Akhirnya kini mereka pulang setelah sekian lama di suasana yang berbeda.
Sesampainya dirumah bahkan tidak ada satupun pesan masuk dari Damar, Kania berinisiatif mengirim pesan lebih dulu.
"Jangan terlalu diforsir, hari ini kakak bekerja sangat keras, jangan lupa jaga kesehatan!" Pesan itu meluncur dan tanda ceklis biru dua segera terlihat, menandakan pesan itu sudah dibaca oleh si pemilik ponsel.
Damar hanya membuka pesannya, dan kembali menaruh handphonenya itu. Rasa bersalah dihatinya semakin menggunung, seharusnya bahkan ia benar-benar tidak melakukan ini.
Suara dentingan ponsel membuat Kania segera meraih benda persegi panjang itu, namun raut wajah nya segera meredup, bukan nama Damar yang tertera dipesan itu melainkan nomor baru.
"Hai Kan, aku Adi!" Tulis pesan itu, langsung memberi tahu nama sang pengirim.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者