Marlon mengerutkan keningnya, menatap tajam Arya. Melihat tatapan tersebut Arya sudah mulai tahu akan kemana pembicaraan akan berlanjut. Daripada membuat keributan untuk kedua kalinya, bisa-bisa Arya ditendang dan diusir oleh Sherla dan ibunya. Kemudian Arya menaiki anak tangga, kembali ke kamar sejenak untuk membuka pesan yang dikirim Marlon kemarin malam.
Arya membacanya dengan teliti pesan yang cukup panjang tersebut. Bahkan dalam satu waktu saja temannya itu bisa menanyakan tiga pertanyaan yang berbeda. Benar-benar merepotkan sedangkan Arya memang tak sepenuhnya selalu memegang ponselnya, kecuali jika sedang ingin. Tak ingin membuat ketiga temannya menunggu terlalmu, ia memutuskan keluar dari kamar begitu selesai membaca pesan dari Marlon. Dan… yah, Arya tak membalasnya mengingat Marlon sedang berada di rumahnya saat ini. Setidaknya ia telah memenuhi permintaan temannya itu.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者