Tiara memperhatikan sekeliling paviliun yang akan menjadi tempat tinggalnya mulai hari ini. Tiara tersenyum mendapati sebuah kamar yang tidak terlalu besar ukurannya, ini kamar yang indah ranjang berukuran singgel, satu lemari besar, meja rias dan sebuah sofabed berwarna soft pink. Tiara menaikan satu alis mata sejak kapan aku menyukai warna pink. Aku tidak sefeminim itu sehinga menyukai warna pink. Aah sudahlah aku tidak punya hak untuk memilih apa yang aku suka atau tidak aku suka. Berapa lama aku akan berada disini itu yang harus aku pikirkan? Entah berapa lama Dante menginginkan tubuh ini, Tiara menghela napas panjang.
Dari jendela kamar Tiara bisa melihat sebuah taman bunga yang sangat indah. Itu sebuah pemandangan yang cukup menyejukan hati puji Tiara dalam hati, paling tidak tempat ini akan membuatku betah dengan sebuah taman yang indah yang bisa aku pandangi setiap pagi.
Tiara memperhatikan bunga-bunga warna warni yang ada ditaman paviliunnya. Tempat ini tampaknya cukup nyaman, mungkin memberi nilai seratus untuk pavilun ini tidak berlebihan, orang kaya memang berbeda. Apakah tempat ini dibangun khusus untuk tempat tinggal wanita-wanita yang melayani Dante?. Apa aku harus menanyakannya pada mbok Surti, mungkin saja bukan hanya diriku saja yang menjadi budak pemuas napsu Dante saat ini. Melihat bagaimana Dante menghajarku dua hari ini. Bukan tidak mungkin Dante menyimpan banyak wanita dikediamannya. Gairah Dante sangat besar, aku yakin diriku sendiri tidak akan cukup membuatnya puas.
Tiara mengelengkan kepala berhenti berpkir yang tidak-tidak Tiara. Karena itu bukan urusanmu. Tiara kembali memperhatikan setiap ruangan. Jadi inilah tempat tinggalku sebagai jalang Dante. Sepertinya menjadi wanita simpanan seorang pria kaya akan lebih baik daripada aku yang hanya jalang yang berkedok isteri sementara Dante. Tiara menertawakan nasibnya. Apakah aku harus meneriaki nasib burukku atau malah harus bersyukur?. Apa yang akan terjadi setelah ini, apakah ada yang lebih buruk lagi dari ini? Begitu banyak pertanyaan bermunculan dalam kepala Tiara.
Aah sudahlah kepalaku sudah sangat pusing dengan hidupku yang berubah seratus delapan puluh derajat. Tiara merabahkan tubuhnya di atas ranjang empuk. Ranjang yang nyaman. Aku akan tidur sebentar saja, tubuh ini terasa sangat pegal karena harus tidur di sofabed yang tidak nyaman. Aku harap malam ini Dante sibuk dengan pekerjaannya atau apapun itu dan tidak membutuhkan tubuhku.
Apa yang diinginkan Tiara terkabul di ruang kerjanya Dante disibukkan dengan setumpuk berkas yang harus diperiksanya. Pekerjaan Dante yang sudah mengunung semakin banyak setelah Dante menjadi pemilik saham terbesar dari Jaya Group, semua kekuasaan Widanta saat ini Dante yang ambil kendali. Apa ini sudah semua Suryo? Dante melihat tumpukan dokumen yang harus ditandangani dan diperiksanya.
"Iya tuan" ini sudah hampir semua seperti yang anda minta.
Suryo merasa kasihan melihat Dante yang sekarang harus sibuk mengurus banyak pekerjaan yang membutuhkan penanganan cepat. Kamarin Dante baru kehilangan sosok yang sangat dikaguminya. Suryo sangat mengenal Dante. Sejak kecil Dante dirawat dan dibesarkan Widanta dengan penuh kasih sayang sekaligus keras juga dijaga dengan penjagaan yang sangat ketat. Dante tumbuh dengan penuh perlindungan. Widanta tidak pernah memanjahkan Dante. Sejak dini Dante sudah dipersiapkan Widanta sebagai satu-satunya pewaris dari seluruh kerajaan bisnisnya.
Dante mengerutu. Aku pengantin baru yang sangat malang bukan begitu Suryo. Bukannya menikmati waktu bergumul panas bersama pengantin wanitaku. Aku malah harus bekerja sepanjang malam. Bagaimana dengan persiapan ke jepang, sudah kau selesaikan?.
