webnovel

ELEVEN

Yah...

Itulah yang terjadi saat kemarin, yang berhasil membuat Jaehyun sangat hancur. Dan menangis bak anak kecil.

Kenapa?

Tidak ada yang melarang bagi seorang pria untuk menangis. Karena hanya dengan air mata itulah kalian dapat menunjukkan jutaan perasaan yang kalian rasakan.

Air mata kebahagiaan dan juga air mata kesedihan.

Namun Jaehyun mengeluarkan air mata nya karena sebuah kesedihan dari pengkhianatan yang Leah lakukan kepada nya.

Tentu! tentu hatinya masih terasa sangat sakit dan terluka atas semua ucapan dan perilaku Leah kepada nya.

Siapa yang tidak akan hancur, saat kau berniat melamar pujaan hati mu meminta nya agar dapat menjadi pendamping hidup mu.

Tapi kau malah mendapatinya bersama pria lain tanpa memikirkan perasaan mu sama sekali.

Bagaimana mana dari hal itu yang tidak menyakitkan?

Dan yang paling melukai Jaehyun adalah saat Leah mengatakan kalau ia tidak lagi mencintai Jaehyun.

Apakah semudah itu? Semudah itu kah Leah berpaling darinya setelah semua cinta yang ia berikan kepada Leah?

Jaehyun mengusap wajah dengan perlahan. "A-aku merindukan nya..." ucap Jaehyun.

Bohong besar!

Akan sangat bohong jika ia mengatakan kalau ia sudah melupakan Leah dan tidak lagi mencintai Leah hanya dalam satu hari saja.

Bagaimana mungkin ia dapat melupakan Leah dalam waktu secepat itu. Ia bahkan tidak sempat memeluk Leah dan meluapkan semua rasa rindu nya.

Lalu bagaimana dengan semua kenangan-kenangan indah yang mereka lalui?

Dan juga semua perlakuan manis Leah kepada nya. Dan janji... janji yang Leah buat kepada nya.

"K-kau... kau benar-benar jahat Leah... kau mengingkari janji mu sendiri..." ucap Jaehyun dengan sendu.

Kalian tidak tahu, khayalan dan angan-angan apa saja yang sudah ia ciptakan di dalam kepalanya.

Ia sudah membayangkan untuk membentuk keluarga kecil nya yang bahagia bersama dengan Leah.

Ia juga membayangkan kalau dirinya suatu hari nanti akan menjadi seorang ayah dari anak yang di berikan nanti dari wanita yang ia cintai.

Yaitu Leah.

Tapi semua angan-angan nya hancur dan terkubur dengan begitu saja saat malam itu. Semua nya telah hilang tergantikan oleh kenyataan dan luka yang sangat pahit.

Yang mana angan-angan itu sendiri telah di hancurkan oleh Leah, wanita yang ia impikan menjadi pendamping hidup nya.

Mana lagi yang jauh lebih menyakitkan dari pada ini?

Jaehyun menghela nafas, ia membaringkan badan nya pada sofa itu. Kedua matanya menatap langit-langit mansion nya itu.

Ia hanya diam saja. Ia tidak tahu harus berkata apalagi setelah apa yang ia alami hanya dalam jangka waktu satu hari ini.

Penerbangan nya dari Perancis ke Korea selama tiga belas jam dan meninggalkan semua pekerjaan nya di sana, sia-sia saja.

Karena lihat... apa yang ia dapatkan?

Tidak ada, ia tidak mendapatkan apapun. Yang ia dapatkan hanya luka dan penghianatan saja.

Saat tengah sibuk dengan pikiran nya sendiri, ia mendadak mengingat wanita semalam. Wanita yang memeluk nya semalam, saat dirinya merasa hancur.

SREK

Jaehyun langsung menegakkan badan nya. "Wanita itu... aku lupa siapa nama wanita itu..." ucap Jaehyun.

Yah, ia sedang berusaha mengingat siapa nama wanita semalam yang telah memberikan nya sebuah pelukan yang sangat lembut juga nyaman.

Jaehyun memijat dahinya dengan pelan. "Sh*t! kenapa aku tidak dapat menginga-- ah! Caerin! Kim Caerin!" seru Jaehyun sambil menjentikkan jarinya nya.

