Jika ingin disingkat mengenai apa yang saat ini sedang dirasakan oleh Souji, maka hal itu hanya bisa digambarkan dengan satu kata saja, yaitu... AMARAH.
Kenapa?
Itu karena, rumah yang menyimpan begitu banyak kenangan dari dirinya yang asli(sebelum bangun di tubuh ini) bersama dengan lolibaba sialan itu, hanya ditinggal untuk lari pagi aja... tiba-tiba saja sudah berubah menjadi reruntuhan seperti ini? Mana mungkin dia bisa menerimanya!!
Terlebih lagi, orang yang menyebabkan hal ini adalah Diablo, dengan satu orang lainnya adalah seorang wanita, yang benar-benar Souji kenali sebagai salah satu karakter fiksi, dari series yang BARU beberapa waktu yang lalu dia pikirkan mengenai karakternya akan muncul di Dunia ini.
Dan, setelah melihat hal itu, mau tidak mau dia hanya bisa berpikir: 'Aku memikirkan hal yang sebelumnya itu hanya sebatas lelucon saja!! Apa takdir tidak mengerti arti dari kata LELUCON!!'
Itu benar sekali. Orang yang sedang dilawan oleh Diablo ini adalah seorang wanita muda yang memiliki rambut panjang berwarna perak, dengan rona mata berwarna oranye-merah, dan dia juga mengenakan semacam armor dengan tambahan pedang yang cukup unik ditangannya.
Tentu saja, Souji tidak hanya mengenali wanita muda ini sebagai salah satu karakter dari cerita fiksi reverse isekai tertentu saja, tapi dia juga mengenali wanita muda ini sebagai salah satu kenalan dari pemilik sebelumnya dari tubuhnya ini.
Namun, mengingat amarahnya sudah hampir mencapai puncaknya, ditambah dengan fakta bahwa kedua orang yang ada di depannya ini benar-benar tidak mendengarkannya sama sekali, Souji berakhir mengabaikan ingatan yang baru saja dia dapatkan itu, dimana dia langsung menulis sebuah Rune tipe peningkatan disekujur tubuhnya, sebelum dia bergerak dengan kecepatan tertingginya dan langsung memberikan pukulan karate dengan kekuatan penuhnya, kepada dua orang yang ada di depannya ini.
Anehnya, kedua orang itu tidak dapat bereaksi sama sekali, ketika Souji memukul kepala mereka, seakan-akan ada sesuatu hal yang mencegah mereka untuk bereaksi, atau mungkin juga kecepatan Souji yang melebihi keduanya.
"Sudah aku bilang, berhentilah menghancurkan rumahku seperti ini!!" Teriak Souji dengan penuh amarah, saat matanya segera menatap kearah dua orang yang sekarang ini sudah tersungkur jauh ke bawah reruntuhan rumah ini, dengan mata violetnya yang mulai berklap-klip dalam berbagai macam warna.
Kedua orang yang tersungkur itupun segera tersentak, terutama Diablo, yang dengan sangat cepat dan terburu-buru langsung bangkit dan bersujud di depan Souji, sambil berkata dengan penuh penyesalan: "Maafkan hambamu yang rendah ini karena telah menghancurkan rumah Anda, Souji-sama!"
"Akan tetapi, seseorang yang memiliki darah malaikat ini adalah yang pertama kali menyerang hamba. Dan, bahkan setelah hamba mencoba untuk berdiskusi dengannya, wanita ini malah semakin menyerang hamba dengan sangat mematikan."
"Jadi?" Souji mengatakan hal itu dengan nada yang terdengar sangat dingin, yang mana hal itu berhasil membuat tidak hanya Diablo, tapi wanita muda yang bertarung melawannya itupun bergidik.
"J-jadi, hamba benar-benar minta maaf! Tolong jangan pecat hamba dari pekerjaan hamba!! Hamba akan melakukan apapun untuk menebusnya!! Karena hal itulah, tolong jangan pecat hamba!!" Diablo segera menjawabnya dengan nada penuh penyesalan, saat kepalanya semakin ditekan ke bawah, hingga membuat reruntuhan di dekatnya hampir remuk.