Suryo hanya tersenyum mendengar gerutuan Dante. Karena Suryo yakin sang pengantin wanita pasti sekarang sangat kelelahan menghadapi gairah Dante sepanjang malam. Semua sudah beres tuan, kita bisa berangkat kapan saja".
"Pastikan mereka tidak mengetahui keberangkatanku". Aku tidak ingin Marwan bertindak saat aku tidak berada di sini.
"Baik tuan".
"Bagaimana dengan Tiara?". Dimana Tiara sekarang?
"Nyonya Tiara sekarang berada di paviliun barat, apa anda menginginkannya lagi malam ini?".
Dante melirik Suryo. Aku merasa kau bukan sendang bertanya Suryo, apa kau sedang menyindirku?. Mulai besok perintahkan anak buahmu untuk mengawasinya. Aku tidak mau milikku disentuh siapapun sebelum aku membuangnya, perketat juga penjagaan Riko selama aku di Jepang.
Suryo mengeleng. Aku hanya bertanya pada anda. Jika anda menginginkan nyonya Tiara menemani anda bekerja agar anda tidak merasa diri anda adalah pengantin yang malang saya akan ke paviliun dan membawa nyonya kemari.
Dante menatap tajam Suryo. Tidak perlu. Sekarang kau boleh keluar.
Tiara baru saja bangun. Perutnya sudah memberontak liar minta diisi. Di dapurnya Tiara sedang menimbang-nimbang pergi ke bangunan utama atau masak sendiri. Kalau aku kesana dan bertemu Dante apa pria itu akan melepasnya. Tidak-tidak aku akan tetap tinggal disini. Aku tidak boleh membiarkan Dante menjamahku. Lebih baik aku masak untuk mengisi perutku yang sudah memberontak. Tiara bermonolog.
Selesai…!!! Tiara mencicipi masakannya. Iiiihhh….eueek…kenapa rasanya menjijikan seperti ini, apa yang salah?, semuanya aku lakukan sesuai dengan petunjuk. Dasar Tiara bodoh masakan sederhana seperti ini saja aku tidak bisa Tiara memaki kebodohannya. Baiklah peraturan saat terdesak adalah masaklah makanan yang tidak memerlukan keahlian… Mie instan teriak Tiara antusias.
Tiara mencari-cari mie instan di lemari penyimpanan. Oh yes!". Tiara bersorak senang. Puji Tuhan dan terima kasih untuk siapapun yang telah menyediakan mie instan di lemari penyimpanan ini. Sekarang aku bisa makan dengan tenang dan kenyang tanpa harus ribet. Terpujilah manusia jenius yang telah menciptakan mie istan yang lezat dan nikmat.
****
Tiara tersenyum melihat isi lemari pakaiannya semua pakaian tersusun rapi di dalam lemari, pakaiannya tampak masih baru dan semua sangat indah dan tentu saja mahal. Tiara memilih salah satu terusan dan mengenakannya. Ini sangat pas. Sekarang tinggal pesan ojek online. Aku tidak mau lagi harus berjalan kaki beratus-ratus meter hanya untuk sampai kejalan besar. Tiara sampai di kantor dengan diantar oleh ojek online.
"Tumben naik ojek on line?", sapa Siska di depan kantor yang melihat Tiara turun dari motor.
"Tempat tinggalku jauh dari halte bus". Sekarang ojek online adalah penyelamatku.
Siska mengerutkan kening. Kalian pindah lagi?
Tiara mengangguk membenarkan.
Siska menarik tangan Tiara dari pada kalian pindah-pindah terus ajak adik-adikmu tinggal di apartemenku dan berhenti menolak.
Tiara mengeleng. Aku dan adik-adikku tidak ingin menyusahkanmu Siska. Kamu tahu sendiri bagaimana kehidupan kami
Siska mengeleng kapan aku bilang kalian menyusahkanku. Aku akan sangat senang menyambut kalian di apartemenku. Karena aku tahu bagaimana kehidupan kalian makanya aku mengajak kalian tinggal bersama.
"Sudahlah Siska lebih baik kita masuk sekarang!".
"Jangan keras kepala Tiara, pindahlan ke apartemenku itu akan menghemat pengeluaran kalian, jadi kau bisa melunasi hutang-hutang papamu lebih cepat".