Diablo saat ini sedang dalam perjalanan pulang, setelah dia selesai mengurus beberapa 'serangga' yang memiliki potensi untuk mengganggu kehidupan tenang dari Tuannya ini.
Tidak ada hal yang khusus mengenai para 'serangga' ini, kecuali fakta mengenai mereka semua yang entah bagaimana sangat mengenalnya, sampai-sampai sangat berani untuk menjelek-jelekkan Tuannya ini dengan seekor slime rendahan.
(A/N : Perlu diingat, kalau Diablo masih belum diberitahu mengenai keberadaan dari para Reinkarnator dan Transmigrator, jadi sangat wajar baginya untuk marah mengenai hal diatas. Dan, Diablo ini itu adalah dia sebelum bertemu dengan Shizu)
Tentu saja, untuk orang-orang yang mengatakan hal itu, Diablo membiarkan mereka mengerti arti dari keputusasaan yang sesungguhnya, tanpa membiarkan mereka untuk dapat mati.
Lagi pula, kematian itu bagaikan sebuah berkah, bagi para 'serangga' seperti mereka ini, yang telah menghina Tuannya yang Maha AGUNG itu.
Saat pemikiran semacam itu terlintas di dalam benaknya, tanpa sadar Diablo mulai mencengkram kepalan tangannya dengan lebih erat.
Tapi bukan Diablo namanya, jika dia akan terus berada dalam keadaan penuh amarah seperti itu.
Jadi, hanya dalam beberapa saat saja, Diablo dapat segera menenangkan dirinya kembali.
Setelah tenang, kini Diablo mulai memikirkan hal apa yang selanjutnya akan dia lakukan, yang mana hal itu berakhir dengan dia yang lebih memilih untuk kembali ke Tuannya dan melaporkan semua penemuannya itu.
Namun, baru saja beberapa langkah dia berjalan, tiba-tiba saja alam disekitar Diablo mulai terdistorsi, yang dimana hal itu tentu saja membuat matanya berkedut sejenak, sebelum dengan cepat dia mulai mencoba Promordial Magic elemen ruang dari Tensura untuk pergi dari tempat dimana dia berdiri saat ini.
"Apa kamu pikir bisa kabur dariku, serangga." Suara yang begitu indah namun mematikan ini tiba-tiba saja terdengar, setelah Diablo berhasil keluar dari tempat terdistorsi yang sebelumnya itu.
Tapi masalahnya itu, setelah suara yang sebelumnya terdengar, Diablo kini segera menyadari, kalau dia sekarang ini sedang berdiri disebuah ruangan serba putih, dengan seorang gadis cantik yang sedang berdiri di depannya.
Melihat gadis itu, entah kenapa indra bahaya yang dimiliki olehnya sedikit kesemutan, yang membuat Primordial Demon of Black itu menjadi semakin waspada terhadap gadis asing yang ada di depannya ini.
Akan tetapi, itu juga bukan berarti dia takut dengan gadis itu. Hanya saja, dari pertarungannya melawan para 'Serangga' menjijikkan itu sebelumnya, Diablo hanya bisa mengatakan hal ini dengan jujur, kalau mereka semua itu sejujurnya lumayan kuat, tidak, sangat kuat ketimbang kebanyakan orang yang ditemui oleh Diablo dimasa lalu.
Tapi masalahnya itu, yang kuat ini itu hanya kemampuan khusus yang para 'Serangga' itu miliki saja, sementara hal lain dari mereka itu masih berada di tingkat rata-rata ke bawah.
Meskipun memang ada beberapa orang sekaliber dari para 'Serangga' yang sebelumnya ditemui oleh Diablo, tapi hal itu sangat jarang muncul, dan bahkan orang yang sekaliber ini pun bisa dihabisi dengan mudah oleh Diablo, meskipun memang butuh usaha lebih, tapi itu masih bisa dikatakan sebagai pembunuhan yang mudah.
Namun, ada sedikit perbedaan diantara para 'Serangga' sekaliber yang sebelumnya Diablo temui, dengan gadis yang saat ini sedang berdiri di depannya.