Souji yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafasnya saja dengan lelah. Karena, seingin-inginnya dia memarahi orang yang ada di depannya ini. Tapi sayangnya, akibat tekanan mental dari kejadian yang sebelumnya itu, membuat Souji hanya bisa berakhir pasrah saja dengan situasi yang ada di depannya ini.
"Baiklah, kali ini aku akan memaafkanmu." Souji mengatakan hal itu dengan nada penuh kelelahan, sebelum dia melanjutkannya dengan nada yang terdengar sangat dingin: "Akan tetapi, tidak ada kesempatan kedua. Ingat itu baik-baik. Dan, sekarang juga aku minta kepadamu untuk mengembalikan rumahku ini seperti semula. Kalau tidak, maka kamu seharusnya mengerti akibatnya, bukan?"
"B-baik!! Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Souji-sama!! Karena telah memaafkan hamba rendahan mu ini!! Hamba akan dengan cepat mengembalikan semuanya seperti sediakala!!" Diablo segera membalasnya dengan nada penuh suka cita, dengan air mata yang benar-benar sudah mengalir dengan sangat deras di kedua sisi pipinya.
Souji berusaha sebaik mungkin untuk mengabaikan seluruh perkataan, dan penampilan, dari Diablo saat ini. Karena... 'Apa-apaan orang ini? Bukankah dia mengatakan sesuatu hal yang sangat memalukan dengan sangat mudah!?'
Tapi, kepanikan yang dimiliki oleh Souji sirna dengan sangat cepat, saat tatapannya tanpa sadar bersilangan dengan wanita muda yang bertarung melawan Diablo sebelumnya.
Melihat wanita itu tampak ingin mengatakan sesuatu hal kepadanya, Souji hanya mengangkat tangan kanannya saja kepadanya untuk memberinya isyarat untuk tetap diam, sambil berkata; "Untuk saat ini, kamu diam saja terlebih dahulu. Dan, kita akan membicarakan hal itu nanti, setelah rumahku selesai diperbaiki."
Setelah mengatakan hal itu, Souji segera berbalik untuk berjalan pergi dari reruntuhan tersebut, dengan wanita muda, yang penampilannya kini telah berubah dengan cukup drastis, mengikutinya dari belakang, dimana setelah dia keluar dari area reruntuhan tersebut, Diablo segera memulai perbaikannya.
.....
....
...
Sekarang ini kira-kira sudah sekitar satu jam semenjak kejadian yang sebelumnya itu. Dan, rumah milik Souji sudah benar-benar kembali seperti semula, hanya dalam waktu kurang lebih satu jam saja.
Jujur saja, melihat hal ini benar-benar membuat Souji terpukau. Karena, Diablo tampaknya menggunakan sesuatu hal yang disebut sebagai Primordial Magic dari Tensura, yang hampir, tidak, menurutnya benar-benar tidak pernah diperlihatkan sepanjang serinya.
Mengabaikan hal itu, kini Souji sedang duduk di sofa panjang yang ada di ruang tamu rumah tersebut, dengan Diablo berdiri di belakangnya setelah menyiapkan minuman untuknya, dan wanita yang katanya Diablo memiliki darah malaikat sedang duduk di sofa yang ada diseberangnya.
Keheningan diantara ketiga orang ini telah berlangsung selama hampir sekitar lima menit, akibat aura aneh yang dipancarkan oleh Souji, yang entah kenapa membuat dua orang lainnya tidak bisa mengeluarkan suara mereka.
Dan, setelah Souji meminum minuman yang dia miliki itu, dia kemudian mulai mengalihkan pandangannya kearah wanita muda yang sedang duduk di depannya, sebelum dia berkata dengan nada yang terdengar sangat imut, "Emi Yusa-san-dono-kun-chan, bisa kamu tolong jelaskan mengenai; kenapa kamu menghancurkan rumahku seperti ini?"
Meskipun nada yang digunakan oleh Souji benar-benar terdengar sangat imut dan polos, tapi bagi wanita muda yang dipanggil Emi Yusa ini, hal itu benar-benar berbanding terbalik dengan tatapan matanya yang sangat dingin, yang entah kenapa benar-benar berhasil membuat tulang punggungnya bergidik.