...

Langit yang tadinya terlihat orange kemerahan, telah berubah warna menjadi gelap.

Dengan bintang-bintang yang bertaburan di gelapnya langit malam itu, dengan sang rembulan yang menjadi sang bintang utama.

Dan juga dua wanita cantik yang malam ini akan menjadi bintang utama.

"Min-Jun tunggu!" panggil Caerin.

Min-Jun yang baru mau berjalan keluar dari dalam kamar Caerin, langsung menghentikan langkah nya.

"Ya? Ada apa Caerin-ah?" sahut Min-Jun.

"Bagaimana dengan rambut ku? Apa sudah terlihat bagus?" tanya Caerin kepada sahabatnya itu.

Min-Jun berjalan menghampiri Caerin, tangan nya lalu terangkat merapikan anak rambut Caerin.

"Nah, sekarang kau sudah terlihat semakin cantik!" ucap Min-Jun sambil tersenyum.

Caerin melihat pantulan dirinya pada cermin itu. Terlihat lah dirinya yang tengah menggunakan dress pendek berwarna merah gelap yang memperlihatkan lekuk tubuh nya.

Dengan makeup yang tidak terlalu tebal pada wajah nya dan rambut nya yang kali ini ia buat sedikit bergelombang.

Cantik.

Satu kata itu saja sudah cukup mendeskripsikan penampilan seorang Caerin saat ini.

Caerin tersenyum. "Terima kasih, kau juga terlihat cantik Min-Jun," balas Caerin.

Like the old lady said earlier, they're two pretty best friend.

Min-Jun mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali. "Aku tahu..." ucap nya sambil tersenyum centil.

Caerin langsung tertawa karena ke-centilan sahabatnya itu.

Min-Jun melipat kedua tangan nya di depan dada. "Aku sekarang tidak heran, mengapa sangat banyak pelanggan yang mencari mu," ucap Min-Jun.

Yah, ia tahu kalau Caerin sahabat nya itu memang cantik.

Tapi baru sekarang ia sadar dan tahu mengapa setiap pria yang datang ke club mereka pasti mencari keberadaan Caerin.

Karena Caerin memang lah sangat cantik nan sexy. Caerin terlalu cantik untuk menjadi wanita penghibur di club kecil tempat mereka bekerja.

Harusnya Caerin berada di club malam yang berkelas dan penuh akan pria-pria tampan juga memiliki jabatan serta kekayaan yang berlimpah.

Bukan nya club malam kecil yang banyak di masuki oleh orang-orang biasa saja.

Caerin tersenyum. "Kau ini, kita berdua kan sama saja..." ucap Caerin sambil memukul bahu Min-Jun dengan pelan.

Apa sahabatnya itu juga lupa kalau dirinya juga sama seperti nya?

Min-Jun juga tak kalah populer nya dengan Caerin. Karena selain parasnya yang cantik, keahlian Min-Jun dalam mengajak pelanggan nya berbicara lah yang menjadikan ia di minati.

Karena Min-Jun juga sering kali membuat pria yang menjadi pelanggan nya tertawa karena sikap lucu nya.

SREK

Min-Jun merangkul bahu Caerin. "Baiklah, kalau begitu kita berdua!" ucap Min-Jun sambil tersenyum memperlihatkan deretan gigi nya.

Caerin melihat ke arah jam yang tertempel pada dinding kamar nya. Dan jarum pendek pada jam itu sudah menunjuk pada angka sembilan.

"Min-Jun kajja, kita pergi sekarang. Agar malam ini kita mendapat pelanggan lebih awal," ucap Caerin.

Min-Jun mengangguk. "Kau benar, mungkin saja kita akan mendapatkan pelanggan yang tampan dan juga kaya, iya kan?" ucap nya.

"Iya, mari kita berharap," ucapan Caerin yang lalu tersenyum.

Tentu saja mereka menginginkan malam ini mereka mendapatkan pelanggan yang seperti Min-Jun ucap kan.

"Baiklah... let's go b*tches!" seru Min-Jun dengan semangat yang membuat Caerin tertawa.

Dan mereka berdua pun berjalan keluar dari rumah Caerin dan pergi menuju club malam tempat mereka bekerja selama ini.

下一章