Dimana, perbedaannya itu hanya bisa digambarkan dalam beberapa kata saja, yaitu; suasana disekitar mereka, tingkat konsentrasi dan pengendalian Mana yang lebih baik ketimbang para 'Serangga' yang sebelum-sebelumnya itu, dll.
Akan tetapi, meskipun dengan seluruh pernyataan yang sudah disampaikan diatas dijadikan sebagai bukti, bukannya takut, Diablo malah tertawa kecil saja. Karena, tidak peduli seberapa kuatnya 'Serangga' itu, pada akhirnya 'Serangga' masih tetaplah 'Serangga'. Keduanya hanya dibedakan dengan beberapa hal kecil saja.
Jadi, oleh karena itu, Diablo tidak merasa akan kalah sama sekali dari gadis yang ada di depannya ini. Namun, itu bukan berarti dia akan meremehkan lawannya. Lagi pula, Tuan barunya itu pernah mengatakan hal seperti ini kepadanya: "Jangan pernah meremehkan lawanmu, meskipun kamu jauh lebih kuat darinya. Karena, jika kamu melakukan hal itu, terkadang plot armor aneh akan muncul dan kamu bisa saja menjadi pihak yang berakhir dikalahkan."
Meskipun Diablo sedikit tidak paham mengenai beberapa kata yang disampaikan oleh Tuannya itu. Namun, sebagian besar dari artinya itu dapat dia pahami.
Mengabaikan hal-hal diatas, gadis yang ada di depan Diablo itu masih terus menatapnya saja dalam diam, yang membuat suasana tegang disekitar keduanya menjadi sedikit terlalu intens.
Dan, setelah keheningan yang sangat mencekam itu hampir berlangsung selama lima menit, akhirnya gadis yang berdiri di depan Diablo lah yang pertama kali memutuskan untuk memecahkan keheningan diantara keduanya.
"Aku tidak akan berlama-lama disini. Karena, aku kesini hanya ingin menyampaikan sesuatu hal saja kepadamu, zashu." Gadis itu berhenti sejenak, sebelum dia melanjutkannya dengan nada yang menjadi semakin mematikan, "Aku akan memperingatkan mu kali ini saja, jangan pernah menyentuh Souji-ku. Dan, jika aku melihat kamu berani melukai satu helai rambut yang dimiliki olehnya, maka aku akan pastikan untuk memberikan rasa sakit yang sangat menyakitkan kepadamu."
Setelah mengatakan hal itu, tanpa menunggu jawaban apapun dari Diablo, gadis tersebut langsung berbalik dan berjalan pergi, sambil berkata: "Ingat itu baik-baik. Tidak ada kali kedua. Jika kamu berani melukainya, aku akan pastikan untuk mengirim mu menuju ke Tartarus dengan cara yang paling menyakitkan."
Dan dengan kata-kata itu berakhir, seluruh hal yang ada disekitar Diablo kembali terdistorsi sejenak, dimana setelahnya, hal-hal yang ada disekitarnya itu kembali ke keadaan normal, sebelum Diablo terbawa ke ruangan serba putih yang sebelumnya itu.
Diablo hanya menatap ke tempat dimana gadis yang sebelumnya itu sedang berdiri saja dalam diam, sambil mencoba untuk mencari tahu motif sebenarnya dari gadis itu.
Karena, mau dilihat darimana pun, gadis itu tampaknya memiliki semacam hubungan dengan Tuannya ini, tapi masalahnya itu, Diablo tidak tahu hubungan seperti apa yang keduanya miliki.
Dan, karena tidak dapat menemukan jawabannya sendiri, Diablo memutuskan untuk segera pulang untuk melaporkan kejadian ini kepada Tuannya, dengan harapan dapat menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang mulai bermunculan di dalam kepalanya itu.
=-----=-----=-----=-----=-----=
Sementara itu, pada waktu yang bersamaan dengan Diablo yang bertemu dengan gadis misterius itu, di perpustakaan yang ada di dalam kediaman Shimotsuki, terlihat ada dua orang yang sedang membaca buku dengan sangat tenang.