Namun, setelah mengatur nafasnya selama beberapa saat, wanita ini akhirnya bisa menenangkan dirinya sendiri, sebelum dia membalasnya, "Aku tidak berniat menghancurkan rumahmu ini dengan sengaja. Aku hanya ingin melindungimu dari Iblis menjijikkan yang ada di belakangmu itu. Ja–"
"Tapi masalahnya itu, Diablo ini adalah Kepala Pelayan di rumah ini, dan dia ini BEKERJA untuk ku tahu~" Souji memotong perkataan dari Yusa dengan nada yang benar-benar terdengar sangat imut, saat mata miliknya mulai berubah menjadi bulan sabit.
Emi yang mendengar hal itu, dia tidak tahu harus membalasnya seperti apa. Akan tetapi, tiba-tiba saja sesuatu hal mengklik di dalam kepalanya, saat kata-kata yang dikatakan oleh Souji kembali terulang di dalam benaknya.
"I-i-i-iblis ini bekerja dirumahmu!?" Yusa menanyakan hal itu kepada Souji dengan penuh keterkejutan.
"Yup, dia bekerja dirumahku." Souji segera membalasnya dengan santai.
"Sejak kapan?" Emi kembali bertanya, tapi kali ini menggunakan nada yang terdengar sangat serius.
"Kemarin." Souji hanya membalasnya dengan singkat, padat, dan jelas saja, menggunakan nada yang terdengar sangat acuh tak acuh.
Yusa hanya bisa menghela nafasnya saja, ketika dia melihat pemuda yang ada di depannya ini membalas pertanyaannya itu dengan sangat santai dan acuh tak acuh.
Lagi pula, apa dia tidak takut dengan iblis ini? Atau mungkin...
"Jangan pernah menganggap kalau aku ini ditipu oleh Diablo atau semacamnya, ya~ Karena, aku sendirilah yang memanggilnya ke sini." Souji tiba-tiba saja memotong pemikiran dari Emi, saat dia mulai kembali menikmati capucino hangat miliknya.
Emi yang melihat hal itupun, dia pada akhirnya hanya bisa kembali menghela nafasnya saja tanpa daya. Karena, meskipun dia dan pemuda yang ada di depannya ini baru bertemu sekitar tiga minggu yang lalu, tapi dia sudah tahu mengenai beberapa perilaku dari pemuda yang ada di depannya ini.
Seperti contohnya yang sekarang ini, jika pemuda ini sudah benar-benar mengabaikan lawan bicaranya dan lebih asik menikmati minumannya sendiri. Maka, tidak peduli seberapa kerasnya seseorang ingin membuatnya menjawab pertanyaannya itu, pada akhirnya pemuda ini tidak akan pernah menjawabnya sama sekali, dan dia hanya akan mengabaikan lawan bicaranya saja sepenuhnya.
Dengan begitu, Yusa berakhir hanya bisa menunggu pemuda yang ada di depannya ini kembali mood saja, sebelum dia kembali menanyakan beberapa hal yang ingin dia tanyakan kepadanya.
...
...
...
Saat ini Souji sedang frustasi.
Kenapa?
Itu karena, seperti yang sudah bisa siapapun tebak, wanita muda yang sedang duduk di depannya ini adalah Emi Yusa, atau yang nama aslinya itu adalah Emilia Justina.
Dia itu adalah seorang protagonis/deuteragonis wanita utama dan Pahlawan yang mengalahkan Demon King Satan, dari serial Hataraku 'Maou-sama!'.
Sejujurnya, setelah Souji berhasil menenangkan dirinya, dia akhirnya kembali mengingat tentang ingatan yang dia dapatkan, pada saat pertama kali melihat Emi Yusa ini.
Dan, setelah melihat ingatan tersebut, dia benar-benar ingin sekali berteriak: "Ada apa dengan kalian berdua, Alaya dan Gaia!? Bagaimana bisa orang-orang ini masuk ke Dunia ini dengan sangat mudah!? Apa yang kalian berdua lakukan sih!?"
Itu benar sekali. Jika wanita yang ada di depannya ini muncul, maka itu artinya Raja Iblis tertentu yang bekerja di restoran cepat saji pasti juga ada di Dunia ini.
Lalu, kenapa dua pengekang Dunia ini tidak mencegah kedatangan dari mereka? Tidak, lagipula sejak awal, apakah dua pengekang Dunia memang ada?
