webnovel

10. Mengubah Masa Depan

Bruakkhh...

Terdengar suara pintu di dobrak paksa. Ini membuyarkan semua lamunan Chen.

Rupanya beberapa prajurit kota sudah mengetahui pembantaian di rumah ini. Mereka menggeledah satu per satu ruangan.

"Lihat ke Kamar Utama." Perintah seseorang berpakaian terusan putih hitam.

"Semua pelayan di ruangan belakang tewas, Tuan Besar Xian."

"Kurang ajar. Siapa yang berani mengganggu keluarga Yuan." Geram pria setengah baya itu yang tidak lain adalah Yuan Xian.

Dengan cepat Yuan Xian melesat ke kamar Yuan Bun. Dilihatnya tembok telah berlubang. Besar bekas pertarungan. Dia memandang di sekitar ruangan didalam kamar. Mencoba membaca keadaan dengan melihat TKP.

Yuan Bun dalam posisi tertelungkup namun dapat dipastikan kalau nyawanya juga sudah melayang seperti hal nya juga dengan isterinya di tempat tidur.

"Semua penghuni rumah tewas oleh kerikil di lehernya." Ucap Yuan Xian ketika melihat mayat isteri Yuan Bun. "Ini adalah metode si pembunuh itu."

"Tapi Tuan Yuan Bun mati bukan karena kerikil, Tuan Besar Yuan Xian." Seorang pengawal membalikan mayat Yuan Bun yang tadinya masih tengkurap.

"Apakah dia dibunuh oleh senjata?"

"Tidak. Tapi jantungnya di copot keluar."

"Apa? " Yuan Xian memburu ke mayat adiknya. Dia memeriksa tubuh adiknya dengan seksama, "Dendam apa yang diperbuat Adik Bun hingga tewas dengan cara kejam seperti ini."

"Tuan besar. Sepertinya seseorang baru saja mandi di tempat ini." Seorang pengawal lainnya datang dari ruang permandian, melaporkan.

"Segera cari jantung adikku." Yuan Xian pun segera menghampiri ruang kamar mandi. Air di bak masih terasa hangat. Lantai masih basah sepertinya seseorang terburu buru keluar dari bak mandi.

"Pembunuhnya masih belum jauh. Segera perintahkan orang untuk mengejar."

"Baik Tuan." Prajurit bergegas keluar untuk memberikan perintah kepada bawahannya.

"Tuan. Kami menemukan jantung Tuan Yuan Bun di atas meja." Prajurit lain melaporkan. "Dan juga seseorang membongkar lantai di bawah tempat tidur. Sepertinya si pembunuh mencari sesuatu disana."

"Apa katamu? Membongkar lantai?" Berita mengenai membongkar lantai seolah lebih penting dari pada jantung adiknya. Yuan Xian pun bergegas keluar dari ruangan permandian.

Kini di ruang permandian kosong sama sekali. Kecuali seseorang yang bergantung di atap rumah. Yuan Chen tidak sempat lari keluar jadi dia mengenakan pakaiannya secara asal dan sembunyi di langit langit rumah. Untung saja beberapa kali tetesan air dari rambutnya tidak di ketahui oleh Paman Tua nya Yuan Xian. Yang merupakan kakak dari ayahnya.

Atap genteng telah di bongkarnya secara perlahan. Jadi pemuda itu dapat keluar dari atap.

Baru saja hendak lari meninggalkan rumah ini, tiba tiba sesosok bayangan melesat turun.

"Kakek?" Chen bergumam dalam hati.

Benar. Yang datang adalah kakeknya yang bernama Yuan Thio. Pria tua berjanggut putih langsung masuk ke dalam rumah.

Kakek Yuan Thio memiliki 3 anak laki laki, Yuan Xian, Yuan Huan (ayah dari Yuan Chen) dan Yuan Bun. Kakek itu juga memiliki anak perempuan tapi setelah menikah dia tidak lagi berada di kota ini.

"Bagaimana dengan anakku.!"

"Ayah. Adik Bun telah tewas dengan kejam dan jantung nya di copot."

"Laknat siapa yang berani main api dengan keluargaku." Geramnya.

"Orang ini sepertinya mengetahui tentang barang yang didalam lantai." Yuan Xian menambahkan.

Sejak awal Yuan Xian tidak memperhatikan lantai yang di bobol karena posisinya berada di samping tempat tidur. Jadi pandangannya tertutup.

"Apa?" Kakek berjanggut putih dan bertubuh tegap itu kaget.

"Apakah Adik Huan telah bercerita kepada orang lain selain kepada ayah?" Yuan Xian penasaran.

"Aku tidak tahu?"

"Lagi pula Ayah, kita butuh waktu enam tujuh bulan untuk mengetahui tempat tersimpan nya barang itu tapi pembunuh ini sepertinya sudah tahu cukup lama."

"Sungguh Aneh. Sebelum Huan mati dia bersumpah tidak pernah menceritakan kepada siapapun. Bahkan kepada anaknya sendiri." Kakek Thio mengelus janggutnya.

"Pembunuh ini memiliki tangan kejam dan berdarah dingin. Tidak mungkin Adik Huan bergaul dengan penjahat keji seperti ini."

"Satu bulan sebelum Huan di eksekusi. Dia menceritakan peninggalannya di rumah ini untuk meninggikan kembali nama keluarga Yuan. Huan menyadari kalau nanti nama Keluarga Yuan akan buruk oleh perbuatannya. Dia bersumpah tidak pernah menceritakan kepada orang lain selain ayah. Awalnya ayah tidak begitu mengerti maksudnya itu jadi ayah tidak menanyakan letak barang berharga yang di simpannya itu."