Tentu saja, kedua orang ini adalah Shimotsuki Souji dan Emi Yusa.
Sejujurnya, sekarang ini sudah hampir satu jam, semenjak Emi Yusa memutuskan untuk tinggal di rumah ini.
Jujur saja, Souji benar-benar ingin sekali menolaknya untuk tinggal dirumah ini, karena fakta bahwa seorang Heroine sepertinya ini pastinya akan membawa masalah yang sangat menyebalkan kepadanya, tapi dia berakhir harus menerima hal tersebut, terutama setelah wanita berambut merah ini mengatakan sesuatu hal yang tidak terlalu dia ingin dengar.
Ngomong-ngomong, tidak ada hal khusus yang terjadi, selain Emi Yusa yang mulai tinggal dirumah ini. Dan, dalam satu jam terakhir ini, mereka berdua hanya menghabiskan waktu mereka diperpustakaan milik Souji saja, dengan wanita berambut merah itu yang sangat tertarik dengan perpustakaan ini.
"Souji-san, apa kamu tahu yang mana lanjutan dari kisah sejarah ini?" Emi Yusa tiba-tiba saja menanyakan hal itu, pada saat dia baru saja selesai membaca sebuah buku yang memiliki judul "Wandering of the Prince of Blizzard".
Souji hanya melirik kearahnya saja sejenak, sebelum dia membalasnya; "Ada dibagian kedua di rak yang ada dibagian Sejarah Mitologi Nordik." Dia mengatakan hal itu dengan sangat acuh tak acuh, saat tangan miliknya menunjuk ke suatu sudut tertentu yang ada di lantai dua dari perpustakaan itu.
"Oke, terima kasih." Dengan kata-kata itu, Emi segera bangkit dan berjalan pergi menuju ke bagian perpustakaan itu.
Yahh, kira-kira beginilah kegiatan mereka berdua selama satu jam terakhir ini, yang mana Souji hanya fokus untuk menulis mengenai berbagai macam hal tentang Nasuverse, seingatnya saja, dengan Emi Yusa yang terus membaca tentang beberapa tokoh mitologi di perpustakaan ini.
Sejujurnya, Souji cukup terkejut dengan gadis berambut merah ini yang sepertinya sangat menyukai kisah mitologi, terutama mengenai para Pahlawan. Dan, sepertinya gadis ini mulai mengidolakan Peuri Nivis.
Ngomong-ngomong, Peuri Nivis ini adalah karakter OC dari Mitologi Nordik yang ada di Dunia ini. Yang mana, dia adalah seseorang yang benar-benar mengacaukan Mitologi tersebut, meskipun Mitologi itu pada akhirnya berakhir dengan Ragnarok juga sih, tapi dia disebut-sebut sebagai dalang utama dari terjadinya hal tersebut, meskipun Souji sebenarnya tidak terlalu tahu siapa dalang sebenarnya dari terjadinya hal tersebut, dimana hal itu membuatnya tidak memikirkannya terlalu jauh.
Dan juga, Peuri Nivis ini adalah seorang Fallen Hero, yang bisa dikatakan oleh Souji memiliki pengembangan karakter yang benar-benar cukup logis, ditambah dengan latar belakangnya yang benar-benar sangat tragis, membuat Souji cukup, tidak, benar-benar mengagumi dan menyukai karakter tersebut.
Lagi pula, seorang Pahlawan yang katanya memiliki hati paling murni, yang jika diibaratkan dalam sebuah permata, maka akan menjadi permata paling indah yang ada di Dunia, perlahan demi perlahan, permata itu mulai ternodai dan berakhir hancur berkeping-keping.
Kira-kira seperti itulah versi singkat dari kisah orang yang disebut dengan Peuri Nivis ini. Yang mana, dia adalah contoh muda dari seorang Pahlawan yang hancur, akibat iri hati dari para Dewa.