Lagi pula, bukankah Dunia ini makin kacau, ya? Pertama, Gilgameshnya genbend, kemudian muncul karakter dari Choyouyu, terus sekarang muncul Pahlawan dari Dunia lain...
'Huhh... Habis ini apa? Apakah nanti bakal muncul naga yang terbang ditengah-tengah kota?' Jujur saja, ketika memikirkan hal itu menjadi kenyataan, Souji benar-benar ingin sekali membunuh Dewa-Dewi yang menciptakan Dunia aneh ini.
Meski begitu, setelah beberapa menit berlalu dengan kepala yang benar-benar terasa ingin pecah, Souji akhirnya memutuskan untuk menjawab beberapa pertanyaan dari wanita yang ada di depannya ini.
Karena, mengingat dia ini karakter yang bisa dikatakan cukup kuat, Souji berniat untuk meminta bantuannya untuk membantunya menyelamatkan Sakura dari cacing tua menjijikkan itu.
Ngomong-ngomong, meskipun Souji memang memutuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dimiliki oleh Emi Yusa, tapi itu bukan berarti dia memang ingin menjawabnya dengan kejujuran.
Lagi pula, tidak mungkin Souji akan mengatakan, kalau dia ini bukan "Souji" yang dikenal oleh wanita muda ini, saat dia menanyakan tentang siapa Souji yang sebenarnya, dan jika dia mengatakan hal tersebut, maka itu hanya akan membawa masalah yang tidak diinginkan saja.
...
Setelah pembicaraan panjang lebar itu, Emi Yusa memutuskan untuk pergi, karena dia harus mengurus sesuatu.
Dia juga tidak lupa untuk mengirimkan kata-kata ancaman kepada Diablo, seperti: "Jika kamu berani-beraninya menyentuh Souji, aku pasti akan membunuhmu. Ingat itu baik-baik."
Souji benar-benar berusaha sebaik mungkin untuk mengabaikan tentang, bagaimana reaksi dari Diablo, setelah dia mendengar kata-kata itu.
Dan, setelah kepergian Pahlawan dari Dunia Lain itu, kini di Ruang tamu hanya tersisa Souji dan Diablo saja, dengan yang pertama mulai menonton televisi dengan tenang, dan yang terakhir hanya berdiri dibelakang yang pertama tanpa bergerak sedikit pun.
✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽
Promosi Tak Tahu Malu:
Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!
Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!
Catatan Penulis:
Yeyy!! Update kembali!!
Kali ini, author benar-benar sudah terlalu banyak menambahan karakter fiksinya, bukan? Tapi tenang saja, semua hal itu nantinya akan memiliki penjelasan logis, dari; kenapa Alaya dan Gaia tidak bereaksi terhadap kedatangan dari si Emi Yusa ini, pemanggilan Iblis seperti Diablo, dan keberadaan para Reinkarnator dan Transmigrator itu, yang seharusnya bukan hanya Alaya dan Gaia saja yang akan bereaksi, tetapi para tua-tua bangka yang ada di Clock Tower pun, mereka juga seharusnya bereaksi.
Jadi, silakan ditunggu saja jawabannya nanti, karena ini baru Arc pertama, alias baru Arc prolog dari fanfiction ini.
Oh ya, dan juga, maaf aja nih kalau authornya telat update. Karena, bulan-bulan kemarin author sibuk dengan sekolah thor, plus bulan september nanti author bakal ada ujian, ditambah dengan acara diakhir bulan agustus ini...
Jujur saja, jadwal RL author benar-benar sangat sibuk. Tapi tenang saja, author bakal usahain untuk update, jika tidak dua hingga tiga minggu sekali, maka sebulan sekali author bakal update.
Dan terakhir, karena sekarang ini tepat pada tanggal tujuh belas agustus, itu artinya SELAMAT HUT buat Kemerdekaan Indonesia yang ke-77!
Selain hal-hal diatas, author gak ada yang ingin dibicarakan lagi sih.
Jadi, oleh karena itu, sampai jumpa di chapter selanjutnya yang gak tau kapan lagi updatenya!! Adois!!
Punya ide tentang ceritaku? Beri komentar dan beri tahu saya.
Suka itu? Tambahkan ke perpustakaan!