"Aneh. Kita membutuhkan waktu yang lama untuk mencari nya. Tapi ada pembunuh keji yang juga mengetahuinya."

"SIAPAA???" Yuan Thio langsung melesat ke atas mendobrak langit langit.

Yuan Xian pun mengikuti ayahnya.

"Pembunuh itu masih disini." Kakek tua itu mengejar bayangan yang berlari menuju hutan.

Terjadilah kejar kejaran. Yuan Chen menggunakan [Langkah Ye Shang] memasuki kegelapan malam.

Sampai akhirnya ayah dan anak sampai di dalam hutan.

"Larinya cepat sekali." Kakek tua itu kehilangan arah.

"Ayah melihat orangnya?"

"Tidak. Tapi dia memakai pakaian dari keluarga Yuan. Sepertinya dia sedang menyamar."

"Larinya begitu cepat sampai sampai Ayah sendiripun tidak dapat mengejarnya. Berarti dia sangat ahli."

"Anehnya lagi, Dia juga mengerti seluk beluk hitan ini seolah dia sudah terbiasa di dalam hutan ini. Sepertinya dia orang dalam." Curiga Kakek tua itu.

"Hah? Tidak mungkin Ayah. Siapa yang memiliki kekuatan pencabut jantung yang mengerikan dan memiliki kemampuan tinggi berlari cepat di dalam keluarga Yuan."

"Larinya memang cepat. Tapi aura nya kecil menunjukkan kekuatannya juga tidak tinggi. Kecuali dia di tingkat Ascending yang dapat menyembunyikan aura nya." Si Kakek ini terus berpikir. "Dia sudah lari jauh. Sebaiknya kita kembali mengurus pemakaman adikmu."

Mereka berdua pun kembali ke kediaman Yuan Bun.

Sementara di hutan itu ada sebuah pohon yang ada lubang kecil nya. Chen keluar dari lubang itu. Sejak kecil dia sering bermain di hutan ini jadi sudah pasti dia mengetahui semua hal di tempat ini. Termasuk lobang di pohon ini yang sering dijadikannya tempat persembunyian.

Dia mendengar semua pembicaraan kakeknya. Jadi kakeknya ini lah yang mengambil peta itu.

Untuk menghadapi Pamannya Yuan Xian mungkin masih bisa tapi untuk melawan kakeknya itu pasti tidak mungkin menang. Bahkan dalam kehidupan lama nya pada saat umurnya 35 tahun barulah dia bisa mengalahkan kakeknya.

Mengenai harta Karun, kakeknya tidak akan mendapat apapun karena dirinya akan berangkat terlebih dahulu ke tempat harta Karun. Apa lagi dua bulan ke depan akan di adakan Pertarungan Pemuda Keluarga Yuan, pasti mereka tidak sempat datang ke lokasi dalam waktu satu dua bulan ini.

Pemuda ini teringat pada kehidupan sebelumnya, dia turut ambil bagian dalam acara tahunan pertarungan pemuda keluarga Yuan dimana dia membunuh Yuan Jian disana.

Kini membantai keluarga Yuan bukan lagi prioritas utamanya. Tapi meningkatkan kekuatan sendiri terlebih dahulu yang lebih utama.

Di tempat harta Karun itupun selain banyak barang barang berharga juga terdapat tumbuh tumbuhan langka serta areal yang kaya akan energi sebagai fasilitas pengembangan diri.

Langkah awal sebelum mencapai perbukitan di Ban Cheng, tempat harta Karun berada, maka sebaiknya menuju kota Yaopin terlebih dahulu. Disana terdapat Bunga Teratai Naga. Itu adalah Bunga yang dapat menaikan tingkatannya sampai ke peringkat Alam.

Dalam kehidupan sebelumnya, Chen terlambat mendapatkan Bunga Teratai Naga. Karena dirinya tertahan di Pertandingan Tahunan Pemuda Keluarga Yuan, membuatnya tidak dapat mengikuti pelelangan di kota Yaopin. Dimana disana Bunga Teratai Naga di lelang. Seseorang telah mendapatkan Bunga itu dalam pelelangan terlebih dahulu.

Saat ini dia harus lebih cepat datang ke kota Yaopin sebelum pelelangan di mulai. Dia juga mengabaikan Pertandingan Pemuda Keluarga Yuan yang akan di selenggarakan dua bulan lagi. Dulu di tempat pertandingan keluarga inilah dia membunuh Yuan Jian. Sekarang itu bukan obsesinya lagi.

Chen membuat dirinya menghilang dari Keluarga Yuan yang telah menganggapnya telah mati.

Sebelum itu dia harus mengambil dua buku ilmu bela diri yang terdapat di perpustakaan Yuan di pusat kota Yuan.

Chen lalu meninggalkan tempat itu menuju kota Yuan.

Yuan Chen memutuskan nantinya akan pergi ke Kota Ban Cheng. Dia juga mengubah namanya menjadi Ye Sang seperti nama Kultivator di dalam goa.

Biarkan saja orang akan menganggap Yuan Chen sudah mati. Sengaja dia lakukan ini agar tidak ada yang tahu kalau dia yang membunuh Yuan Bun.

Sejarah memang telah berubah tapi tekadnya sekarang adalah Mengubah Masa Depan.

下一章