Iri hati? Ya, Peuri Nivis, di dalam catatan Mitologi yang ada, dikatakan sebagai satu-satunya Manusia yang sangat dicintai oleh Skadi, Permaisuri para Dewa, hingga dikatakan menyebabkan bahkan Odin cemburu, yang membuat kehancurannya terjadi.
Selain hal-hal itu, Peuri Nivis ini juga bisa dikatakan sebagai satu-satunya Manusia yang berhasil menempa sebuah Holy Sword, yang namanya itu adalah Deternal, tanpa bantuan siapapun, alias hanya dengan tekadnya sendiri saja.
Holy Sword Deternal inipun digembor-gemborkan jauh melampaui Holy Sword Excalibur milik King Arthur, hingga dikatakan sebagai Holy Sword terkuat, akibat dikatakan di dalam sejarah, kalau pedang itu menanggung harapan dari seluruh makhluk hidup, baik dari masa lalu maupun masa depan, yang ada di Dunia.
Tidak hanya hal itu saja, Peuri Nivis inipun bisa dikatakan sebagai Penguasa dari seluruh Tanah Nilfheim, yang mana hal itu merupakan salah satu alasan dari julukan Prince of Blizzard miliknya.
Serta, jika saja Peuri Nivis ini dipanggil sebagai seorang Servant, Souji yakin kalau orang ini pasti akan membanggakan ketenaran yang tiada banding, yang hanya bisa ditandingi oleh Hero of Fate, Astéri Vrochí; The Avatar of Sin, Raka; The Wind Monk of Eternal, Shìjiè fēng; God of Samurai, Minamoto no Yozora; Heavenly General, Tenebris Veroster; dan Knight of God's Hand, Arsene Shadowfell.
Ngomong-ngomong, semua orang yang bisa menandinginya dalam hal ketenaran, palingan hanyalah seseorang yang seharusnya tidak ada, baik di dalam sejarah dunia maupun mitologi, di Dunianya yang sebelumnya.
Senyum kecut segera tumbuh diwajah Souji, setelah dia menyadari hal tersebut. Lagi pula... 'Dunia ini memang benar-benar dipenuhi oleh makhluk yang sangat berbahaya ya...' Tapi pada akhirnya, dia memutuskan untuk tidak memikirkannya terlalu jauh, terutama karena dia saat ini masih menunggu informasi yang akan diberikan oleh Diablo, dari penyelidikan yang Primordial Demon itu lakukan.
'Tapi aku harap dia tidak akan menciptakan masalah yang tidak perlu. Karena, aku masih pusing dengan masalah Fuyuki Holy Grail War. Dan, aku benar-benar tidak ingin pusing memikirkan masalah lain. Jadi, aku benar-benar berharap kalau dia tidak akan menciptakan masalah lain yang sama ataupun jauh lebih merepotkan daripada yang ini.'
Dengan pemikiran semacam itu, Souji kembal fokus pada apa yang sedang dirinya lakukan, sambil menunggu Diablo untuk kembali, dengan Emi Yusa yang sepertinya sudah menemukan buku-buku yang gadis itu cari, dimana dia sekarang terlihat sedang membacanya.
✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽
Promosi Tak Tahu Malu:
Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!
Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!
Catatan Penulis:
Yeyy!! Update kembali!!
Dalam Chapter kali ini, Diablo sepertinya bertemu dengan karakter baru yang misterius, plus penjelasan yang cukup mendalam mengenai salah satu karakter mitologi OC yang ada di fanfiction ini.
Ngomong-ngomong, dimasa depan nanti, akan ada chapter yang akan lebih banyak menjelaskan tentang karakter mitologi OC seperti kayak chapter kali ini.
Jadi, semoga aja kalian menyukainya. Karena, hal ini author lakukan, hanya agar kalian bisa lebih memahami latar belakang dari Dunianya ini. Sebab, hal ini nantinya akan sangat berpengaruh pada kepribadian para Servant yang dimasa depan nanti akan muncul.
Yah, Cuma itu aja sih hal yang author ingin sampaikan. Kalau begitu, sampai jumpa lagi nanti!
Adios!