Hanya laki-laki lemah yang berani memukul dan bertindak kasar kepada perempuan
Revanya melangkahkan kakinya menuju kelas. Bisik-bisik beberapa siswa masih terdengar namun cewek itu mengacuhkannya.
"Selamat pagi Revanya," Alan berdiri di ambang pintu kelas, tersenyum jahat ke arah Revanya.
"Minggir," ujar Revanya dingin.
"Gak sebelum lo turutin permintaan gue," Alan memandang Revanya penuh kebencian.
Revanya memandang Alan sebentar lalu berbalik hendak meninggalkan kelas, namun Alan lebih dahulu mencegah cewek itu.
"Eits, tidak semudah itu baby," Alan berbisik tepat di telinga Revanya.
"Mau apa lagi lo?" tanya Revanya dingin tanpa menatap cowok di depannya.
"Lo jadi pacar gue, dan gue bakalan biayain semua kebutuhan hidup lo," Alan menyeringai lebar.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者