jangan-jangan...

Kemampuan yang kudapat setelah Jiwa Dewa bangkit, jadi bisa regenerasi secepat ini ya?

Menarik sekali!

Kesempatan ini akan kugunakan untuk meneliti sejauh apa pemahamanku tentang Jiwa Dewa itu sendiri.

Pertama...

Setelah memaksakan diri untuk memaksimalkan kemampuan otakku untuk mengingat, akhirnya aku bisa mengingat 45 Jenis Gulungan Undang-undang yang sempat diciptakan sebagai kemampuan dasar yang kumiliki sebagai Dewa.

Setelah mengetahui itu dan mengetahui sosok si Bajingan, Zahal, aku juga jadi ingat bahwa kemampuan yang bisa kugunakan sesuka hati hanya 44 sejak kemampuan Manipulasi miliknya tak bisa kumiliki.

Kedua...

dari 44 Kemampuan, ada dua kemampuan yang bisa dikombinasi untuk mencari Detail Informasi yang nggak kuketahui, yaitu 'Specification' & 'Detection'.

Yah, untuk lebih jelasnya mengenai apa saja 45 jenis Undang-undang itu, silahkan baca 'How to be a God'.

Dan setelah aku menggabungkan kedua kemampuan itu akhirnya aku bisa menganalisa data seluruh kemampuan yang kupunya dan masing-masing fungsinya, kecuali Manipulation, milik si Bajingan itu...

Ketiga...

Aku akan menggunakan Illusion dan Duplication sekaligus untuk menciptakan tubuh tiruanku lengkap dengan karakteristik ideal yang kutimbulkan dari efek 'Illusion'.

Setelah itu aku akan menggunakan 'Teleportation' untuk menuju sebuah keberadaan di Pulau ini yang menurutku mungkin dapat menambah Ingatanku didalam Awaland.

.

..

...

Ini...

Bangunan tradisional khas Bali.

Rumah adat setempat, dan dihadapanku seorang pria bertubuh besar, berotot,berkulit gelap, berambut Afro tampak tenang melihatku yang datang secara tiba-tiba.

"Hooo, Juan ya?"

Aku nggak kaget...

Ya, setelah sampai sini aku sadar setiap Calon Dewa pemegang Gulungan Undang-undang pasti mengingatku.

"Aku datang kesini untuk mengetahui namamu sekaligus mengingat sosokmu."

Tanpa basa-basi kukatakan tujuanku padanya.

"Hmmm... Bocah Sepertimu bisa setegas itu mengatakan tujuan. Rasanya seperti berhadapan dengan sosok Agung."

Walaupun mengatakan hal seperti itu tapi sikap tubuh dan ekspresinya tetap tenang.

"Namaku Mamba, di Awaland aku mendapatkan kemampuan Generation."

.

..

...

Bagus, ingatanku bertambah lagi.

Aku tinggal mencari Calon Dewa lainnya.

"Setelah melihatmu, aku bisa menilai bahwa kehidupanmu di dunia nyata kita lebih berkualitas dibanding di Awaland ya, Mamba!?"

Kemampuan Specification bisa memberiku informasi mengenai suasana hati dan psikologis seseorang dihadapanku, dan itu benar-benar membantuku.

Rasanya aku bisa mendapatkan kemampuan yang jauh lebih berbobot jika bisa mengkombinasi beberapa kemampuan sekaligus.

"Ucapanmu kejam sekali, dibandingkan dengan di Awaland dulu juga saat ini kau jadi lebih tenang, bocah."

Ya, dia merasa diremehkan. Nggak masalah, aku akan menggunakan semua yang kupunya.

'Domination', 'Gratification', dan 'Negotiation' sekaligus sekarang...

"Sudah sampai sini, aku menyarankan kerjasama diantara kita, Mamba. Kau nggak akan bisa menolak tawaranku sebagai 'Dewa'..."

Dadaku tergelitik. Ini terasa mudah sekali

Menundukkan pria dengan fisik dan tampilan garang dengan ekspresi dan kata-kata yang levelnya jauh dibandingkan dengan pemahamanku sebelumnya.

"Aku nggak sebodoh itu menolak tawaranmu, Juan."

.

..

...

Dalam satu malam, nggak, satu jam, aku melakukan 'Lintas' jarak dengan Teleportation.

"Hai, Manusia Dewa, rupanya kau sudah sampai pada tahap ini ya?"

Aku pernah mendengar suara ini secara samar.

Aktifkan 'Specification'.

"Ho, Ashura yang tempo hari mengeroyokku di Cafe 54, ya..."

Aku nggak menoleh sedikitpun kearah suara itu.

Lagipula dengan gabungan 'Specification' dan 'Detection' aku bisa menciptakan gambaran 'spesifik' yang nyata wujud yang ter'deteksi' setelah data berupa suara yang sudah terekam dalam ingatan ini berhasil kuolah. Membuatku bisa mewujudkan sosok dalam kepalaku tanpa melihatnya.

"Selamat datang di salah satu 'Teritori'-ku, Manusia Dewa!"

Ia muncul didepanku setelah sadar aku tak menggubrisnya.

"Terimakasih, Ashura! Mohon kerjasamanya..."

Hebat juga, level Dewa sepertinya benar-benar menunjukkan kekuatan mental, psikologis, dan wibawa yang nggak tergoyahkan.

Kebetulan kalau begitu...

下一章