webnovel

10.SAKIT

Sehabis bangun tidur, Della merasa badannya lemas dan panas. Della tidak kuat untuk sekedar bangun dari tempat tidurnya.

TOKK TOKK TOKK

"Della, udah bangun belom?" Tanya Rana, dari luar kamar.

"Mamah, Della sakit," ujar Della.

"Dell, buka pintu nya ya." Suruh Rana.

"Nggak kuat Mah." Balas Della.

"Bentar, Mamah ambil kunci cadangan dulu," ujar Rana.

"Iya Mah." Balas Della.

Setelah beberapa menit, akhirnya pintu kamar Della bisa di buka oleh Rana.

"Yaampun sayang, kok bisa tiba-tiba sakit sih," ujar Rana.

"Mah, dingin," ujar Della.

"Badan kamu panas banget ini, kita ke rumah sakit ya." Ajak Rana.

"Nggak mau." Tolak Della.

"Bentar Mamah mau telfon dokter Riko dulu ya sayang," ujar Rana, sambil keluar dari kamar Della dengan tergesa gesah.

Della mengambil handphoene di nakas dekat tempat tidurnya. Dia berniat untuk mengirim pesan kepada Irvan.

Della

Van bisa kesini?

Della menghela nafas kasar, ketika tidak mendapat balasan dari Irvan. Padahal pesan yang dia kirim sudah menunjukan tanda centang dua abu-abu.

"Della, sebentar lagi dokter Riko mau kesini," ujar Harun, yang baru saja masuk kamar Della bersama sang istri.

"Papah, Della dingin banget," rengek Della, sambil memperkuat pelukan pada selimut tebal yang membungkus dirinya.

"Mamah ambil-in makan buat kamu ya," ujar Rana.

"Della nggak mau makan Mah." Balas Della.

"Harus makan biar cepet sembuh, mamah buatin bubur ya Sayang," ujar Rana, sambil mengelus rambut Della dengan penuh kasih sayang.

"Jangan banyak-banyak." Balas Della, yang di anggugki oleh Rana.

Setelah itu, Rana keluar dari kamar Della untuk membuatkan bubur.

Di lain tempat, Irvan yang sedang nge-gym di rumahnya. mengernyit melihat pesan yang di kirim oleh Della beberapa menit yang lalu.

Tanpa berniat membalas, Irvan melanjutkan acara nge-gym nya kembali.

Namun, tiba-tiba handphonenya berdering tanda ada panggilan masuk.

Ternyata dari Rana, Mamah Della. Dengan cepat Irvan langsung mengangkat panggilan di handphonenya.

"Assalamualaikum Tante," ujar Irvan.

"Waalaikumsalam, Van kamu di rumah nggak?" Tanya Rana.

"Di rumah Tante." Balas Irvan.

"Lagi sibuk nggak?" Tanya Rana.

"Nggak Tan, tadi cuma lagi nge-gym." Balas Irvan.

"Bagus kalau gitu Van, kamu bisa ke sini kan Van?Della sakit." Tanya Rana.

"Iya Tan, sebentar lagi saya Otw." Balas Irvan.

"Makasih Ya Van, Tante tutup telfonnya dulu. mau bikinin Bubur buat Della," ujar Rana.

"Iya Tan." balas Irvan, sebelum Rana memutuskan panggilan telfon.

Irvan menyimpan Handphonenya di saku celananya. Dia berjalan ke kamarnya untuk mengambil kunci motornya dan memakai baju, karena memang saat ini Irvan sedang shirtless.

Selesai bersiap-siap ke rumah Della, Irvan pamit ke Mamahnya terlebih dahulu sebelum ke rumah Della.

"Irvan, Titip salam Buat keluarganya Della ya. Blang GWS untuk Della juga dari Mamah," tutur Maya.

"Iya Mah, Irvan langsung ke rumah Della sekarang aja Mah." Balas Irvan, sambil menyakini tangan Maya.

"Hati-hati, nggak usah kebut-kebutan di jalan," ujar Maya.

"Siap Mah." Balas Irvan.

Irvan pun langsung mengeluarkan motornya dari garansi. Dia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

Di perjalanan, Irvan melihat toko buah. Dia pun berinisiatif untuk membeli beberapa macam buah untuk Della.

Selesai membeli buah, Irvan mengendarai motornya di atas rata-rata Karen langit tiba-tiba saja mendung.

Sesampai di rumah Della, Irvan langsung di sambut senang oleh Rana dan Harun.

