"Pagi, Yah. Pagi, Bu?!" ucap Irza saat dia tiba di meja makan di pagi saat ini untuk sarapan. Sudah ada kedua orang tuanya juga kedua adik kembarnya.
"Yang benar dong, Bang. Masa ayah harus koreksi kamu untuk hal seperti ini terus. Diza aja bisa loh," omel Dirga tanpa mengubah titik atensinya.
"Diza apa, Nak?" tanya Dirga pada putri bungsunya itu.
"Ibumu. Ibumu. Ibumu. Lalu ayahmu," jawab Diza dengan lancar seperti sudah dibreafing sebelumnya.
"Pagi, Ibu. Pagi, Ayah," ulang Irza tanpa terlihat di kedua manik matanya kalau dia sedang mengeluh dalam hatinya, tidak. Irza bukanlah orang yang seperti itu.
"Makan dulu, ya? Ingat ini meja makan bukan arena debat," ucap Zaskia memberikan ultimatum pada suami juga ketiga anaknya.
"Iya, Bu." Keempat orang itu tampak satu suara untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginan sang ratu di rumah itu.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者