"Nggak usah bawa beginian Van, ngerepotin kamu aja," ujar Harun, saat Irvan meletakan buah bawaannya di meja.

"Nggak papa Om, Tadi kebetulan saat di jalan lihat toko buah." Balas Irvan.

"Kamu langsung samperin Della di kamarnya aja Van, dia dari tadi nungguin kamu." Suruh Rana.

"Iya Tan, yaudah Irvan ke Della dulu." Balas Irvan, sambil berdiri dari duduknya.

***

Della yang sedang memakan bubur buatan Mamahnya, dengan semangat menatap pintu ketika mendengar seseorang dari luar mencoba membuka pintu kamarnya.

"Irvan deh pasti," ujar Della, sambil tersenyum.

Sesuai dugaan Della, Irvan muncul dari balik pintu. Tentu saja Della langsung tersenyum senang ke arah Irvan.

"Padahal chat gue nggak dapet balasan, tapi orangnya sampe sini," ujar Della.

"Gue di telfon Tante Rana." Balas Irvan.

"Kirain karena baca chat gue," ujar Della.

"Gws, kata Mamah," ujar Irvan, yang membuat Della mengangguk.

"Makasih Camer,btw Lo nggak mau ngucapin GWS buat gue?" Tanya Della.

"Nggak." Balas Irvan.

"Yaudah nggak papa, Lo kesini udah bikin gue seneng," ujar Della.

"Udah di periksa dokter?" Tanya Irvan.

"Udah, tadi sama dokter pribadi keluarga gue." Balas Della.

"Obat?" Tanya Irvan.

"Habis makan, gue minum kok." Balas Della.

Tanpa di duga, Irvan tiba tiba mendekat ke Della. Lalu dia menempelkan telapak tangannya ke dahi Della, untuk mengecek suhu tubuh Della.

"Panas banget," ujar Irvan.

"Dari tadi belum turun-turun panasnya," ujar Della, sambil cemberut.

"Cepat habisin makannya, habis itu minum obat biar panasnya turun," tutur Irvan.

"Siap Bos!" Balas Della.

"Gue mau pulang." Pamit Irvan.

"Jangan dulu, temenin sampe sore." Rengek Della.

"Gila Lo?" Tanya Irvan, dengan ketus.

"Mamah sama Papah Lo mungkin marah kok kalau Lo di sini sampe sore," ujar Della.

"Gue nggak mau." Balas Irvan.

"Yaudah deh sampe siang juga nggak papa, yang terpenting jangan pulang sekarang," ujar Della.

"Bosen." Balas Irvan.

"Yaudah sih Lo nge-game aja tuh di sofa," gumam Della, yang masih jelas di dengar oleh Irvan.

"Hmm." Balas Irvan, sambil duduk di sofa yang tersedia di kamar Della.

Selesai meminum obatnya, Della memperhatikan Irvan yang sedang fokus dengan game-nya.

"Tidur Dell!" Suruh Irvan, namun matanya masih fokus ke game.

"Nanti, Lagi mau lihatin Lo." Balas Della.

"Tidur sekarang, biar cepet sembuh," ujar Irvan.

"Iya iya, ini mau tidur kok." Balas Della, sambil mencoba memejamkan matanya.

Della pun akhirnya tertidur setelah beberapa kali mencoba memejamkan mata.

Irvan diam-diam memperhatikan Della yang sedang tertidur, dia berdiri dari Sofa, lalu mendekati Della untuk membenarkan selimut di atas tubuh Della.

Ntah dorongan dari mana, Irvan mengusap lembut rambut Della.

"Gws, itu dari gue," ujar Irvan, membisiki Della yang sedang tidur.

Ceklek

Suara pintu di buka, membuat Irvan dengan gugup menjauh dari tubuh Della.

Rana masuk ke dalam kamar Della, sambil senyum-senyum sendiri melihat Irvan yang nampak salah tingkah di dekat Della.

"Della nya tidur Van?" Tanya Rana.

"Iya Tan, baru saja." Balas Irvan.

"Udah minum obat belom?" Tanya Rana.

"Udah." Balas Irvan.

"Bagus kalau gitu, Tante tinggal lagi ya," ujar Rana.

"Della nya Tan?" Tanya Irvan.

"Kamu yang jagain, saya mau ke super market dulu Van. Kamu mau kan jagain Della?" Tanya Rana.

"Iya Tan." Balas Irvan, yang membuat Rana tersenyum lebar.

"Calon menantu yang baik," ujar Rana.

下一章